GELAR juara dalam sebuah iven kecil (uji coba), adalah sekedar penambah motivasi, sekaligus arena evaluasi. Bahkan, akan lebih baik tak juara, sehingga menumbuhkan kerja keras bagi sang pelatih dan pemain untuk menya dari kekurangan dan kelemahan serta perbaikan ke depan. Karena arena yang sesungguhnya beratus kali lipat beratnya. Dan beratus kali saratnya persaingan. Tak hanya soal teknis di lapangan tapi juga non teknis yang tak terperkirakan sebelumnya. Persiapan yang lebih awal, adalah bagian mutlak untuk bisa menjadi yang terbaik. Namun hal itu bisa dikesampingkan jika sistem dan kepintaran melakukan rekrutmen pemain tepat dan berdayaguna. Artinya, akan lebih baik membeli satu atau dua pemain saja tetapi mampu memberi nilai tambah bagi tim. Merekrut banyak muka baru juga belum tentu baik dalam menjaga keutuhan sebuah tim. Tepat membidik akan tepat sampai di sasaran. Langkah itu sudah dilakukan Tim Kabau Sirah Semen Padang. Melepas beberapa pemain lama dan memilih muka baru berkwalitas selain binaan sendiri, adalah langkah cerdas Manajemen PT Kabausirah Semen Padang dalam menyonsong Kompetisi Liga Super yang akan digulir bulan ini. Hanya ada nama Abdul Rahman dan Ferdinand Alfred Sinaga yang termasuk bidikan tepat. Kemudian para punggawa muda eks SP U-21, yang promosi ke Tim Senior adalah sebuah “kewajiban” manajemen yang mesti dilaksanakan. Mereka punya hubungan emosional yang membumi dengan tim. Tak seperti PSPS yang nyaris membindahkan semua pemain dalam Timnas ke Pekanbaru beberapa musim silam, tetapi ber-ending amburadul. Semen Padang adalah klub yang sarat pengalaman. Tahan banting dan tahan uji. Masa 31 tahun perjalanan Kabau Sirah dari Bukit Indarung ini, telah membawa ke arah profesional sejati . Dewasa dalam berfikir, dewasa dalam bertindak. Efektif dalam bekerja, selektif dalam memilih. Hendaknya semua itu juga diiringi oleh manajemen yang kreatif dan inovatif. Jeli melihat segala peluang dan pandai memanfaatkan berbagai kesempatan. Ukuran keberhasilan, tak hanya dilihat dari sukses membawa tim menjadi juara, tetapi juga bisa membawa kesejukan pada lingkungan kerja. Menetapkan Nil Maizar sebagai pelatih sejak musim lalu, adalah pilihan yang tepat. Selain punya kwalitas dan kapabalitas di sepakbola nasional, Ia punya tanggungjawab moral akan sebuah prestasi bagi klub yang pernah ia besarkan ketika jadi pemain dan tanggungjawab moral kepada tanah kelahirannya. Ia punya kwalitas ganda; profesional sebagai pelatih yang berlisensi dan berjatidiri pribumi sejati. Kwalitasnya juga sudah teruji. Kejeliannya mencari pemain juga patut dupuji. Tetapi semuanya perlu waktu untuk memberi bukti, apakah ke depan Semen Padang FC bisa menjadi klub yang disegani dan mampu menjadi klub yang bisa mewakili negeri ini ke iven yang lebih tinggi. Untuk mencapai semua itu, tampaknya Nil mesti bekerja keras lagi. Dua hasil uji coba melawan klub selevel; Pelita Jaya dan PSPS, pasukan yang dimanajeri Asdian, belum menggambarkan sebagai sebuah klub yang bakal menjadi bagian di Piala Champions Asia. Termasuk uji coba melawan Garuda Muda, Timnas SEA Games, Selasa petang kemarin. Di beberapa lini perlu pembenahan serius. Kerjasama tim juga tak maksimal. Stamina juga menjadi penyebab berkurangnya akselerasi dan inovatif pemain dalam melakukan serangan dan bertahan. Edward Wilson yang selama ini menjadi momok bagi lawan, dalam dua kali uji coba, belum seperti Edward musim lalu. Ia juga kehilangan sentuhan dan power yang selama ini menjadi senjatanya di lini pertahanan lawan. Adakah yang salah dalam penanganan Ellie Aiboy dan kawan-kawan pasca ditinggal pelatih fisik sebelumnya? Mungkin masalah ini tak kentara dengan kasat mata. Tetapi saya melihat ini juga perlu menjadi evaluasi guna mensingkronkan program pelatih teknik dan fisik, sehingga pemain benar-benar selalu dalam performance puncak. Bisa juga uji coba melawan Pelita, PSPS dan Timnas U-23, belum dalam fase tanding, karena pelatih punya program dengan sasaran kompetisi yang direncanakan pada 14 Oktober nanti. Terlepas dari semua itu, Nil tak boleh lengah. Tak ada salahnya Nil sebagai pelatih juga sedikit mempertimbangkan masukan-masukan dari siapa saja, termasuk para mantan pemain Semen Padang yang bergajibun di sekitar Nil. Sikap terlalu percaya diri akan memiskinkan kemampuan pribadi. Karena dalam kesempatan apapun dan peluang apapun, kita butuh orang lain. Sederhana saja; untuk tertawa pun kita perlu orang lain. Cobalah tertawa ketika tak seorang pun ada di sekitar kita. (**) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar