Memasuki etape ketigaTour de Singkarak (TdS) 2012, Rabu (6/6), pembalap Iran mulai menunjukkan prestasi yang gemilang dalam menggoes sepeda.
Etape ketiga berjarak tempuh 102 km yang dimulai di Ngalau, Payakumbuh dan finish di depan Istano Basa Pagaruyung, Tanah Datar itu, memperebutkan 7 hadiah untuk pembalap luar negeri. Lima dari hadiah yang diperebutkan tersebut disabet pembalap Iran. Pada hal dua etape sebelumnya, pembalap Iran tidak ada yang naik podium menerima hadiah.
Adalah Pujol Munoz Oscar (Azad University Team) Iran, pembalap yang pertama mencapai garis finish pada etape ketiga kemarin. Bahkan dia sekaligus merebut green jersey (jaket hijau) yang sudah dua etape dipertahankan pembalap asal Jepang Masakazu Ito (Aisan Racing Team). Meski Masakazu Ito harus merelakan jaket hijaunya berpindah ke Oscar, tapi dia masih berhasil mempertahankan Yellow Jersey sampai etape ketiga kemarin.
Kelok 44
Ratusan pembalap TdS hari ini melewati Kelok 44. Rute antara Pasar Maninjau dan Embun Pagi Matur memiliki keunikan tersendiri.
Karena keunikannya Bupati Agam Indra Catri memprediksi bahwa kelok 44 yang akan dilewati pembalap Tds tengah hari ini akan menjadi “icon the track” dan akan menjadi kenangan tersendiri bagi pembalap.
Kenapa demikian, jalan kelok 44 yang bakal dilalui pembalap dengan sejumlah tantangan, menanjak dan disertai tikungan tajam sepanjang 8 km. Tanjakan curam antara lain berada pada kelok 22, kelok 43 serta kelok 44, dan tikungan paling tajam terdapat pada kelok 5 yang juga disebut dengan kelok batambuah.
Disebut dengan kelok batambuah karena setelah melewati kelok tersebut langsung disusul sebuah kelok lagi, kondisi keloknya cukup berbahaya, ada jurang dalam di pinggirnya, sehingga para pengendara yang melewati harus ekstra hati-hati.
Namun mulai dari kelok 4 sampai kelok 19 pembalap yang cukup letih setelah menempuh perjalanan panjang akan berpacu di jalanan yang dilindungi pepohonan dengan udara sejuk, sementara gerombolan kera-kera jinak dengan keheranan menyaksikan di pinggiran jalan. Semua itu akan menimbulkan kesan tersendiri.
Lalu mulai dari kelok 20 sampai ke kelok 44 yakni puncak Embun Pagi jalanan merupakan panorama alam yang mengasyikkan dengan pemandangan ke seputar Danau Maninjau dan areal persawahan rakyat.
Menurut para pengendara yang sekali-sekali melewati kelok tersebut, saat melewatinya muncul dua perasaan yang saling bertentangan, pertama perasaan senang menyaksikan panorama alam yang sangat memukau, kedua perasaan ngeri menelusuri tikungan tajam dan jurang dalam di pinggir jalan. Kalau bagi pembalap Tds selain perasaan senang akan muncul perasaan lelah karena mereka menelusur dari kelok 1 ke kelok 44 yang menanjak terus, sehingga kaki pembalap tak henti-hentinya mendayung pedal sepeda. Di sini ketahanan stamina sangat diperlukan.
Menurut Kadinas Pariwisata Agam Edi Junaidi Dt Gampo Alam nan Hitam, selain kelok 44 Kabupaten Agam masih memiliki rute menarik yaitu, dari Lubuk Basung terus ke Muko-Muko lalu membelok ke kanan melewati nagari Tanjung Sani, Sungai Batang keluar di Pasar Maninjau, lanjut kelok 44, kemudian lewat Ambun Tanai, Puncak Lawang dan keluar di Pasar Matur. (h/sam/doy/kas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar