RUTENG, KOMPAS.com - Setelah ditunggu kurang lebih 30 tahun, sekitar dua bulan lagi listrik panas bumi atau geothermal Ulumbu di Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan menyala.
Dari potensi tersedia, sumber listrik itu mampu menerangi kota dan perkampungan warga di seluruh Pulau Flores. Namun untuk tahap awalnya tereksploitasi 10 MW (mega watt) dengan prioritas untuk kebutuhan listrik di Manggarai dan sekitarnya.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Manggarai, Chris Rotok dalam percakapan di Ruteng (kota kabupaten), Selasa (20/9/2011) malam. Dalam percakapan itu ia didampingi oleh Wakil Bupati Manggarai, Kamelus Deno, Sekda Manggarai Paul Bero dan sejumlah pejabat lainnya.
"Kami sudah melakukan uji coba pelepasan panas bumi itu, Senin lalu (19/9/2011) dan berhasil melepaskan panas bumi berkekuatan 10 MW itu," jelas Chris Rotok.
Sumber panas bumi Ulumbu sekitar 40 km dari Kota Ruteng, sebenarnya sudah mulai digarap sejak tahun 1980-an. Terakhir melakukan penggalian melalui tiga titik sumurnya, namun tidak berlanjut.
Satu dari ketiga titik sumur itu dibenahi lagi sejak dua tahun lalu dan kini siap menjadi sumber listrik setidaknya bagi Manggarai. Pengerjaan berjalan relatif lancar setelah Pemerintah Kabupaten Manggarai membangun jalan hot-mix sejauh kurang lebih 15 km dari titik Ulumbu hingga Pelabuhan Iteng, pelabuhan yang diandalkan menurunkan berbagai alat berat dan material yang dibutuhkan untuk eksploitasi panas bumi Ulumbu.
Sementara masyatakat sekitar Ulumbu juga sudah diimbau tidak merusak kawasan hutan seputar kawasan agar ketersediaan air terjaga . Ketersediaan air sangat dibutuhkan agar proses produksi listrik panas bumi itu tidak terganggu.
"Pak Dahlan Iskan (Dirut PLN) malah merencanakan peresmiannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," tambah Chris Rotok tanpa merinci kapan peresmian dimaksud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar