Manusia tertinggi di Indonesia asal Provinsi Lampung, Suparwono (26), dengan tinggi badan 242 centimeter, mengharapkan dunia kepariwisataan Provinsi Lampung semakin maju, terlebih lagi dengan akan digelarnya agenda kepariwisataan nasional di Lampung, Festival Krakatau (FK) XXI tahun 2011.
“Harapan saya dunia kepariwisataan Lampung ke depan makin maju,” kata Suparwono di Banarlampung, Kamis (15/9), ketika ditanya soal akan segera digelarnya rangkaian kalender tetap kepariwisataan nasional Festival Krakatau 2011 tersebut.
Pria yang mengaku lahir di Pagelaran, Kabupaten Tanggamus, Povinsi Lampung (kini Pringsewu) 4 November 1985 itu mengatakan, setelah dirinya ‘dinobatkan‘ sebagai “Duta Wisata Lampung” oleh Gubernur Lampung Sjachroedin ZP sejak tahun 2009, siap menyukseskan ajang kepariwisataan Lampung, termasuk Festival Krakatau.
“Saya dijadikan Duta Wisata Lampung sejak tahun 2009, dan selalu siap untuk membantu semua pihak untuk turut memajukan kepariwisataan Lampung,” katanya.
Suparwono, yang selalu merendah dan mengaku kini menjadi pengangguran itu tinggal di Desa Trituggal Jaya, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubabar), Provinsi Lampung.
Namun ketika dimintai identitas seperti kartu nama oleh simpatisannya, “Si Jangkung” Lampung itu berseloroh tidak punya.
“Jangankan kartu nama, KTP saja saya nggak punya, Ha ha ha...” katanya tertawa lebar sambil membetulkan posisi ujung celana panjangnya.
Guna menjalankan tugasnya sebagai “Duta Wisata Lampung” itu, Suparwono juga telah mendapat bantuan sebuah mobil operasional khusus yang didesain sesuai dengan ukuran postur tubuhnya untuk mobilitas dirinya.
Mobil bak terbuka warna biru itu dilengkapi pula tulisan “Suparwono” di bagian belakang, dan tulisan “Duta Wisata” di kedua pintu kanan dan kirinya.
Saat duduk, berjalan, turun, dan akan naik ke mobilnya, dia selalu menjadi pusat perhatian warga, dan kebanyakan dari mereka langsung mengajak berfoto bersamanya dengan beragai ekspresi, baik melalui kamera maupun telepon genggam, dan Suparwono pun nampak selalu melayaninya secara bergantian dengan senang hati.
Ketika dikonfirmasi tentang tinggi badannya, Suparwono beberapa kali menyebutkan bahwa tingginya 242 cm, dan dia mengklaim merupakan manusia tertinggi nomor dua di dunia setelah manusia tertinggi di dunia berasal dari negara Turki, namun dia tidak menyebutkan nama dan tinggi badan warga asal Turki itu.
Duta Wisata Lampung Suparwono, pekan lalu juga diudang khusus oleh Gubernur Lampung Sjachroedin ZP untuk hadir dan memeriahkan acara Halalbihalal Idul Fitri 1432 H/2011 M di jajaran pejabat Eselon II, III, dan IV Pemdaprov Lampung di Gedung Mahan Agung, (Rumah Dinas Gubernur Lampung), dan Halalbihalal gubernur Lampung dengan sekitar 5.000 PNS di jajaran Pemdaprov Lampung.
Pada kesempatan itu Suparwono diberi kesempatan duduk di panggung tamu utama sejajar dengan pejabat eselon II dan III Pemda Provinsi Lampung.
Bahkan, setelah acara usai, dia “diserbu” penggemar termasuk Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Fokorpimda) Lampung, Wagub Lampung, MS Joko Umar Said, Sekdaprov Lampung, Berlian Tihang, para pejabat, PNS, termasuk wartawan untuk berfoto bersama.
Suparwono yang berusia 26 tahun ini memang luar biasa. Suparwono mulai mengalami tinggi badan tidak normal sejak kelas tiga SD. Hingga pada usia 15 tahun, ia telah memiliki tinggi 2,25 meter. Namun Suparwono merasa tak nyaman dengan tinggi badannya. Sejak mengalami cedera tahun 2002, saat bergabung dengan klub basket di Surabaya, Jawa Timur, kegiatan pemuda ini hanya makan dan tidur saja.
Ia merasa persendiannya lemas. Jalanpun ia harus agak membungkuk. Tapi, sebagai orang muda, Suparwono tetap memiliki cita-cita. Ia ingin membantu ekonomi keluarganya dan memiliki pasangan.
Tak hanya itu. Suparwono pun berharap bisa mengikuti jejak manusia supermini di Indonesia, Ucok Baba, yakni menjadi artis. Modalnya tentu saja ukuran badannya yang tidak biasa itu. Maklum, kalau bakat akting, Suparwono mengaku tidak punya samasekali.
Porsi makan Suparwono ternyata sebanding dengan ukuran badannya. Untuk satu kali makan, ia mampu menghabiskan tujuh kali porsi orang normal. Apalagi dibanding dengan porsi makan Ucok Baba.
Bagi Suparwono, makan tak harus tiga kali sehari. Bila lapar, ia langsung makan. Padahal aktivitasnya hanya makan dan tidur. Akibatnya, tubuhnya sering lemas. Biasanya ia makan daun singkong, sambal terasi, lauk, umbi-umbian, daging satu hari tiga kilogram. Saat ini, Suparwono, dengan difasilitasi Metro TV, sedang menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Siloam Jakarta Barat. Suparwono akan menjalani pemeriksaan oleh tim dokter bedah ortopedi.(naz/ant/berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar