AMUK MASSA DI SAWAHLUNTO
Diduga karena diperlakukan tidak adil polisi, seribuan warga Talawi mengamuk di Mapolres Sawahlunto semalam. Markas Satlantas dibakar, belasan sepeda motor dan dua mobil hangus.
SAWAHLUNTO, Amuk massa semalam tak tertahankan di Sawahlunto. Akibatnya, Markas Satuan Polisi Lalu Lintas Polresta Sawahlunto ludes dibakar warga yang marah karena perlakuan oknum polisi yang ‘ringan tangan’ terhadap tiga pelajar SMKN 2.
Seribuan warga Talawi yang marah mendatangi Mapolres Sawahlunto selepas Isya meminta pertanggungjawaban Kapolres atas perlakuan anggotanya terhadap ketiga siswa SMK yang merupakan warga Kumbayau Talawi itu.
Masyarakat Sawahlunto yang tidak tahu apa-apa kaget ketika seribuan orang sudah memadati kawasan sekitar Mapolresta Sawahlunto di Santur Kecamatan Berangin.
Warga Talawi itu berteriak-teriak memanggil para polisi untuk meminta pertanggungjawaban.
Laporan wartawan Haluan langsung dari lokasi semalam menyebutkan teriakan warga Talawi itu membuat anggota Polres Sawahlunto bersiaga. Pasukan Dalmas pun mengawal Mapolres. Tak lama kemudian ratusan batu beterbangan ke arah Mapolres, terdengar kaca-kaca pecah. Tapi Pasukan Dalmas yang bersiaga di depan menghambat para pengujukrasa. Dari kejauhan terdengar letusan senapan polisi yang ditembakkan ke atas untuk memberi tekanan kepada desakan warga yang mencoba melesak masuk ke halaman Mapolres.
Karena tidak bisa memasuki Mapolres, massa kemudian bergerak menuju markas Satlantas yang berjarak sekitar 300 meter dari situ. Rupanya markas Satlantas tidak terjaga ketat lantaran pasukan dikerahkan mengawal Mapolresta. Massa dengan leluasa melempari markas Satlantas itu kemudian entah siapa yang memulai, api pun disulut di bangunan itu. Tak lama kemudian belasan sepeda motor yang diparkir di halaman ikut dibakar. Api marak tanpa bisa dibendung lagi.
Mobil unit Pemadam Kebakaran Kota Sawahlunto yang datang ke sana untuk mencoba memberikan bantuan memadamkan api tiba-tiba harus berputar arah kembali ke pos nya. Massa melempari mobil itu dengan batu dan menghalangi jalan yang menuju ke markas Satlantas. Dengan demikian api makin marak membakar bangunan permanen itu. Dari kejauhan terdengar suara-suara ledakan kendaraan yang terbakar. Selain belasan sepeda motor, juga terdapat dua kendaraan roda empat. Di dalamnya tentu saja terdapat berbagai dokumen penting kepolisian berikut segala peralatan administrasi.
Ketika aksi itu berlangsung tidak ada terlihat upaya penghentian oleh aparat Pemda maupun aparat lainnya. Hanya Ketua DPRD Sawahlunto, Ali Yusuf bersama Wakilnya H. Emeldi yang terlihat berusaha menenangkan massa yang makin beringas. Keduanya kebetulan putra daerah Talawi. Tapi keduanya tidak berhasil menenangkan massa akhirnya menyerah dan berusaha mencari jalan keluar. Dalam membubarkan massa, polisi akhirnya harus melepaskan tembakan ke udara. Hingga pukul 00.00 WIB tadi malam massa masih terkonsentrasi di sekitar Satlantas.
Di sela-sela keriuhan itu terlihat Wakil Walikota Erizal Ridwan didampingi Ketua DPRD Ali Yusuf memasuki Mapolres yang masih dijaga pasukan Dalmas. Erizal dan Yusuf kemudian bertemu dengan Wakapolresta Komisaris Polisi Faisal Anwar untuk membicarakan langkah-langkah mengendurkan ketegangan ini.
Menurut keterangan Wakil Walikota kepada wartawan usai keluar dari Mapolresta, polisi berjanji mengusut tuntas aksi main hakim sendiri yang dilakukan anggota polisi terhadap tiga pelajar SMK itu sebagaimana dituntut warga Talawi.
Pasukan Dalmas Polres Sijunjung dan Polresta Solok yang di BKO –bawah kendali operasi—kan ke Sawahlunto akhirnya bisa membubarkan massa yang masih terkonsentrasi di sekitar Mapolres dan Satlantas sekitar pukul 00.30 WIB dinihari tadi. Api pun sudah dapat dipadamkan dan kawasan itu mulai sepi. Tapi semua kendaraan yang lewat melintas di sekitar Mapolres diperiksa oleh polisi. Mapolres kini dijaga ketat oleh anggotanya.
Pemicu
Ada apa dengan warga Talawi hingga sampai menimbulkan amuk massa?
Informasi yang diperoleh Haluan menyebutkan bahwa sehari sebelumnya, tiga siswa SMK asal Talawi itu berbonceng tiga dengan sepeda motor menuju sekolah mereka di Santur. Mendekati sekolah, karena jalanan kurang bagus, mereka tak sengaja menyenggol seorang anggota polisi lalu lintas.
Ketiga anak SMK Negeri 2 Sawahlunto tersebut adalah Sandra Eka Saputra (18) dengan motor Jupiter bersama Ape (18), dan satu lagi belum diketahui namanya.
Oleh sang polisi ketiga anak muda itu digiring ke Mapolres untuk diproses. Tapi siangnya ketika mereka keluar menurut pengakuan mereka kepada orang tua masing-masing mereka dipukuli oleh polisi.
Keluarga dari Sandra Eka Putra bernama Zul dikabarkan ke Mapolresta Sawahlunto untuk mengurus perdamaian. Setelah surat perdamaian selesai, namun Zul yang datang bersama adiknya juga mendapatkan bogem mentah. Kabar bahwa mereka dipukuli polisi inilah yang merebak di seantero Talawi dan karuan saja memicu kemarahan warga.
Tidak jelas siapa yang mengomandokan, yang jelas tadi malam selepas Isya seribuan warga bergerak menuju Santur dimana Mapolres Sawahlunto berada. Dan terjadilah aksi pengepungan dan pembakaran Markas Satlantas. (h/dil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar