PEMPROV SUMBAR JALIN KERJA SAMA DENGAN JEPANG
PADANG, HALUAN — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) terus berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Kali ini menjalin kerja sama dengan perusahaan PT Yukotesa Mirai untuk pemagangan para alumni sekolah pertanian ke Jepang.
Pelatihannya pun dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Padang atau dulu dikenal Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP). Sekolah yang berada di bawah naungan Dinas Pertanian ini ditunjuk sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Praktek Kerja ke Jepang di Sumatera Barat.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno kepada wartawan Jumat (16/9), usai penandatanganan kesepakatan kerja sama mengatakan, bukan yang pertama kalinya dilakukan kesepakatan ini. Sebab Pemkab Tanah Datar telah memulainya sejak 2006 lalu dengan mengirim generasi muda setempat magang ke Jepang selama 3 tahun.
Usai menjalani proses pemagangan, mereka kembali ke kampung halamannya. Dan diharapkan mereka dapat terjun ke masyarakat menggerakkan sektor pertanian di daerahnya.
Peserta magang yang dijalin Pemprov Sumbar ini tak perlu khawatir bila kelak kembali ke kampung halaman, tenaga mereka akan diserap.
“Setelah tiga tahun magang di Jepang, mereka akan kembali ke daerahnya. Kita akan berkoordinasi dengan seluruh pemko/pemkab agar menampung dan memanfaatkan tenaga mereka dan mengembangkan ilmu pertanian yang diperolehnya selama di Jepang,” terang Irwan.
Perusahaan Jepang yang bakal menerima siswa magang ini adalah koperasi-koperasi yang bergerak di bidang pertanian. Mereka yang hadir saat itu merupakan pengurus dari koperasi di Provinsi Kagawa yang sebelumnya pernah datang ke Sumbar beberapa waktu lalu, seperti Mr Takeuchi, Mr Matsumoto Masaru, Mr Uehara Shunji, Ms Hisako dan Ms Myoshi.
Pimpinan Yukotesa Mirai Padang, Erlim Contesa menjelaskan, magang ke Jepang menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan masyarakat daerah ini.
“Di mata orang Jepang, pertanian di Sumbar dinilai masih primitif (tradisional), melulu menggunakan tenaga manusia. Sementara di Jepang, semua dikerjakan dengan sistem mekanisasi. Hasil produksi padi mereka juga melimpah dengn areal tanam yang terbatas,” kata Erlim Contesa.
Pemkab Tanah Datar hingga kini telah dikirim sebanyak 60 orang. Mereka yang telah kembali menerapkan ilmu yang mereka peroleh. Bahkan dengan gaji yang diperoleh selama magang, bila dijadikan modal untuk mengembangkan berbagai usaha.
Kerja sama yang terjalin saat ini baru dapat direaliasikan tahun depan. Saat ini mereka akan memasuki tahap pelatihan dan bimbingan baik soal bahasa, adat istiadat maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan Jepang. Calon peserta magang yang sudah mendaftar di SMK-PP sampai saat ini berjumlah 30 orang.
“Rencananya kita akan berangkatkan mereka magang ke Jepang tahun depan, setelah mengikuti pelatihan dan bimbingan. Selama magang, mereka mendapatkan hak akomodasi, uang saku dan juga asuransi,” kata Irwan Prayitno.
Syarat peserta magang tidak sulit, berasal dari masyarakat umum dengan pendidikan minimal setara SMA, terutama tamatan sekolah pertanian, diploma tiga maupun sarjana. Yang penting, mereka harus lulus pelatihan dan bimbingan. Apalagi Jepang tidak membatasi peserta magang.
Setiap tahun Jepang membuka kesempatan kerja bagi 30.000 orang dari 7 negara, masing-masing Indonesia, China, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja dan Philipina. Tetapi kebanyakan peserta magang berasal dari China mencapai 80 persennya, disusul peserta magang asal Thailand, Vietnam dan baru Indonesia. (h/vie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar