PADANG, HALUAN — Lebih dari seribu pedagang Pasar Raya Padang mengundurkan diri dari anggota Forum Warga Kota (FWK) Padang, Senin (10/10). Para pedagang itu terdiri dari pedagang Pasar Inpres II, III dan IV, pedagang kaki lima di kawasan Pasaraya, Jalan Sandang Pangan dan Pasar Baru, pedagang yang tergabung dalam Petak Batu Bagonjong dan Bagonjong Buah-buahan.
Para pedagang ini keluar dari anggota FWK, karena sejumlah pengurus FWK telah bergabung dengan Tim Pokja II, dan dinilai tidak lagi memperjuangkan aspirasi para pedagang Pasar Raya Padang. Mundurnya anggota FWK secara massal ini juga ditandai dengan pembakaran baju FWK secara simbolis di kawasan Pasar Inpres II Padang.
“Selain mengundurkan diri dari anggota FWK, kami juga menolak kesepakatan Pemko Padang dengan Tim Pokja II yang sangat merugikan pedagang.
Kami juga tidak lagi mempercayai FWK yang katanya akan memperjuangkan aspirasi pedagang,” ujar Masril (50), salah seorang mantan anggota FWK kepada Haluan, Senin kemarin.
Sementara itu, Koordinator Aliansi Mahasiswa Peduli Pedagang Pasa Raya Padang (Ampepara) Yogi menegaskan,
para mahasiswa yang tergabung dalam Ampepara tidak memiliki hubungan khusus dengan FWK Padang, dan tidak akan pernah berhubungan dengan FWK.
Menurut Yogi, selama ini anggotanya membela Pedagang Pasa Raya Padang, bukan membela FWK. Jika saat menyampaikan aspirasi beriringan dengan FWK, menurut Yogi itu hanya suatu kebetulan, dan bukan berarti berpihak kepada FWK.
“Dari dulu, kami sudah tidak mempercayai FWK, karena ada indikasi kepentingan-kepentingan tertentu. Jika ada yang berasumsi kami memiliki hubungan khusus dengan FWK, itu salah besar,” tegas Yogi kepada Haluan. Yogi menuturkan, para Pedagang Pasar Raya Padang seharusnya memang tidak berada di bawah naungan FWK, dan harus berjuang untuk kepentingan pedagang sendiri, bukan kepentingan orang-orang tertentu.
“Yang dilakukan pak walikota selama ini hanya mengundang para elite FWK. Seharusnya, pedagang yang merasakan dampaknya yang diundang pak wali. Dari sana kita bisa lihat, bahwa banyak kepentingan-kepentingan tertentu,” tambah Yogi.
Afrizal Mendukung
Menyikapi hal ini, Ketua FWK Padang Afrizal, mengatakan, dirinya mendukung aksi mundurnya para pedagang, karena jika dipertahankan akan merusak perjuangan FWK itu sendiri.
“Saya mendukungnya dalam konteks kebenaran. Segala sesuatunya telah FWK lakukan, seperti menekan harga kios, memberikan kartu kuning, membongkar kios darurat dan yang lainnya. Jika para anggota FWK menganggap FWK tidak memperjuangkan para pedagang, berarti mereka telah mengkhianati perjuangan mereka sendiri,” ujar Afrizal.
Afrizal juga menegaskan, tidak hanya anggota FWK, tapi pengurus FWK juga bisa diberhentikan jika merusak perjuangan FWK, dan hal itu juga pernah dilakukan sebelumnya. Afrizal juga mengaku tidak takut kehilangan anggota, karena FWK bukan bertugas mencari anggota, tapi mengatasi seluruh permasalahan yang ada di Kota Padang.
Melalui pesan singkat kepada Haluan, Afrizal menambahkan, apa yang Ia lakukan adalah untuk kebaikan pasar dan kebutuhan warga Kota Padang yang mendambakan pasar tradisional yang representatif.
“Jika dana yang tersedia tidak dimanfaatkan, maka akan merugikan para pemilik kartu kuning dan kartu penunjukan. Apalagi kami juga mengupayakan PKL untuk mendapatkan tempat yang layak, baik gedung yang akan dibangun maupun lokasi yang direncanakan. PKL harus diberikan perhatian dan perlindungan,” ujar Afrizal.
Afrizal yang juga sebagai Ketua Pokja II menilai, Pembangunan Pasar Inpres I, II, III dan IV juga dibutuhkan oleh pengunjung atau pembeli, dengan arti kata tidak hanya dibutuhkan oleh pedagang semata.
“Tentang keluarnya anggota FWK, merupakan sesuatu yang wajar pada kondisi saat ini. Sebab, kapasitas saya dalam mendukung percepatan pembangunan Inpres tersebut, tidak sebagai Ketua FWK, tapi juga sebagai tim dan masyarakat. Pembangunan atau rekonstruksi pasar inpres harus dilakukan, karena mekanisme sudah terpenuhi, termasuk hasil lab dan kajian ilmiah,” ujarnya.
Afrizal mengaku merasa khawatir jika Walikota Padang akan bertindak represif untuk tidak lagi memberikan perhatian pada Pasaraya, sehingga dananya akan dialihkan. Meski anggota FWK tidak sepakat, menurutnya pembangunan akan tetap dilaksanakan.
“Marilah lihat permasalahan ini secara jernih, sebab tuntutan pedagang itu pada umumnya sudah diperjuangkan oleh FWK dan Pokja II, yang sebagaimana saya sebagai ketuanya yang sangat membantu dan memperjuangkan apa yang wajar dari tuntutan pedagang dan masyarakat,” jelasnya. (h/wan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar