PADANG, HALUAN — Manajemen Semen Padang menegaskan akan ikut kompetisi resmi PSSI yang diakui oleh AFC. Saat ini, kompetisi yang digulirkan PSSI adalah Indonesia Premier League (IPL). Sementara, PT Liga Indonesia sebagai penyelenggara kompetisi Liga Super Indonesia lalu juga berencana menggelar kompetisi yang direncanakan diputar pada 1 Desember mendatang.
“Kami tegaskan bahwa Semen Padang akan ikut kompetisi resmi PSSI yang diakui AFC. Kami tidak mau terjebak dengan kompetisi yang tidak jelas arahnya. Awalnya memang kami masuk kelompok 14 yang saat ini menentang PSSI, tapi setelah dibahas di tingkat manajemen maka kami menempuh jalur resmi atau ikut kompetisi resmi,” kata Dirut PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), Erizal Anwar kepada Haluan, Jumat (28/10) di Padang.
Erizal mengatakan awalnya SP masuk dalam kelompok 14 yang menentang kebijakan PSSI tentang pembagian saham 70-30 persen. Secara prinsip, kata dia, SP memang akan memperjuangkan perubahan saham liga supaya berpihak kepada klub. Minimal, lanjutnya, klub memegang saham mayoritas.
“Karena pembahasan mengenai saham, maka SP masuk dalam kelompok yang menentang. Namun di tengah jalan, kelompok ini melangkah semakin jauh dengan ingin berkompetisi bersama PT Liga Indonesia yang sudah dibekukan PSSI. Kondisi ini jelas tidak menguntungkan lagi. Kami keluar dari kelompok 14 dan mendaftarkan diri ke PSSI untuk ikut IPL,” terang didampingi Manajer Tim Asdian.
Ia mengakui bahwa saat ini banyak klub masih ragu-ragu dan melihat perkembangan PSSI. Hal itu terlihat adanya sejumlah klub yang bermain ‘cantik’ dengan masuk dalam kedua kubu yaitu PSSI dan kelompok 14 yang menentang PSSI dengan ikut menghadiri RUPS PT Liga Indonesia.
“Kalau SP ingin lurus saja. Tujuan kita mengikuti kompetisi adalah untuk bisa berkompetisi di level asia. Jadi wajar kami memilih kompetisi resmi yang diakui AFC,” terangnya.
Soal adanya kisruh di PSSI terkait dengan adanya upaya PT Liga Indonesia menggelar kompetisi Liga Super Indonesia, Erizal sangat menyayangkan hal tersebut. Hal yang terbagus menurutnya adalah kedua kubu duduk satu meja untuk memajukan sepakbola Indonesia.
“Harus diakui banyak ketidakpuasan sejumlah pihak terhadap kepengurusan PSSI sekarang ini. Hanya saja hal itu tidak boleh menghancurkan sepakbola Indonesia. Kalau masih saja bertikai terus, kapan majunya sepakbola Indonesia,” sebutnya. (h/rio)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar