Padang, Singgalang Akibat guru suka berkata kasar, ratusan siswa SMKN 4 Padang, Rabu (12/10) melakukan unjuk rasa. Mereka berorasi di lapangan sekolah dan sepakat melakukan mogok belajar. Sebelumnya, aksi demo ini akan dilaksanakan pada Senin (10/10), namun karena pihak sekolah mengantisipasi dengan mendatangkan pihak kepolisian, demo urung dilaksanakan. Namun, ternyata kemarin aspirasi mereka tetap tak tertahankan. Selain persoalan guru suka berkata kasar, unjuk rasa itu juga merupakan akumulasi dari banyak hal. Persoalan tiadanya kejelasan pungutan bulanan, pengadaan seragam yang tak sesuai kualitas dan minimnya fasilitas sekolah menjadi faktor meledaknya unjuk rasa. Saat orasi, Annisa, perwakilan siswa SMKN 4 mengecam guru yang sering melakukan in-intimidasi kepada siswa dengan berkata kasar. Mereka menilai, perkataan kasar tersebut tidak pantas dikatakan seorang guru kepada siswa. “Meski pun SMK identik dengan premanisme, tak perlu pula guru berkata kasar, apalagi kepada siswa,” tegasnya. Kondisi ini diperparah dengan adanya guru yang memakai pewarna rambut dan merokok saat jam pelajaran. Sementara siswa dilarang melakukan dua hal tersebut. Selain itu, siswa menuntut kejelasan pihak sekolah terkait seragam batik dan olahraga. Para siswa mengaku ditipu dengan pengadaan seragam olahraga dan baju batik yang tidak sesuai dengan harga yang dibayar orangtua mereka. Orang tua diharuskan membayar Rp80 ribu untuk baju batik, dan Rp85 ribu untuk baju olahraga. Namun harga tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang diterima. “Bahannya tipis, jahitannya buruk dan terasa panas. Seharusnya kami bisa dapat seragam yang lebih baik,” kata Annisa. Saat orasi terlihat beberapa siswa menggantung seragam tersebut di seutas tali, sebagai simbol penolakan seragam yang diberikan. Kemudian, buruknya fasilitas sekolah juga dijadikan faktor penyebab demo tersebut. Mereka diharuskan membayar uang praktik komputer, sementara dalam kurikulum mereka tidak diajarkan komputer sama sekali. Akibat demo itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Dian Wijaya datang untuk memediasi siswa dengan pihak sekolah. Untuk menyelesaikan persoalan, Dian mengajak semua siswa dan guru duduk bersama agar pihak sekolah tidak memberikan sanksi atas terjadinya unjuk rasa. Dian juga berjanji mengusut semua persoalan ini dengan tuntas. “Saat ini saya tengah membentuk tim pengawas sekolah, yang terdiri dari 43 orang. Sekolah mana pun yang melakukan penyelewengan dan intimidasi terhadap siswa, akan ditindak tegas,” ujar Dian menegaskan. (405) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar