AMPEK NAGARI, Murid Kelas II Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Simpang Ampek, Nagari Sitanang, Kecamatan Ampek Nagari, Agam, hingga kini masih belajar “barapak” beralaskan tikar plastik.
Kondisi demikian disebabkan sekolah tersebut kekurangan mebel belajar. Informasi tersebut diungkapkan Kepala Sekolah SDN 01 Simpang Ampek, Khairani, S.Pd, didampingi guru olahraga, Niswarti, S.Pd, Selasa (10/1). Gedung SD tersebut dihancurkan gempa September 2009 lalu. Komite sekolah bersama orang tua murid, dan warga Sitanang memutuskan memindahkan gedung sekolah ke tempat yang lebih aman. Semula, gedung sekolah itu berada di Padang Jua, dan dipindahkan ke Tanjung Harapan, masih dalam Jorong Simpang Ampek. Pembangunan baru gedung sekolah itu dibantu dana BNPB, dan didukung para orang tua murid serta komite sekolah.
“Bangunan yang dibantu BNPB empat lokal belajar, dan dua lokal dibangun komite sekolah dan orang tua murid,” ujar Ketua Komite Sekolah, Yulisman Dt. Majo Lelo.
Satu dari enam lokal dimaksud dimanfaatkan untuk kantor majelis guru dan kepala sekolah. Dengan demikian, praktis lokal yang bisa digunakan untuk proses belajar-mengajar hanya lima unit. Sementara jumlah rombongan belajar di sekolah itu tujuh lokal. Kekurangan dua lokal belajar ditanggulangi dengan membangun ruang belajar darurat. “Kini bangunan tersebut sudah bisa digunakan dua lokal. Walau lantainya disemen seadanya, dan belum punya loteng (plafon). Bila siang, murid dan guru akan kepanasan,” ujarnya lagi.
Kekurangan mebel, sampai kini belum bisa ditanggulangi wali murid. Karena wali murid banyak dari kalangan keluarga kurang mampu. Di sisi lain, komite sekolah sudah “malu” meminta sumbangan dari wali murid. Karena mereka akhir-akhir ini sudah terlalu banyak mengeluarkan dana untuk membantu pembangunan di sekolah itu.
Bantuan yang diharapkan adalah dari Pemkab Agam, melalui Disdikpora, atau dari pihak BNPB. Untuk itu, menurut Dt. Majo Lelo, pihak komite sekolah telah menyampaikan permohonan.
Walau belajar beralaskan tikar plastik (karpet), semangat belajar murid kels II tetap tinggi. Mereka tidak mengeluh. Bahkan di antara mereka ada yang menggunakan meja belajar mini. Namun jumlahnya tidak banyak. Kebanyakan dari mereka menulis beralaskan karpet, atau menggunakan paha mereka.
Menurut Khairani, mebel belajar yang layak pakai saat ini hanya 50 buah kursi, dan 45 buah meja. Idealnya kursi sebanyak murid, yaitu 199 kursi, dan meja buah 100.
SDN 01 Simpang Ampek memiliki 199 murid, dan 7 guru PNS, diantaranya 4 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru olahraga, dan kepala sekolah. Guru honor komite 3 orang, dan penjaga sekolah juga masih berstatus honorer. Sekretaris Disdikpora Agam, Drs. Edi Osman,M.Pd, kepada Haluan mengatakan, semua masalah sarana dan prasarana pendidikan yang rusak akibat gempa akan dituntaskan dalam waktu dekat. Termasuk masalah kekurangan mebel. (h/msm)haluan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar