jakarta - Singgalang Pemerintah Sumbar diminta mampu memanfaatkan peluang dampak dari realisasi investasi pembangunan koridor ekonomi Sumatra, yang jumlahnya mencapai Rp324,085 triliun atau 45,38 persen. Target yang dipancang dalam MP3EI, Rp714 triliun. Meskipundalam MP3EI itu tidak termasuk Sumbar, tapi secara tidak langsung akan berpengaruh dan melibatkan daerah ini asal dimanfaatkan. Salah satu potensi yang bisa dimanfaatkan dari sisi transportasi, karena di sini ada Teluk Bayur dan BIM. Hal ini diungkapkan anggota DPR RI, Darizal Basir kepada Singgalang di Jakarta, Senin (19/9) Menurutnya, meski tidak masuk dalam rencana MP3EI tapi banyak peluang yang bisa dimanfaat kan. “Koridor Sumatra salah satu fokusnya kan perkebunan sawit, untuk pengiriman barang membutuhkan barang maka diperlukan pelabuhan. Di sinilah letak keuntungan kita, karena bisa menjadi pelabuhan terbesar di Sumatra,” ujar Darizal. Untuk itu, Darizal mengusulkan pemerintah daerah segera melakukan perluasan kawasan Teluk Bayur dan melengkapi sarana dan prasarananya. Karena dengan adanya investasi yang lumayan besar, maka akan ada geliat ekonomi yang besar pula. Tanpa adanya sarana pendukung sulit akan mendapatkan sisi positif dari MP3EI tersebut. Seperti yang diberikan Singgalang sebelumnya, nilai investasi Rp324,085 triliun itu bera sal dari investasi di enam lokus prioritas Rp245, 34 triliun. Kemudian investa si infrastruktur bidang listrik dan gas Rp78,745 triliun. “Itu baru listrik dan batubara. Nilainya saja sudah Rp78 triliun. Sawit beda lagi. Jadi totalnya nanti bisa saja mencapai Rp714 triliun,” ucap Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto mengomentari realisasi investasi yang masuk ke koridor ekonomi Sumatra dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Enam lokus prioritas senilai Rp245,34 triliun itu yakni kawasan Sei Mangke, kawasan industri Dumai, Tanjung Api-Api dan Tanjung Carat, Muara Enim, kawasan strategis nasional Selat Sunda, dan Cilegon. Sei Mangke, Dumai, dan Muara Enim akan diarahkan pada kegiatan ekonomi utama bidang kelapa sawit. Sedangkan Tanjung Api-Api difokuskan pada bidang batubara, Selat Sunda pada jembatan Selat Sunda, dan Cilegon pada besi baja. Nilai investasi listrik dan gas Rp78, 745 triliun berasal dari 34 proyek dengan masa periode mulai 2011 hingga berakhir 2015. Menurut bisniscom dari 34 proyek, investasi terbesar yakni PLTU Mulut Tambang Riau 2x3.000 MW di Riau senilai Rp9 triliun. Investasi yang juga besar yaitu pembangunan PLTU Mulut Tambang 4x150 MW Sumsel Rp8,4 triliun dan pembangunan PLTU Mulut Tambang Sumsel 2x300 MW dengan nilai investasi Rp7,8 triliun. Ketua Tim Kerja Koridor Ekonomi Sumatra Zulkifli Hasan mengatakan indikasi investasi keenam lokus yang Rp245,43 triliun itu bukanlah investasi pasti. Nilai itu ha nyalah investasi yang sudah terdaftar hingga 2014. (ags) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar