TIGA DIREKSI LAMA BERPELUANG
PADANG, HALUAN — Para pemegang saham PT Bank Nagari BPD Sumatera Barat telah menetapkan delapan nama calon direksi Bank Nagari untuk masa jabatan 2012-2016. Dari delapan nama calon yang dipilih oleh 21 pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Seri A di Hotel Basko Padang, Senin (24/10/2011) kemarin, termasuk tiga nama direksi yang sekarang masih menjabat. Mereka adalah Suryadi Asmi (Direktur Utama), Indra Wediana (Direktur Pemasaran), dan Syaiful Bahri (Direktur Kepatuhan).
Lima nama calon anggota direksi lainnya ialah Amrel Amir (Kepala Cabang Utama Padang), Yohannes (Kepala Divisi Pengawasan), Hamdani (Kepala Divisi IT), Manar Fuadi (Kepala Divisi SDM), dan Nazwar Nazir (mantan Direktur Utama periode 2004-2008).
RUPS Seri A PT Bank Nagari tersebut yang berlangsung tertutup dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno selaku kuasa pemegang saham pengendali. Rapat diikuti oleh 19 bupati/walikota se-Sumatera Barat selaku kuasa pemegang saham kabupaten/kota, serta perwakilan Koperasi Karyawan Bank Nagari yang juga salah satu pemegang saham.
Selain Gubernur Irwan yang didampingi Kepala Biro Perekonomian Ahmad Kharisma, tampak hadir Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadigue, Walikota Payakumbuh Josrizal Zain, Walikota Sawahlunto Amran Nur, Walikota Padang Fauzi Bahar, Bupati 50 Kota Alis Marajo, Bupati Pasaman Benny Utama, Bupati Sijunjung Yuswil Arifin, Walikota Padang Panjang Suir Syam, dan Bupati Mentawai Edison. Bupati Dharmasraya, Bupati Padang Pariaman, Walikota Bukittinggi, dan Walikota Solok hanya mengirimkan wakilnya.
Rapat yang berlangsung selama sekitar tiga jam sejak pukul 10.00 WIB berjalan lancar, walaupun diwarnai diskusi-diskusi hangat terutama ketika mengevaluasi kinerja direksi yang sekarang. “Tapi akhirnya semua pemegang saham sepakat bahwa selama hampir empat tahun kepemimpinan direksi yang kini dipimpin Suryadi Asmi, Bank Nagari berkembang dan tumbuh cukup pesat dan sehat,” kata seorang peserta rapat kepada Haluan. Ia lalu menyebutkan beberapa indikator penting yang menunjukkan fakta tersebut seperti peertumbuhan aset dari Rp6 triliun menjadi Rp12 triliun lebih, serta pertumbuhan dana masyarakat, kredit, dan laba yang juga mencapai dua kali lipat dalam periode tersebut.” Bahkan musibah Gempa 2009 pun tidak menimbulkan gangguan kepada kinerja Bank Nagari, buktinya angka kredit macet pun tetap di bawah angka yang ditoleransi oleh Bank Indonesia,” tambahnya.
Sistem Skoring
Sesuai ketentuan Bank Indonesia (BI), untuk penetapan direksi bank umum, pemegang saham diminta mengajukan calon dua kali lipat dari jumlah anggota direksi. Karena jumlah direksi Bank Nagari empat orang, maka pemegang saham harus mengajukan delapan calon untuk mengikuti uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) oleh BI.
Delapan calon yang akhirnya ditetapkan dalam RUPS Seri A kemarin dipilih dari 21 nama calon yang telah dihimpun oleh Komite Nominasi Dewan Komisaris Bank Nagari, berasal dari usul tertulis dari masing-masing pemegang saham. Menurut kuasa pemegang saham Pemkab Tanah Datar, Shadiq Pasadigue, masing-masing pemegang saham berhak mengajukan sebanyak-banyaknya delapan nama calon direksi.
Penetapan delapan nama setelah dilakukan skoring (pemberian nilai) terhadap surat usulan ke-21 pemegang saham. Sistem skoring yang dilakukan adalah dengan mentabulasikan jumlah surat usulan dan dikombinasikan dengan persentase saham masing-masing pengusul. Dengan cara itu didapat daftar nama calon yang diikuti jumlah pengusul dan total pesentase jumlah saham yang mengusulkan.
Berdasarkan sistem skoring itu, didapat delapan nama dengan skor tertinggi. Setelah semua surat usul pencalonan ditabulasi, diperoleh calon dengan skor tertinggi adalah Indra Wediana (diusulkan 19 pemegang saham dengan total saham 95,69%), disusul Amrel Amir (16/84,5%), Yohannes (16/82,19%), dan Suryadi Asmi (17/77,03%). (Selengkapnya lihat tabel).
Uji Kepatutan dan Kelayakan
Sesuai ketentuan BI, seorang orang yang akan menjabat direksi bank harus terlebih dahulu mengikuti uji kepatutan dan kelayakan oleh tim penguji Bank Indonesia. Makanya ke-8 calon direksi yang sudah ditetapkan RUPS Seri A Bank Nagari kemarin akan segera dikirim ke Bank Indonesia untuk mengikuti ujian tersebut. Khusus terhadap anggota direksi yang sedang menjabat hanya dilakukan penelitian administrasi, sedangkan bagi calon yang tidak sedang menjabat direksi dilakukan uji kepatutan dan kelayakan langsung melalui penyampaian visi dan misi serta wawancara dengan tim penguji di BI Pusat. “Jadi, belum tentu semua calon itu bisa lulus,” jelas Shadiq Pasadigue sambil merujuk uji kepatutan dan kelayakan calon Komisaris Bank Nagari tahun lalu, di mana dari delapan calon yang diajukan ternyata hanya tiga orang yang lulus.
Dan bagi calon yang lulus uji kepatutan dan kelayakan nanti, juga belum otomatis akan menjabat direksi Bank Nagari. Untuk menjadi direksi yang difinitif, mereka nanti akan dipilih dan ditetapkan dalam RUPS Luar Biasa yang akan diadakan setelah hasil ujian dikeluarkan BI.
Khusus untuk uji kelayakan dan kepatutan calon direksi ini, untuk calon direktur utama dan direktur kepatuhan, pemegang saham diwajibkan mencantumkan nama-nama calonnya. Sedangkan untuk calon direktur pemasaran dan direktur umum diajukan sebanyak dua kali jumlah jabatan tersedia tanpa perlu mencantumkan jabatan untuk para calon.
Bagi calon direksi periode 2012-2016 yang telah ditetapkan kemarin, menurut sumber, yang diajukan sebagai calon direktur utama adalah Suryadi Asmi dan Nazwar Nasir, sedangkan untuk calon direktur kepatuhan adalah Syaiful Bahri dan Yohannes. Empat nama lagi, Indra Wediana, Amrel Amir, Hamdani, dan Manar Fuadi, diajukan untuk calon direktur pemasaran dan direktur umum.
Apabila semua atau lebih separuh calon tersebut dinyatakan lulus, maka nanti akan dipilih empat direksi Bank Nagari dalam RUPS Luar Biasa yang akan diadakan menjelang berakhirnya masa jabatan direksi sekarang. Direksi baru Bank Nagari tersebut akan mulai bertugas tanggal 7 Januari 2012, sesuai dengan waktu berakhirnya masa jabatan direksi yang sekarang. (h/ita/atv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar