DANAU SINGKARAK
TANPA DIKETAHUI PENYEBABNYA
SOLOK, HALUAN — Ratusan ikan keramba apung milik masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Petani Nelayan Pasir Singkarak (PNPS) di kawasan Danau Singkarak Kabupaten Solok mati setiap harinya. Ironisnya belum diketahui secara pasti apa penyebab matinya ikan-ikan di keramba apung proyek Pemprov Sumbar tersebut.
Di keramba apung itu sendiri saat ini tengah dibudidayakan ikan jenis Nila, dengan masyarakat setempat sebagai pengelolanya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Namun, akibat peristiwa itu dapat dipastikan masyarakat yang mengelola keramba apung tersebut terancam mengalami kerugian.
Dari informasi dan pantauan Haluan, di sekitar kawasan Danau Singkarak terdapat 21 unit keramba apung yang dikelola oleh masyarakat Nagari Singkarak yang tergabung dalam PNPS. Namun berapa nilai proyek pengembangan budidaya ikan dengan kerambang apung itu tidak diketahui secara pasti besarnya oleh para petani dan nelayan yang mengelola proyek tersebut.
Menurut sejumlah petani nelayan di Singkarak, ke-21 unit keramba apung dibagi dalam dua tahap yakni tahap pertama dengan 8 keramba dan dan tahap berikutnya dengan jumlah 13 keramba. Keramba apung yang dibangun oleh Pemprov Sumbar tersebut kemudian diberi bantuan 6 ribu bibit ikan dan 1 ton pakan untuk setiap satu unit keramba. Pengelolaannya kemudian diserahkan kepada masyarakat dalam bentuk kelompok.
Seperti yang dituturkan Nofrianto selaku Ketua Petani dan Nelayan di Nagari Singkarak, kelompok petani hanya sebagai pengelola dengan sistim bagi hasil. Namun semenjak bibit ikan disemai di dalam keramba apung, setiap hari ada saja bibit ikan yang mati tanpa diketahui penyebabnya.
Khusus untuk tahap II dengan 13 unit keramba apung, yang menurut Nofrianto dimulai sekitar tanggal 13 Agustus lalu, ribuan bibit ikan yang disemai juga mati. Tak ayal, para petani yang mengelola khawatir bakal mengalami kerugian yang cukup besar.
“Walau setiap hari ratusan bibit ikan mati tanpa diketahui penyebabnya namun hingga sejauh ini belum ada penanggulangan untuk menekan kerugian oleh pihak terkait,” paparnya.
Para petani nelayan, hanya bisa termangu dan berusaha membersihkan bangkai ikan yang mati dari setiap keramba. Mereka khawatir semua ikan yang ada juga akan ikut mati sebelum sempat dipanen. Hal yang sama juga dialami para petani yang mengelola 8 unit keramba tahap I.
Rencananya dalam waktu dekat ke-8 unit keramba tersebut akan dipanen. Namun para petani khawatir hasil yang akan didapat tidak sesuai dengan harapan semula, karena banyaknya ikan-ikan yang mati setiap hari tanpa diketahui penyebabnya. Para petani mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar. Namun kondisi matinya ikan di keramba apung yang dikelola oleh masyarakat di Nagari Singkarak masih belum juga teratasi. (h/ris)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar