PADANG - Manajemen skuad Semen Padang, PT. Kabau Sirah Semen Padang (PT. KSSP) kembali menegaskan akan ikut pada kompetisi resmi yang diputar PSSI. Sikap tegas itu diungkapkan Direktur PT. KSSP, H. Erizal Anwar kepada wartawan, Jumat (28/10) siang di Kantor PT. KSSP Komplek PT. Semen Padang. Soal adanya keinginan sekitar 13 klub bikin liga tandingan atau ISL, dengan tegas pula SP tidak akan ikut serta. “Keputusan kita (KSSP) sudah final. SP ikut digelaran kompetisi yang dibikin resmi PSSI. Kalau hari ini kompetisi profesional di Indonesia yang digagas PSSI bertajuk Indonesian Primier League, maka kita akan ambil bagian,” terang Erizal Anwar. Tim berjuluk Kabau Sirah itu ikut di kompetisi gelaran PSSI alasannya jelas. Pihaknya tidak mau nantinya, SP kalau lolos ke kompetisi yang dihelat AFC tapi tidak bisa tampil karena tidak tampil di kompetisi yang resmi. Kemudian, pasukan Nilmaizar bersama tiga asisten pelatih Delfi Adri, Zulkarnaen Zakaria dan Irwansyah juga telah menjalani laga pembuka musim kompetisi profesional Level I pada 15 Oktober lalu saat dijamu Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat. PSSI telah membentuk pengelola kompetisi musim ini dengan bendera PT. Liga Prima Indonesia Sportindo. Bahkan sudah berbadan hukum pula. Sudah itu, PSSI telah mencabut mandat PT. Liga Indonesia (PT LI) sebagai penyelenggara kompetisi profesional musim lalu. Pencabutan itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Nomor: SKEP/21/JAH/VIII/2011 yang ditandatangani Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin pada 22 Agustus 2011. Dalam statuta PSSI soal penyelenggara kompetisi juga diperkuat. Dalam Pasal 79 ayat (1) huruf a, menyebutkan PSSI yang mengatur, mengelola, dan menyelenggarakan kompetisi sepakbola profesional. Selanjutnya, Pasal 79 ayat (2) Statuta PSSI menetapkan, bahwa Komite Eksekutif dapat mendelegasikan pengelolaan kompetisi kepada liga di bawahnya. Hanya saja, Erizal yang saat memberikan keterangan itu didampingi manajer tim SP, Asdian, juga berharap PSSI yang dipimpin Djohar Arifin itu mesti mengkaji ulang soal saham klub kemudian penambahan klub yang terkesan dipaksakan. “PSSI harus berpikir bijaksana. Undang semua klub duduk semeja dan hasilkan keputusan yang elegan baik soal kepemilikan saham mau pun penetapan klub peserta. SP siap memberikan masukan cara pembagian saham itu ,” tambah Asdian. Soal kepemilikan saham, SP komitmen bakal memperjuangkan. Artinya untuk musim ini kepemilikan saham mesti mayoritas milik klub peserta liga karena para klub-lah yang berkompetisi. “Kita juga tidak mau memaksakan pembagian saham terlalu jauh antara milik PSSI dan klub peserta. Kalau selama ini ada wacana PSSI hanya memiliki saham 1 persen dan klub 99 persen kami rasa juga tidak bagus. Bagaimana pun PSSI itu juga butuh pendanaan dalam memutar kompetisi. Misalnya PSSI punya saham 40 persen maka klub 60 persen atau 45:55 . Intinya mayoritas saham milik klub,” tutur Erizal Anwar dianggukan pula oleh Asdian. (102) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar