Tak diduga, ternyata tumbuhan liar eceng gondok yang mengotori permukaan Danau Maninjau menjadi sumber pendapatan bagi ibu-ibu di kawasan Linggai, Jorong Tanjuang Batuang, Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Oleh ibu-ibu itu eceng gondok diolah untuk dijadikan berbagai macam barang souvenir seperti tas, sandal dan keset kaki. Kini usaha mengolah eceng gondok itu semakin banyak ditekuni ibu-ibu setempat dan merekapun telah membentuk kelompok dengan nama Kelompok Usaha Bersama.
Kepandaian mengolah eceng gondok untuk berbagai benda berharga diperoleh ibu-ibu kelompok Usaha Bersama setelah mengikuti pelatihan program PNPM beberapa waktu lalu.
Menurut Ketua Kelompok Usaha Bersama, Deswita AS, ide untuk menjadikan eceng gondok sebagai bahan baku benda-benda kerajinan muncul akibat masyarakat gusar melihat serangan eceng gondok yang menutup permukaan pantau danau sekitar Linggai, sehingga merusak pemandangan dan pinggiran pantai danau tidak dapat digunakan untuk tempat mandi atau usaha ikan keramba.
“Tetapi dengan keterampilan ibu-ibu eceng gondok dapat dimanfaatkan menjadi benda ekonomis. Hasil kerajinan dari eceng gondok itu telah banyak dijual di tempat-tempat penjualan souvenir di sekitar Danau Maninjau. Hasil penjualannya lumayan bagus, namun ke depan perlu pemasaran lebih luas,” kata Deswita.
Sementara itu menurut Camat Kecamatan Tanjung Raya, Syatria, untuk memperluas pemasaran hasil kerajinan dari eceng gondok itu telah dilakukan promosi dalam Pameran dan Pekan Budaya RRI Kalimatan 2011, pada Pertukaran Pemuda Sumbar dan Sulawesi serta telah ditayangkan dalam sebuah program televisi swasta Jakarta.
Namun untuk meningkatkan kualitas produksi pengrajin masih memerlukan teknologi berupa mesin pengering, bahan pengawet dan mesin jahit.
“Sekarang pengerjaannya memang masih dilakukan secara manual, namun kita akan mengkoordinasikan dengan dinas koperindag untuk mencari jalan keluar permasalahannya “ kata Syatria Rabu kemarin di Maninjau. (h/ks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar