“Wangi” Desa Balai Batu Sandaran (BBS) Kecamatan Barangin, Sawahlunto tercium sampai ke Jakarta. Desa ini, didiami petani-petani tekun. Mereka mengolah serai wangi menjadi minyak atsiri. Minyak ini bisa menghemat BBM sampai 40 persen. Sejumlah orang sudah mendapat penghargaan karena serai tersebut. Terakhir Kapala Desa Nasirwan,44, dipanggil ke Ibukota untuk menerima penghargaan berupa tropi dan piagam dari Menteri Pertanian Suswono. Penghargaan diserahkan di Balai Kartini 14 Oktober lalu. Desa ini dinilai sukses dalam bio aditif penghematan BBM. Desa ini, bergabung ke Sawahlunto sejak Walikota Rahmatsjah. Waktu itu jangan mobil, sepeda motor saja sulit menjangkau desa yang terletak di pinggang bukit dengan ketinggian 600-800 di atas pemukaan laut itu. Sejak 2011 lalu warga setepat bersama pemuda mengembangkan tanaman serai wangi. Ternyata membawa nama harum BBS seharum bau minyak serai wangi itu sendiri. Desa ini juga bertubi-tubi mendapat penghargaan. Berkat kerja keras masyarakat yang dimotori Kades yang enerjek Nasirwan, 44, desa itu semakin maju. Ia menjabat Kades BBS pada tahun 2000 s/d sekrang (dua periode). Pengembangan inovasi serai wangi memang hal yang mengejutkan. Dihasilkan minyak atsiri 150 s/d 200 kg perbulannya itu setara dengan Rp20 juta. Pendapatan ini bisa menekan angka kemiskinan. Bahkah desa ini sekarang tergolong desa maju. Sarana komunikasi yang didukung penerangan listrik yang memadai, membuat desa ini dapat menjangkau negara luar dengan pelayanan internet. “Kami juga telah memasarkan minyak atsiri ini ke de lapan negara,” kata Nasirwan dalam perbincangan dengan Singgalang di Balaikota Sawahlunto, Selasa (18/10). Hemat BBM 40 persen Minayk atsiri setelah melalui penelitian laboratoriam di Balitbang Bogor Jawa Barat dapat menghemat BBM hingga 40 persen, meningkatkan tenaga mesin, membersihkan sistem pembakaran dari deposit karbon, menurunkan emisi gas buang. Tak hanya itu, tapi juga merawat mesin agar tetap bersih serta memberikan kenyamanan suara mesin dengan spesifikasi terbuat dari bahan alam (renewable) tanpa bahan sintetis. Perbandingan bio aditif setelah dicampur minyak atsiri yang dilakukan tim penguji Labaroratorium Pertamina dan Lemigas pusat, untuk tipe Kijang Inova 2.000 CC-tahun 2010 premium perbandingan tanpa aditif 1 : 7, plus aditif 1 : 11 per-KM hemat 40 persen. Kijang yang sama bahan bakar solar 1 : 7. Plus aditif 1 : 11 juga sama hemat 40 persen. Ford Ranger solar tanpa aditif 1 : 7 sama hemat 40 persen dan Trooper Chevrolet 2.000 CC 1993 premium tanpa aditif 1 : 4 plus aditif 1 : 6,5 hemat 45 persen. Hal itulah yang mengantarkan desa BBS mendapat Anugrah Inovasi Perkebunan dari Menteri Pertanian. Ditambah lagi desa ini dapat mengolah lahan tidur yang kering kerontang menjadi lahan produktif. “Di sini ada 58 orang yang akan terus mengembangkan tanam serai wangi dan membuat enovasi baru minyak atsiri tersebut,” tambah Nasirwan, yang mengomandoi desa yang berpenduduk 705 jiwa (194 KK) itu. Bahkan desa ini sudah dapat mengurangi angka kemiskinan. Walikota Sawahlunto Amran Nur menyambut baik penghargaan dari Menteri Pertanian itu. Bahkan untuk mengambil hadiah tersebut, Wako mengutus langsung si kepala desa. Sebelum ini, dari BBS telah meraih penghargaan Marwan, Arfitriati dan Syafrul serta Suyongki Saputra. Serai wangi, tumbuhan yang nyaris tak dipedulikan, ternyata sangat hebat. (520) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar