AGAM, HALUAN — Seorang anggota Polsek Kecamatan Bonjol Pasaman, Aiptu Zul Khadri yang membawa 1,1 kubik kayu banio terpaksa menjalani perawatan intensif di ruang bedah Azzahra Rumah Sakit Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi. Korban babak belur dihajar massa di Lariang Simauang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam.
Aiptu Zul Khadri di ruang bansal di RS Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi, Selasa (20/9) siang menceritakan, peristiwa pengeroyokan terhadap dirinya terjadi setelah magrib, Senin (19/9). Awalnya, Zul mengaku datang ke Jorong Lariang Simauang membeli kayu kepada ketua pemuda setempat. Kayu itu akan digunakan untuk membangun rumah eteknya bernama Cah.
Setelah kayu dinaikkan ke atas mobil L-300 BA 8192 TE, sekitar pukul 19.00 WIB, ketua pemuda tadi berpesan: “Nanti kalau ada orang bertanya di bawah, tolong sampaikan ini kayu milik ketua pemuda. Mereka sudah tahu itu,” kata Zul Khadri menirukan percakapannya saat kayu akan diangkut ke Bonjol.
Tidak berapa jauh dari lokasi, Wali Jorong Lariang Simauang menyetop mobil korban dan bertanya. Ini kayu siapa dan kepada siapa dibeli? korban menjawab sesuai petunjuk yang disampaikan ketua pemuda.
Dalam percakapan korban dengan wali jorong, tiba-tiba terdengar suara “baka otonyo, baka otonyo” (bakar mobilnya, bakar mobilnya-red). Mendengar suara itu, korban langsung menstarter mobilnya dan berlalu pergi.
Ternyata tidak berapa jauh dari TKP percakapan wali jorong dengan korban, malang bagi Zul. Ban mobilnya kempes kena paku. Saat itulah pemuda ramai-ramai mendatanginya dan terjadilah adu mulut. Akhirnya diselesaikan ke kantor Jorong setempat dan dihadiri Wali Nagari Nan Tujuah Hendrizal.
Saat berada di kantor Jorong bersama wali nagari setempat, wali nagari menelpon Dinas Kehutanan dan Polhut Agam. Sembari menanti kedatangan dinas kehutanan Agam dari Lubuk Basung, perut korban merasa lapar dan dia minta izin kepada wali nagari serta menyerahkan kunci mobilnya.
“Sesampainya di luar, para pemuda setempat mengatakan “hoi kama waang. (hei kemana kamu). Korban menjawab, saya mau beli nasi. Pemuda pun menjawab, tidak bisa jalan kaki, kamu pakai saja motor ini, nanti kamu lari.
Mendengar ada motor yang akan dipinjamkan, Zul merasa senang. “Syukurlah kalau ada motor yang bisa dipakai,” kata korban.
Namun pemuda lain menyela, waang kecek an perai sajo mambao motor ko (kamu sangka gratis saja memakai motor ini). Korban menjawab, “Kalau harus saya bayar, ya saya bayarlah.”
Dalam percakapan dengan pemuda itulah, tiba-tiba tinju melayang dari seorang pemuda berciri-ciri kumis tebal, rambut sulah dan pakai baju kaos putih. Lalu diikuti pemuda lain hingga korban diinjak-injak sampai ke dalam bandar. Korban tidak bisa berbuat apa-apa hingga tak sadarkan diri.
“Kalau tidak cepat dilerai walinagari, mungkin nyawa saya sudah tiada, karena saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi,” kata Zul Khadri.
Wali Nagari Nan Tujuah Hendrizal sampai berita ini ditulis, HP-nya tidak bisa dihubungi. Sementara Camat Palupuh M Arsyid kepada Haluan membenarkan adanya pengroyokan terhadap seorang anggota Polsek Bonjol oleh pemuda Lariang Simauang.
Pengeroyokan itu terjadi karena diduga Zul Khadri akan melarikan diri. “ Saya tadi pagi mendapat informasi dari walinagari, bahwa pemuda setempat mengeroyok anggota Polsek Bonjol itu, karena mereka duga Zul Khadri akan melarikan diri saat diamankan di kantor Jorong,” kata M Arsyid.
Sementara Kepala Dinas Kehutanan Agam Yulnasri yang dihubungi Haluan tidak bisa memberi penjelasan tentang duduk persoalan penangkapan kayu di Lariang apakah kayu itu memiliki surat-surat atau tidak.
“Ambo rapek dengan Sekda di kantor Bupati. Silahkan aja bapak kordinasi dengan Dansatgas Polhut atau Khairi, Dt Pen dan Andi,” jawab Yulnasri via SMS kepada Haluan.(jon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar