KOMPAS/ASWIN RIZAL HARAHAPIlustrasi: Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, masih mengeluarkan debu vulkanik, Selasa (6/12/2011) pagi.
Hujan lebat kembali melanda Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (7/8/2012) sore, menyebabkan lahar dingin hasil erupsi Gunung Gamalama kembali mengaliri sejumlah sungai. Warga pun panik karena takut terjadi musibah seperti beberapa bulan lalu.
Hujan lebat terjadi sejak sore kemarin. Selang beberapa menit kemudian sungai yang terletak di Kelurahan Tubo dan Dufa-dufa dialiri material lahar dingin. Warga yang tinggal di pelataran sungai pun panik dan keluar rumah. Mereka masih trauma kejadian banjir lahar dingin beberapa bulan lalu yang menyebabkan 9 orang hilang.
Hingga malam tadi, kepanikan warga masih terasa menyusul hujan yang belum juga reda. Tak hanya warga di Kelurahan Tubo dan Dufa-dufa, Kecamatan Kota Ternate Utara, warga di Kelurahan Maliaro, Kecamatan Ternate Tengah, pun ikut panik karena daerah tersebut pernah menjadi sasaran banjir lahar dingin.
Sejumlah warga bahkan mengungsi ke rumah sanak saudaranya karena takut banjir lahar dingin tersebut mengakibatkan hal-hal yang tidak dinginkan. Namun, warga akhirnya kembali ke rumahnya masing-masing setelah banjir lahar dingin reda.
"Hujan terus begini kita tetap khawatir takutnya ada apa-apa. Semoga tidak terjadi apa-apa," ujar Sarni, warga Dufa-dufa, yang dihubungi malam tadi.
Sebelumnya, Sarni mengaku mengungsi bersama keluarganya di salah satu rumah sanak saudaranya di bagian Kota Ternate Selatan.
Banjir lahar dingin yang tidak berlangsung lama itu tidak menimbulkan kerusakan apa-apa. Namun, warga tetap waspada karena intensitas hujan tidak menentu.
Hingga pagi ini, Rabu (8/8/2012), warga masih trauma dengan peristiwa banjir lahar dingin tersebut. Warga pun bergiliran menghampiri sungai menonton sisa-sisa material akibat banjir lahar dingin tersebut.
sumber
Hujan lebat terjadi sejak sore kemarin. Selang beberapa menit kemudian sungai yang terletak di Kelurahan Tubo dan Dufa-dufa dialiri material lahar dingin. Warga yang tinggal di pelataran sungai pun panik dan keluar rumah. Mereka masih trauma kejadian banjir lahar dingin beberapa bulan lalu yang menyebabkan 9 orang hilang.
Hingga malam tadi, kepanikan warga masih terasa menyusul hujan yang belum juga reda. Tak hanya warga di Kelurahan Tubo dan Dufa-dufa, Kecamatan Kota Ternate Utara, warga di Kelurahan Maliaro, Kecamatan Ternate Tengah, pun ikut panik karena daerah tersebut pernah menjadi sasaran banjir lahar dingin.
Sejumlah warga bahkan mengungsi ke rumah sanak saudaranya karena takut banjir lahar dingin tersebut mengakibatkan hal-hal yang tidak dinginkan. Namun, warga akhirnya kembali ke rumahnya masing-masing setelah banjir lahar dingin reda.
"Hujan terus begini kita tetap khawatir takutnya ada apa-apa. Semoga tidak terjadi apa-apa," ujar Sarni, warga Dufa-dufa, yang dihubungi malam tadi.
Sebelumnya, Sarni mengaku mengungsi bersama keluarganya di salah satu rumah sanak saudaranya di bagian Kota Ternate Selatan.
Banjir lahar dingin yang tidak berlangsung lama itu tidak menimbulkan kerusakan apa-apa. Namun, warga tetap waspada karena intensitas hujan tidak menentu.
Hingga pagi ini, Rabu (8/8/2012), warga masih trauma dengan peristiwa banjir lahar dingin tersebut. Warga pun bergiliran menghampiri sungai menonton sisa-sisa material akibat banjir lahar dingin tersebut.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar