Padang,
Hujan deras yang mengguyur Kota Padang sepanjang Rabu (2/11) mengakibatkan banjir di berbagai tempat. Banjir ‘langganan’ setiap hujan itu rata-rata disebabkan buruknya sistem drainase.
Dari pantauan Singgalang di Jalan Imam Bonjol, Padang, air sudah sampai selutut orang dewasa. Banyak kendaraan yang nekad menerobos genangan air, terjebak dan mogok. Pemiliknya terpaksa mendorong keluar dari jebakan air.
“Air mulai naik sejak sore hari. Beberapa kendaraan terpaksa berputar menghindari banjir,” ujar Eko, salah seorang pengendara.
Selain di Jalan Imam Bonjol, genangan air juga terlihat di Simpang Haru, Sawahan, Pondok, Jalan Aru dan beberapa tempat lainnya.
Warga mengharapkan Pemerintah Kota Padang segera membenahi drainase yang ada, karena mereka selalu kewalahan jika banjir terus terjadi. “Ti-dak mungkin setiap kali hujan terjadi, kita akan mengalami kebanjiran. Ini sangat mengganggu,” lanjut Eko.
Hal senada dikatakan Ria, warga Lubeg yang mengaku tempat tinggalnya sering kebanjiran kala hujan lebat. Meski saat ini ia mengaku tidak harus mengungsi, tapi warga di sana masih saja terganggu.
Belum lagi ancaman penyakit yang akan diterima warga kala air sudah mulai surut, baik dari penyakit kulit hingga penyakit malaria. “Warga takut ancaman penyakit akan datang seiring dengan banjir yang terjadi. Kami sangat berharap pemerintah segera berbuat sesuatu,” jelas Ria.
Kalau warga lain terganggu dengan adanya air tergenang, tidak dengan anak-anak di kawasan Pondok. Para bocah setempat justru bermain dengan cerianya di genangan air.
Sementara itu, hujan lebat juga menjadi peruntungan bagi anak-anak di sekitar kampus UPI. Kala hujan turun, mereka menjadi ojek payung bagi mahasiswa yang tidak membawa kendaraan.
“Ojek payung di sini sangat membantu. Karena jarak dari dalam kampus hingga ke jalan cukup jauh,” kata salah seorang mahasiswa.
Taman Budaya
Pelataran parkir Taman Budaya Sumbar terendam air kurang lebih setinggi mata kaki orang dewasa. Sejumlah pengguna sepeda motor mempergunakan teras kantor untuk memarkir kendaraannya.
Dari teras depan hingga jalan menuju tempat latihan para komunitas seni ikut tergenang. Ini cukup mengganggu kegiatan para seniman.
Menurut Anggi yang merupakan salah satu anggota dari komunitas seni yang sedang melakukan latihan, jika terjadi hujan deras, selalu saja kawasan Taman Budaya tergenang.
“Pastinya cukup mengganggu jalannya latihan,” kata Anggi.
Walaupun air yang menggenangi kawasan Taman Budaya cukup tinggi, tapi masih ada beberapa orang yang datang untuk latihan. Salah satunya komunitas Andalas Suara. Anggota komunitas ini sedang mepersiapkan penampilan untuk lomba paduan suara tingkat nasional awal 2012.
“Diharapkan pada pihak terkait untuk dapat segera memperbaiki sistem drainase di kawasan Taman Budaya, sehingga memberikan kelancaran buat kami untuk melakukan kegiatan,” sambung Anggi. (601/408/wahyu) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar