KONFLIK PASAR RAYA PADANG
PADANG, HALUAN — Puluhan pengunjukrasa dari gabungan mahasiswa di Kota Padang pada Jumat (28/10) kemarin menuntut Kapolres Padang Kombes Seno Putro turun dari jabatannya, jika tak mampu menyelesaikan kasus ancaman pembunuhan oleh orang tak dikenal kepada para aktivis kampus, serta kasus dua oknum pejabat yang telah melakukan pemukulan ke pedagang Pasar Raya Padang pada insiden hari pertama Idul Fitri 2011 lalu.
Mahasiswa juga mempertanyakan sikap Polres Padang terkait konflik di Pasar Raya Padang, yang terkesan pihak Polres berpihak kepada Pemko Padang. Di saat pedagang membakar baju FWK, pedagang itu langsung diciduk dalam hitungan hari, sementara kasus ancaman pembunuhan dan pemukulan pedagang berjalan di tempat, padahal telah berlangsung lebih dari satu bulan.
“Kepolisian terkesan pilih kasih dan berpihak kepada Pemko Padang. Seharusnya kepolisian berada di tengah masyarakat, karena polisi bertugas sebagai pelindung dan pengayom masyarakat,” ujar Idrus, selaku juru bicara aksi.
Idrus yang merupakan salah seorang korban ancaman pembunuhan menilai, Polres Padang sangat lamban dalam menangani kasus ancaman pembunuhan tersebut. Padahal kasus itu telah dilaporkan beberapa bulan lalu. Begitu juga penyelesaian kasus pemukulan oleh oknum pejabat terhadap pedagang terkesan lamban, padahal mahasiswa telah menyerahkan bukti-bukti rekaman video.
Selain berunjukrasa ke Mapolres Padang, para mahasiswa itu juga melakukan unjukrasa di halaman Balaikota Padang. Di tempat itu, para mahasiswa sempat naik darah, karena Pemko Padang tidak memasang bendera merah putih di Balaikota, padahal 28 Oktober merupakan hari Sumpah Pemuda yang harus diperingati.
Di Balaikota mahasiswa juga sempat terlibat aksi dorong-dorongan dengan petugas keamanan, karena tidak diperkenankan masuk. Bahkan mahasiswa sempat menduduki Balaikota Padang dan memasang spanduk tuntutan mereka di lantai dua gedung tersebut. Mereka menuntut Pemko Padang segera memenuhi hak-hak Pedagang Pasar Raya Padang.
Konflik Pasar Raya Padang di Mabes Polri
Di Mabes Polri, delapan perwakilan mahasiswa dari Kota Padang ikut berunjukrasa dan bergabung dengan mahasiswa se-Indonesia. Di antara tuntutan mahasiswa se-Indonesia ini, ada dua tuntutan yang terkait dengan konflik Pasar Raya Padang.
Munizar, salah seorang mahasiswa perwakilan Padang yang ikut berunjukrasa di Mabes Polri mengatakan, sebelum berunjukrasa, mahasiswa se-Indonesia telah melakukan pertemuan di kawasan Tugu Proklamasi Jakarta. Disamping merumuskan isu nasional, mereka juga mengapungkan tuntutan dari permasalahan di daerah.
“Ada puluhan perwakilan mahasiswa dari 30 perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia yang mengikuti Kongres Indonesia Mahasiswa Menggugat. Untuk Sumbar, hanya dua tuntutan yang disampaikan ke Mabes Polri, yakni kasus ancaman pembunuhan aktivis kampus dan kasus dua oknum pejabat yang memukul pedagang,” ujar Munizar saat dihubungi Haluan tadi malam.
Menurutnya, perwakilan mahasiswa dari Kota Padang juga meminta dukungan kepada mahasiswa se-Indonesia untuk dua tuntutan tersebut dan meminta dukungan dalam memenuhi hak-hak Pedagang Pasar Raya Padang.
Mencekam
Sementara itu, Kondisi Pasar Raya Padang, terutama di kawasan Pasar Inpres II, III dan IV masih mencekam, hingga Jumat sekitar pukul 22.00. Para pedagang itu tetap siaga mempertahankan tempat jualan mereka dengan mempersenjatai diri dengan benda-benda tajam dan tumpul, seperti golok, samurai, batu dan kayu.
Para petugas kepolisian dan Satpol PP Padang juga tampak tegang. Puluhan intel dan buser kepolisian yang berpakain sipil juga tampak berpatroli mengelilingi kawasan rawan konflik tersebut.
Begitu juga dengan puluhan personil Satpol PP Padang juga berjaga-jaga di Balaikota Padang. Berbagai perlengkapan Satpol PP juga telah disiagakan, seperti tameng, tongkat rotan dan perlengkapan kemanan mereka.
Namun seolah-olah tidak akan terjadi apa-apa, para pedagang lain dan para pengunjung juga tetap beraktivitas seperti biasa. Sementara itu, sejumlah perlengkapan yang akan dipergunakan untuk memagar Pasar Inpres II, III dan IV juga telah dipersiapkan di Balaikota Padang.
Perlengkapan tersebut berupa seng yang telah dipaku dengan kayu, kawat berduri, serta perlengkapan lainnya. Namun hingga tadi malam belum ada kepastian apakah pasar tersebut akan dibongkar atau tidak. Memang, hingga pukul 23.00 belum ada tanda-tanda akan dilakukan pemagara. (h/wan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar