SURYA/HAYU YUDHA PRABOWOKaki kiri M Ilham (5) saat dirawat di IGD RSUD Kanjuruhan Malang, Senin (17/10/2011).
MALANG, KOMPAS.com - Penderitaan Muhammad Ilham (5), bocah laki-laki asal Malang yang terbakar dengan kondisi kaki dirantai karena dianggap hiperaktif, belum berakhir. Ilham menderita luka bakar parah, sehingga tim dokter meminta izin keluarga untuk mengamputasi (memotong) kaki kirinya.
Kaki Ilham luka bakar parah, sehingga harus dirujuk dari RSUD Kanjuruhan,
Kabupaten Malang ke RSU Dr Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Selasa kemarin (18/10/2011). Pukul 07.00 WIB, Ilham bersama beberapa keluarganya datang ke RSSA dan langsung mendapatkan perawatan intensif di Ruang 16, Burn Care, RSSA Kota Malang.
Dr Herman, selaku dokter yang menangani perawatan intensif Ilham, tidak bisa memberikan keterangan terkait proses medis yang tengah dijalani Ilham. Hal ini, dikarenakan ia masih harus melakukan koordinasi dengan pihak humas rumah sakit. “Maaf, terkait penanganan medis terhadap Ilham, saya belum bisa berkomentar. Coba tanyakan kepada bagian humas saja,” kata dr Herman.
Ketika disinggung apakah luka bakar di kaki kiri Ilham mengharuskannya untuk diamputasi, ia tetap memilih bungkam. Alasannya, ia tidak berhak untuk memberikan keterangan pers. “Nanti saja kalau ada perkembangan,” kilahnya.
Kepala sub bagian Humas RSSA, Titiek Intiyas menguraikan, sejauh ini pihaknya belum bisa memberikan keterangan apa-apa terkait Ilham. Pasalnya, pihak keluarga sudah mewanti-wanti kepada pihak rumah sakit, agar segala sesuatu yang berkaitan dengan Ilham, supaya dirahasiakan dari wartawan.
“Yang bisa kami sampaikan, kami membenarkan bahwa Ilham benar telah dirujuk ke sini dari RSU Kanjuruhan. Untuk selebihnya, kami belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, karena kami hanya menjalankan permintaan pihak keluarga pasien,” terangnya.
Menurutnya, berdasarkan UU Nomor 44 Tahun 2009, setiap pasien, apa pun penyebab lukanya, mempunyai hak untuk tidak mau diganggu privasinya, termasuk oleh wartawan yang ingin meliput penyakitnya yang disebabkan oleh dugaan tindak kejahatan. “Kami hanya menghargai pasien sesuai dengan undang-undang tersebut. Apa pun alasannya, meskipun kini Ilham tengah menjadi ‘santapan’ publik,” katanya.
Sebelumnya, media yang mencoba mengambil gambar Ilham di Burn Care, juga dilarang masuk. Namun, akhirnya, ada salah seorang paman Ilham yang datang dan mau memberikan keterangan terkait kondisi keponakannya.
Saiful (35), paman Ilham, menguraikan, dokter RSUD Kanjuruhan dan RSSA menganjurkan agar kaki kiri Ilham diamputasi. Namun, pihak keluarga menolaknya dengan alasan tidak tega jika nanti Ilham hidup hanya dengan satu kaki. “Keluarga tidak setuju jika kaki Ilham diamputasi,” kata Samsul, ditemui di sekitaran Burn Care.
Jika pihak rumah sakit tetap bersikeras agar Ilham menjalani amputasi, maka pihak keluarga akan membawa Ilham pulang dan akan mengobatinya dengan pengobatan alternatif. “Nggak tahulah, Mas. Mungkin kami akan menempuh pengobatan alternatif. Nanti kita cari ‘orang pintar’ saja,” katanya.
Ilham terbakar di kamar tidurnya, Senin siang, saat ditinggal sendirian di rumah dengan kaki kiri dirantai oleh ayah kandungnya sendiri. Sang ayah, Suhaefi (37), yang sehari-hari sebagai tukang becak terpaksa merantai Ilham karena dianggap nakal dan hiperaktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar