Boikot Kurma Israel
Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR, Almuzzammil Yusuf, mengecam keras impor buah Kurma dan Jeruk Shantang dari Israel. Karena, menurut dia, hal itu sama halnya dengan memberi anggaran Israel untuk menjajah Palestina.
"Kami jelas menolak berbagai hubungan kerja sama dalam bidang apapun dengan Israel yang telah menjajah Palestina sampai saat ini," ujar Almuzzammil kepada pers, Kamis (9/8).
Dengan semakin laris hasil pertanian Israel, maka akan semakin agresif merampas tanah pertanian milik rakyat Palestina. "Potensi pengambilan lahan Palestina semakin tinggi dan akan banyak lagi rakyat Palestina yang menderita," tambah dia.
Bahkan yang lebih berbahaya, Israel terbiasa melakukan makar busuk terhadap kemanusiaan dengan menghalalkan berbagai cara. "Termasuk sangat mungkin melalui rekayasa organik tanaman yang membahayakan bagi kita," tambah dia.
Untuk itu, Muzzammil mempertanyakan mengapa harus impor dari Israel padahal untuk kedua produk tersebut bisa berdagang dengan negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. "Kenapa harus impor dari Israel? Kan banyak negara seperti Turki, Mesir, Saudi, Tunisia, dan negara lainnya penghasil kurma," kata dia.
Pemerintah dalam hal ini, katanya, harus lebih peka menjaga perasaan dan umat Islam, terutama rakyat Palestina yang sudah lama diblokade kebutuhan pangannya oleh Israel. "Kita harus tunjukan solidaritas kita secara penuh kepada mereka," serunya.
Meskipun demikian, Muzzammil mengapresiasi upaya pemerintah, melalui Kementerian Luar Negeri memperjuangkan kemerdekaan Palestina di tingkat internasional. Meski tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, namun hubungan dagang Indonesia dengan Israel tidak dapat dilepaskan seutuhnya.
Tercatat dalam data Bada Pusat Statistik (BPS) setidaknya dari sembilan buah impor terbesar yang diminati masyarakat Indonesia, ada dua buah impor yang berasal dari Israel.
Dengan semakin laris hasil pertanian Israel, maka akan semakin agresif merampas tanah pertanian milik rakyat Palestina. "Potensi pengambilan lahan Palestina semakin tinggi dan akan banyak lagi rakyat Palestina yang menderita," tambah dia.
Bahkan yang lebih berbahaya, Israel terbiasa melakukan makar busuk terhadap kemanusiaan dengan menghalalkan berbagai cara. "Termasuk sangat mungkin melalui rekayasa organik tanaman yang membahayakan bagi kita," tambah dia.
Untuk itu, Muzzammil mempertanyakan mengapa harus impor dari Israel padahal untuk kedua produk tersebut bisa berdagang dengan negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. "Kenapa harus impor dari Israel? Kan banyak negara seperti Turki, Mesir, Saudi, Tunisia, dan negara lainnya penghasil kurma," kata dia.
Pemerintah dalam hal ini, katanya, harus lebih peka menjaga perasaan dan umat Islam, terutama rakyat Palestina yang sudah lama diblokade kebutuhan pangannya oleh Israel. "Kita harus tunjukan solidaritas kita secara penuh kepada mereka," serunya.
Meskipun demikian, Muzzammil mengapresiasi upaya pemerintah, melalui Kementerian Luar Negeri memperjuangkan kemerdekaan Palestina di tingkat internasional. Meski tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, namun hubungan dagang Indonesia dengan Israel tidak dapat dilepaskan seutuhnya.
Tercatat dalam data Bada Pusat Statistik (BPS) setidaknya dari sembilan buah impor terbesar yang diminati masyarakat Indonesia, ada dua buah impor yang berasal dari Israel.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar