Padang - Singgalang Guna mengimbangi pertumbuhan bisnis sektor perhotelan dan restoran di Sumbar yang tumbuh cukup signifikan, Pemerintah Provinsi Sumbar, khususnya kabupaten/kota yang memiliki potensi pariwisata, diminta untuk menjaga infrastruktur dan kelayakan objek wisata serta melakukan promosi yang intens. Pasalnya, pasca gempa tahun 2009, investasi di sektor perhotelan, khususnya untuk Kota Padang meningkat tajam. Berdasarkan data Persatuan Hotel dan Restoran (PHRI) Sumbar, jumlah kamar hotel di Sumbar hingga saat ini mencapai 4.000 kamar, atau naik sebesar 25 persen dari sebelumnya 3.000 kamar.
Bahkan, berdasarkan data Kantor Bank Indonesia (KBI) Padang, sektor perdagangan, perhotelan dan restoran, tercatat sebagai penyerap kredit terbanyak sepanjang tahun 2011 ini dari sepuluh sektor perekonomian.
“Sekarang ini banyak pertumbuhan hotel baru di daerah kita. Artinya, Sumbar masih diminati investor untuk menanamkan modalnya pada sektor bisnis perhotelan dan akomodasi,” kata Ketua PHRI Sumbar, Maulana Yusran saat dihubungi Singgalang, Selasa (20/9).
Menurut Maulana, selama ini belum terlihat upaya signifikan dari pemerintah untuk lebih mengoptimalkan infrastruktur dan kelayakan sektor pariwisata di Sumbar. Bahkan, upaya untuk melakukan promosi secara berkesinambungan dinilai masih belum maksimal. Misalnya menggaet iven-iven partai politik dan organisasi lainnya untuk diadakan di Sumbar.
Indikasi belum maksimalnya upaya promosi potensi wisata di Sumbar terlihat dari belum adanya kalender resmi kegiatan kepariwisataan. Seharusnya, Pemprov sudah memiliki kalender kepariwisataan, agar para wisatawan mancanegara maupun lokal juga memiliki jadwal kegiatan kepariwisataan di Sumbar.
“Selama ini kegiatan kepariwisataan selalu diadakan pada saat peak season, jadi hunian kamar itu jadi over load. Bahkan banyak para wisatawan yang nginap di rumah-rumah penduduk. Ini juga harus jadi perhatian pemerintah. Persoalan itu sudah pernah kita sampaikan dulu pada pemerintah,” tegas Maulana.
Jika upaya-upaya pembenahan sektor kepariwisataan di daerah ini tidak segera dilakukan, ia khawatir, investasi di sektor perhotelan dan restoran yang tengah tumbuh semakin menurun dari tahun ke tahun.
Perlunya pengoptimalan potensi pariwisata serta promosi yang berkesinambungan juga disampaikan Wakil Ketua Umum Bidang Pariwisata Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumbar, Ian Hanafiah. Disapaikan Ian, maju atau tidaknya investasi di sektor perhotelan di Sumbar tak terlepas dari campur tangan pemerintah.
Jika pemerintah serius menggarap potensi kepariwisataan, Maulana yakin potensi pariwisata Sumbar tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia.
Jika upaya promosi dan pembenahan potensi pariwisata maksimal, mereka optimis, bisnis perhotelan dan pariwisata ke depannya akan sangat prospektif. Bahkan, mereka berharap, agar pemprov dan pemerintah kabupaten/kota, mau duduk bersama dengan para pengusaha unuk lebih memaksimalkan sektor pariwisata di daerah ini. (ted
Bahkan, berdasarkan data Kantor Bank Indonesia (KBI) Padang, sektor perdagangan, perhotelan dan restoran, tercatat sebagai penyerap kredit terbanyak sepanjang tahun 2011 ini dari sepuluh sektor perekonomian.
“Sekarang ini banyak pertumbuhan hotel baru di daerah kita. Artinya, Sumbar masih diminati investor untuk menanamkan modalnya pada sektor bisnis perhotelan dan akomodasi,” kata Ketua PHRI Sumbar, Maulana Yusran saat dihubungi Singgalang, Selasa (20/9).
Menurut Maulana, selama ini belum terlihat upaya signifikan dari pemerintah untuk lebih mengoptimalkan infrastruktur dan kelayakan sektor pariwisata di Sumbar. Bahkan, upaya untuk melakukan promosi secara berkesinambungan dinilai masih belum maksimal. Misalnya menggaet iven-iven partai politik dan organisasi lainnya untuk diadakan di Sumbar.
Indikasi belum maksimalnya upaya promosi potensi wisata di Sumbar terlihat dari belum adanya kalender resmi kegiatan kepariwisataan. Seharusnya, Pemprov sudah memiliki kalender kepariwisataan, agar para wisatawan mancanegara maupun lokal juga memiliki jadwal kegiatan kepariwisataan di Sumbar.
“Selama ini kegiatan kepariwisataan selalu diadakan pada saat peak season, jadi hunian kamar itu jadi over load. Bahkan banyak para wisatawan yang nginap di rumah-rumah penduduk. Ini juga harus jadi perhatian pemerintah. Persoalan itu sudah pernah kita sampaikan dulu pada pemerintah,” tegas Maulana.
Jika upaya-upaya pembenahan sektor kepariwisataan di daerah ini tidak segera dilakukan, ia khawatir, investasi di sektor perhotelan dan restoran yang tengah tumbuh semakin menurun dari tahun ke tahun.
Perlunya pengoptimalan potensi pariwisata serta promosi yang berkesinambungan juga disampaikan Wakil Ketua Umum Bidang Pariwisata Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumbar, Ian Hanafiah. Disapaikan Ian, maju atau tidaknya investasi di sektor perhotelan di Sumbar tak terlepas dari campur tangan pemerintah.
Jika pemerintah serius menggarap potensi kepariwisataan, Maulana yakin potensi pariwisata Sumbar tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia.
Jika upaya promosi dan pembenahan potensi pariwisata maksimal, mereka optimis, bisnis perhotelan dan pariwisata ke depannya akan sangat prospektif. Bahkan, mereka berharap, agar pemprov dan pemerintah kabupaten/kota, mau duduk bersama dengan para pengusaha unuk lebih memaksimalkan sektor pariwisata di daerah ini. (ted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar