Oleh Nusa Jaya S.Ag S.Pd
Jangan tanyakan apa yang Saniangbaka berikan padamu Tapi bertanyalah apa yang telah kau berikan untuk Saniangbaka?
Sebuah kalimat yang sangat cocok untuk mengungkap seberapa jauh peran masing-masing kita terhadap perjalanan Nagari. Apa lagi di tengah kondisi nagari kita Saniangbaka yang saat ini secara umum masih jauh tertinggal dalam berbagai hal. Saniangbaka butuh energy untuk memacu ketertinggalan tersebut. Yang paling utama tentulah energy para pemuda atau orang yang berjiwa muda. Kata orang, rancak tapian dek nan mudo, maka untuk itu, optimisme bagi pemuda adalah suatu keharusan, dan masih ada waktu untuk proses masa depan pemuda Saniangbaka agar lebih baik lagi, Bangkitlah pemuda Saniangbaka!!!
Secara teoritis keberadaan pemuda di dalam memajukan kehidupan banagari sangatlah potensial, baik dalam bidang sosial, pengamanan (parik paga nagari), serta peran lainnya. Pemuda di dalam nagari sebetulnya memiliki tanggung jawab masa lalu, masa kini dan masa depan. Masa lalu yakni kewajiban melestarikan budaya luhur, tanggung jawab masa kini diantaranya turut menata kehidupan berlandaskan norma-norma adat dan syarak. kemudian sebagai kewajiban masa depan yang hanya dapat diraih dengan keberhasilan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang tetap menampakan kualitas kepribadian yang dilandasi dengan nilai –nilai moral, adat dan agama yang kuat.
Pemuda Saniangbaka dalam realita
Berbicara tentang pemuda nagari Saniangbaka dalam perkembangan hingga saat ini sepertinya kejayaan pemuda nagari yang pernah ada seakan sirna ditelan masa. Pemuda nagari saniangbaka sekarang secara sosial kemasyarakatan terlihat kurang peduli, tidak tahu atau tidak mau tahu, sehingganya pemuda Saniangbaka tumbuh dalam rutinitas apa adanya. Semangat membangun nagari terkesan kurang. Kenyataan demikian tentu banyak penyebabnya, bisa karena penyakit malas, bisa disebabkan oleh kurangnya koordinasi dan peran sosial yang dimainkan berupa pembinaan, arahan yang jelas dan tegas dari lembaga dalam nagari. Bisa juga disebabkan oleh factor kurang tersedianya lapangan pekerjaan. Tanpa disadari hal demikian kian menambah permasalahan social yang tidak dinginkan oleh siapapun kita orang Saniangbaka.
Kenyataan dilapangan juga tergambar dari apa yang pernah dikeluhkan oleh Ketua Pemuda Nagari Saniangbaka, Yunisbar Marah Banso. Beliau pernah usulkan sendiri solusinya namun tak membuahkan hasil. Pertama Jabatannya sebagai ketua pemuda mesti diperbaharui, karena sejak dari masa wali nagari sebelumnya sebetulnya sudah habis. Hal ini dimaksudkan supaya ada penyegaran dan legitimasi yang kuat dari seluruh komponen masyarakat. Yang kedua mekanisme organisasi kepemudaan itu perlu dibentuk dari bawah yaitu ditingkat jorong. dengan maksud disamping perpanjangan tangan juga supaya lebih apsiratif, lebih mudah koordinasi dan cepat tanggap terhadap kondisi lapangan.. Dikarenakan tidak ada tanggapan dari usulan tersebut Alhasil jalannya kepemimpinan kepemudaan sekarang tidak sesuai dengan yang dicita-citakan. Permasalahan sosial yang ada di lapangan semestinya bisa diselesaikan dengan baik, akan tetapi kurangnya rasa percaya diri dan kekompakkan pemuda sehingga permasalahan yang ada tidak tuntas. Memang dimaklumi bahwa jabatan dalam organisasi pemuda adalah semata –mata pengabdian sosial ka masyarakat nagari.
Sudah banyak persoalan sosial kemasyarakan menjadi tema atau bahasan pada musyawarah bersama lembaga nagari, sebutlah diataranya aturan larangan maksiat dalam nagari Saniangbaka, aturan operasional warnet, aturan alek baralek, aturan ulayat nagari, larangan penggunaan sentrom menangkap ikan di Tangaya dan masih banyak lagi aturan lain yang sudah dibuat. Akan tetapi realisasi yang diharapkan masih jauh panggang dari api.
Kita perlu belajar banyak dari nagari-nagari lainnya, ketika ada masalah gangguan dari luar seperti penebangan hutan di ulayat nagarinya, lembaga nagari cukup memberi isyarat kepada pemuda maka apa persoalan yang tengah dihadapi seketika bisa diminimalisir tidak berlarut-larut. orang lain tak pernah lagi bisa bersilantas angan. Dalam hal demikian perlu diberikan kepercayaan kepada pemuda.
Pemuda Saniangbaka Perlu Proaktif
Sekarang sudah saatnya para pemuda tampil lebih proaktif, jangan hanya menunggu, pemuda harus berbuat sesuatu. Wujudkan peran ideal pemuda dalam hidup banagari, pemuda harus terjun berbuat sesuatu demi perbaikan Saniangbaka ke depan. Suatu hal yang perlu menjadi pemikiran bersama adalah bagaimana mewujudkan kreatifitas, Pemuda harus mampu menggali potensi dirinya untuk masa depannya. Mau diarahkan kepada yang semestinya. Sehingga kedepan tak lagi dijumpai pemuda dalam nagari yang tidak punya pekerjaan alias menganggur, mamadek labuah.
Ironis sekali jika pemuda Saniangbaka hari ini tetap lalai, bermalas-malasan, padahal SDA nagari Saniangbaka lumayan rancak, bisa menjadi alternatif kegiatan pemuda. Kelemahan kita selama ini adalah kurang giatnya pemuda untuk bekerja seperti dibidang yang kurang dilirik seperti perikanan. Baik perikanan keramba di jalur banda rotan atau keramba terapung dipinggir danau Singkarak yang juga telah digiatkan oleh nagari-nagari tetangga yang punya tapian danau. Ide ini pernah dilontarkan oleh Y.Dt.Tuma’Alam Panghulu kaum suku Guci. Hal ini adalah langkah yang sangat stategis apabila pemerintahan nagari atau pengusaha Saniangbaka peduli dan mau mendorong pemuda dan membukakan jalan kearah itu.
Salah satu saluran untuk memberdayakan pemuda bisa dengan mengkerjasamakan dengan kelompok pemberdayaan perekonomian kemasyarakatan. Untuk tahun 2011 BKM Bahagia yang nota bene untuk keluarga miskin dalam sistem pengelolaannya bisa melibatkan pemuda nagari yang punya bakat dan potensi untuk itu. PNPM juga punya program penberdayaan pemuda yang juga sebagai peluang mengkaryakan pemuda baik dibidang teknik, peternakan dll sebagainya.
Persoalan pemuda Saniangbaka yang disinggung diatas baru sebagian kecil, banyak lagi bidang lain seperti pendidikan, adat, budaya, moral dll, Pokoknya semuanya itu patut juga menjadi pemikiran bersama. Terlepas dari kendala yang biasanya menjadi alasan klasik dan ciloteh bahwa tidak semudah itu merubah paradigma atau pola pikir pemuda Saniangbaka. Kuncinya ada pada lembaga nagari, yang diperlukan untuk menjawab tantangan demikian adalah adanya kondisi sosial ditengah masyarakat yang harmonis. Adanya gerakan saciok bak ayam sadanciang bak basi atau bulek aia dek pambuluh, bulek kato dek mufakat.
Menyikapi ketatnya persaiangan hidup sekarang ini di daerah perantauan, tidak saatnya lagi pemuda dalam nagari buru –buru pergi merantau. Tidak ada istilah ndak ado karajo di kampuang. Banyak peluang kerja di kampuang asal mau bekerja. Bolehlah merantau, tapi jadikan marantau itu sebagai pilihan terakhir. Jangan marantau karena malas dan gengsi di kampuang.
Ditengah arus modernisasi, budaya individualistik, hedonistik yang turut berimbas kemasyarakat dalam nagari, maka untuk ukuran saat sekarang semestinya seorang pemuda perlu membentengi dan membekali diri dengan ilmu pengetahuan tentang agama dan adat, yang diimplemntasikan dalam nilai –nilai kehidupan bermasyarakat, banagari perlu dikenalkan kepada pemuda. Dengan cara seperti ini, maka diharapkan terbentuknya jati diri sebagai rang Saniangbaka yang mempunyai hubungan emosional yang kuat. tidak masa bodoh dengan persoalan nagari. Kelak suatu ketika mampu memberikan yang terbaik untuk membangun nagari Saniangbaka, hal ini sejalan dengan makna “ cinto ka nagari sebagian dari iman.” (nusa)
Nusa Jaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar