PESISIR SELATAN DILANYAU BANJIR BESAR
Delapan kecamatan di Pesisir Selatan dilanyau banjir besar. Lima warga hilang, jalan lintas Sumatera putus. Kerugian ditaksir Rp700 miliar.
PAINAN,Pesisir Selatan kembali dilanyau banjir besar. Sebelas warga hanyut, enam selamat, lima lainnya dinyatakan hilang. Banjir juga mengakibatkan 51 unit rumah hancur, 21 unit rusak berat, 73 unit rusak sedang dan sekitar 201 unit rusak ringan. Karena tidak lagi memiliki tempat tinggal, sekitar 52.123 jiwa mengungsi.
Banjir ini terjadi sekitar pukul 03.00 Rabu (3/11) setelah hujan lebat melanda kabupaten paling selatan Sumatera Barat itu sejak Selasa (2/11) pagi. Banjir menyapu delapan kecamatan di Pessel, masing-masing Kecamatan Batang Kapas terdiri atas lima nagari, Sutera empat nagari, Lengayang sembilan nagari, Ranah Pesisir empat nagari, Linggo Sari Baganti tujuh nagari, Pancung Soal delapan nagari, Basa IV Balai empat nagari dan Lunang Silaut lima nagari.
Tak hanya itu, banjir juga mengakibatkan dua unit jembatan putus, 1 mobil Puskel hanyut terbawa arus serta ratusan hektare sawah berisi tanaman rusak, dan ribuan ternak pelihara masyarakat mati.
Informasi yang berhasil dihimpun Haluan di lapangan, delapan kecamatan disapu banjir bandang masing-masing Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai, Batang Kapas, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Basa IV Balai Tapan dan sebagian kecil Pancung Soal.
Titik terparah terjadi di Pasir Putih Kambang, Nagari Kambang Barat, Kecamatan Lengayang. Di sini jalan nasional putus sepanjang lebih kurang satu kilometer. Badan jalan terbongkar arus banjir dan terdorong ke laut serta menimbulkan terbentuknya pulau pulau yang di sekelilingnya air banjir dan laut di sisi barat.
Kini di Pasir Putih Kambang, terbentuk tiga muara baru dengan lebar masing masing sekitar 40 hingga 50 meter dengan kedalaman sekitar lima meter dibanding permukaaan jalan semula.
Menurut keterangan warga, putusnya jalan Lintas Barat Sumatera tersebut terjadi pukul 03.00 WIB, Rabu (3/11) setelah Batang Lengayang meluap setelah hujan mengguyur semenjak Selasa pagi. Bersamaan dorongan air dan putusnya bagian badan jalan, puluhan rumah warga juga ikut tersapu kelaut.
Setelah putus, jalan Lintas Barat Sumatera tidak lagi bisa difungsikan. Akibatnya hubungan Padang - Bengkulu Lumpuh total hingga waktu yang tidak jelas. Selain merusak fasilitas umum, banjir di Kambang Barat juga menyebabkan tiga warga hilang tersapu banjir. Warga yang dinyatakan hilang tersebut adalah, Mutia (23) anak Imai, Sii (45) dan anaknya Nesa 10 tahun.
Menurut Keterangan Wali Nagari Kambang Barat, Nurlison, sebelum dinyatakan hilang, Sii dan anaknya satu rombongan dengan Nurlison untuk menyelamatkan diri, namun di pagi buta itu, Sii dan anaknya yang berada di belakang rombongan terseret reruntuhan jalan nasional yang telah berubah jadi sungai itu. “Ketiganya masih dalam proses pencarian Tim SAR dan masyarakat setempat,” kata Nurlison.
Kepala BPBD Pessel Nashariyadi menyebutkan, korban lain yang dinyatakan hilang hingga kini adalah Ujang (50) dan satu anggota keluarganya di Sungai Tunu, Kecamatan Ranah Pesisir. Kedua korban telah dilakukan pencarian oleh Tim SAR semenjak Selasa (2/11) hingga Rabu (3/11). Ia dinyatakan hilang setelah terseret air banjir di Ranah Pesisir. Hingga kini korban belum ditemukan.
Korban lain yang terseret banjir adalah warga Timbulun dan Lubuk Batu, Surantih, Kecamatan Sutera. Mereka terdiri dari remaja tanggung yang sedang bermain sore hari di Batang Surantih. Menurut keterangannya, mereka terseret saat air bah datang tiba tiba di kawasan Timbulun.
“Serta merta keenam pemuda itu tersapu air, namun beruntung mereka bisa mengikuti gerak air. Korban sembari berenang diselamatkan warga lainnya di jembatan Surantih.
Di Tanjung Batang Kapas Inderapura, Muara Sakai, dalam peristiwa tersebut dua orang warga hanyut terbawa arus yaitu Arman (45 th) dan anaknya Rido (9 th).
“Keduanya kemudian berhasil diselamatkan oleh warga tersangkut di dahan kayu yang hanyut,” kata Camat Pancung Soal, Alfis Basir.
Di Ampalu, Nagari Ganting Hilur Utara Surantih, sebuah jembatan juga hanyut dihondoh banjir. Dikatakan Nashariyadi, jembatan dengan panjang sekitar 40 meter itu, tersapu banjir pada Rabu dini hari. Selanjutnya di Padang Laban, Kecamatan Ranah Pesisir, jalan nasional juga mengalami kerusakan hebat. Di sini tidak kurang dari 50 meter, sisi jalan bagian timur terbongkar.
Enam Kecamatan Terisolasi
Akibat putusnya jalan nasional sepanjang satu kilometer semenjak Rabu dinihari, enam kecamatan di bagian selatan daerah itu terisolasi. Soalnya di Pasir Putih Kambang, tidak ada jalur alternatif yang bisa menghubungkan bagian utara daerah tersebut.
Kecamatan yang terisolasi itu adalah, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Pancung Soal, Basa IV Balai Tapan dan Lunang Silaut. Sejumlah kebutuhan pokok yang disuplai dari arah Padang hingga waktu yang belum jelas dipastikan tersendat.
Saat berita ini diturunkan, ratusan kendaraan termasuk pengangkut sembako dan BBM kini terjebak macet dari arah Padang. Selain itu, warga Pessel asal enam kecamatan yang pulang dari arah Padang kini tidak bisa melanjutkan perjalanan pulang ke kampungnya karena tidak bisa melewati muara yang baru terbentuk itu, begitu pula sebaliknya. Seementara, penumpang kendaraan umum asal Bengkulu terpaksa menginap di Pasir Putih Kambang.
Dirikan Posko
Terkait bencana alam, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan hari Rabu mendirikan Posko Penanggulangan Bencana Alam dititik terparah bencana, yakni Pasir Putih Kambang. Di sini menurut keterangan Nashariyadi, didirikan tenda darurat, dan dapur umum.
Selain itu, Tim SAR Pessel yang dibantu Tim SAR Sumbar, mulai hari ini bermarkas sementara di Pasir Putih Kambang. Tim SAR, akan terus dikerahkan untuk mencari korban hilang terseret banjir.
Rusli Nur (85), tokoh masyarakat Lengayang ketika di konfirmasi Haluan menyebutkan, bencana alam banjir yang terjadi kali ini merupakan banjir terbesar yang ia temui. Dulu tahun 2005, juga pernah terjadi banjir besar yang menyebabkan jalan nasional putus. “Tapi pada saat itu, volume air tidak sebesar yang terjadi sekarang,” katannya.
Korban Butuh Tenda
Nurlison Wali Nagari Kambang Barat menyebutkan, sebanyak 150 orang warga korban bencana banjir saat ini membutuhkan tenda atau tempat tinggal. Sebagian warga kini memang ada yang mengungsi ke rumah saudaranya.
“Namun, banyak warga korban banjir yang tinggal di Pasir Putih yang tidak memiliki saudara dekat Pasir Putih. Namun apapun namanya baik yang punya saudara atau tidak, mereka tetap membutuhkan tempat tinggal sementara berupa tenda,” kata Nurlison.
Selain itu menurutnya, korban juga butuh selimut, persediaan makanan orang dewasa dan bayu, pakaian, minuman, persiapan obat abatan. “Banyak di antara saudara saudara kita tersebut yang kehilangan harta benda, baik makan, pakaian dan lainnya.
Hingga berita ini diturunkan kawasan Pesisir Selatan masih diguyur hujan.
Terjunkan Bantuan
Sekdaprov Sumbar Drs.Ali Asmar,M.Pd kepada wartawan Kamis (3/11), di Padang mengatakan, Pemprov Sumbar sudah menerjunkan Tim BPBD yang dikomandoi Pusdalops PB Sumbar ke lapangan guna membantu Pemkab Pesisir Selatan pada masa tanggap darurat menangani korban bencana.
Ali Asmar mengatakan, untuk sementara pengungsi ditampung di rumah penduduk yang berada di ketinggian, di kantor Wali Nagari serta memanfaatkan gedung sekolah.
Mengingat curah hujan yang terbilang tinggi belakangan ini, pihaknya minta agar masyarakat mewaspadai situasi di lingkungannya masing-masing, baik potensi tanah longsor maupun potensi banjir.
Seluruh Pemkab/Pemko di Sumbar juga diminta waspada dan siaga menghadapi ancaman bencana akibat cuaca ekstrim. Bila terjadi bencana di suatu daerah, mohon segera dilaporkan secepatnya ke provinsi agar dapat disalurkan bantuan secepatnya.
Wagub Tinjau
Wakil Gubernur Sumatra Barat, Muslim Karim, akan meninjau langsung lokasi banjir bandang yang melanda sejumlah kecamatan di Pesisir Selatan, pada Jumat (4/11) pagi ini.
“Besok, sesampai di Padang, saya akan langsung ke lokasi bersama Pak Bupati Nasrul Abit,” kata Muslim kepada Haluan usai bertemu Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo di Gedung Kementerian KP, Gambir, Jakarta, Kamis (3/11) kemarin.
Pertemuan Wagub dengan Menteri KP kemarin juga dihadiri Nasrul Abit dan sejumlah bupati dan walikota di Sumbar untuk memaparkan program Gerakan Ekonomi Penyejahteraan Masyarakat Pesisir (GE-PMP).
“Saya semula tak berangkat mengingat kondisi banjir yang melanda daerah saya. Tetapi seluruh aparat sudah berada di lapangan dan ada juga sebuah mobil Ambulans yang hanyut dibawa banjir,” kata Nasrul.
Kehadirannya menemui Menteri Kelautan juga sangat strategis mengingat Pesisir Selatan adalah salah satu daerah miskin di Sumatra Barat dan sebagian besar adalah nelayan.
Wagub menjelaskan, Pemda Provinsi sudah menyiapkan berbagai kebutuhan masyarakat, termasuk makanan siap saji yang siap didrop ke Pessel mulai pagi ini.(h/har/mjn/vie/sal)(haluan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar