“Dalam sepekan ini, daerah kami sudah beberapa kali dihujani debu vulkanik akibat letusan Gunung Marapi. Tiupan angin dari arah Barat, mengakibatkan nagari kami jadi sasaran,” ujar Syafril Imam Malin Basa, salah seorang warga Jorong Koto Tuo, Nagari Salimpauang, kepada Singgalang, Selasa (11/10). Anak-anak Salimpuang, memandang gunung mereka sambil bermain di lapangan bola. Mereka juga mulai risau, kalau gunung tersebut menyemburkan abu lebih banyak lagi. Sejumlah warga di nagari kaki gunung mengaku, abu vulkanik merupakan hadiah dari alam. “Nanti setelah berhenti, baru terasa manfa atnya, sekarang kita jaga diri dan mulut agar tak terhirup abu tersebut,” kata Budi warga Tabek Patah. Menurut Syafril Imam Malin Basa, kendati ahli-ahli pertanian berpendapat, abu vulkanik bisa membantu menyuburkan tanaman, namun di sisi lain, abu yang disemburkan dari perut bumi melalui kawah gunung api tersebut bisa bisa membuat usaha peternakan jadi terganggu. Sebab, katanya, rerumputan yang menjadi makanan utama ternak sudah tertutup abu yang cukup tebal. Bila rumput yang dipenuhi abu itu, katanya, dipaksakan juga untuk disabit dan dijadikan makanan ternak, dipastikan berpengaruh kurang baik terhadap kesehatan hewan ternak. Tambahan pula, terang dia, hewan ternak pun tak mau memakan rumput yang sudah tercemar tersebut. Keluhan serupa secara terpisah juga diutarakan Walinagari Labuah, Kecamatan Limo Kaum, Edi Neldi Khatib Muncak Rajo. Menurut dia, beberapa peternak memaksakan juga menyabit rerumputan karena kebutuhan makanan ternaknya tidak bisa ditunda-tunda. “Sebelum disabit, rumput-rumput itu dikipas-kipas terlebih dahulu. Namun kalau terus-menerus seperti itu, jelas akan berdampak terhadap kesehatan warga. Sejak sebulan belakangan, rumput di nagari ini sudah tidak sehat lagi untuk makanan ternak,” katanya.
Masker Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Sosnaker) Tanah Datar, Sri Lestari Adrianti, di Batusangkar menjelaskan, guna mengantisipasi kemungkinan dampak negatif abu vulkanik terhadap warga yang ada di sekitaran Gunung Marapi, dua hari belakangan telah dibagi-bagikan masker. “Ada lima ribu masker bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar. Masker itu telah dibagikan kepada warga, terutama anak-anak sekolah. Pemkab Tanah Datar melalui lembaga berkompeten, terus memantau situasi Gunung Marapi. Kita berharap, kondisi gunung kebanggaan masyarakat Sumbar itu membaik dan tidak mendatang kan bencana,” ujarnya. Menurut Sri, masyarakat diminta untuk tenang, namun tetap dalam kondisi siaga serta mengikuti petunjuk yang telah diberikan pemerintah. “Bila Gunung Marapi beraktifitas dengan mengeluarkan abu vulkanik, masyarakat jangan ragu untuk memakai masker yang telah dibagi-bagikan. Ini merupakan salah satu cara untuk mencegah agar tidak terkena penyakuit radang tenggorokan atau penyakit lain yang terkait dengan itu,” tuturnya. Sejumlah nagari di Tanah Datar, dipandang rawan bila terjadi letusan Gunung Marapi, tersebar di Kecamatan X Koto, Batipuh, Pariangan, Lima Kaum, Sungai Tarab, Salimpauang dan Tanjung Baru. Pemkab Tanah Datar juga telah menyiapkan Posko Lapangan di Koto Baru dan Pariangan, sementara posko induk ditempatkan di Kantor BPBD Tanah Datar. Dikatakan, sejumlah instansi di lingkungan Pemkab Tanah Datar, terutama BPBD, Dinas Sosnaker dengan Taruna Siaga Bencana (tagana) yang telah terlatih, Dinas Kesehatan, SAR dan lain-lain, senantiasa siap setiap saat memberi bantuan terhadap warga yang terkena dampak aktifitas Gunung Marapi.(211) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar