KOMPAS/WISNU WIDIANTOROPasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama.
Program andalan pasangan Jokowi-Ahok yaitu Kartu Jakarta Pintar ternyata menarik minat para pemilih pemula untuk memilihnya pada putaran pertama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta lalu. Siswa Kelas III SMA Negeri 4, Gambir, Jakarta, Abraham, mengakui bahwa pada putaran pertama lalu dirinya memilih pasangan Jokowi-Ahok karena program yang diusung sangat mementingkan sektor pendidikan.
"Saya pilih nomor tiga karena mereka lebih mementingkan sektor pendidikan. Sebagai generasi muda, pendidikan menjadi masalah yang harus diprioritaskan," kata Abraham saat dijumpai di SMA Negeri 4, Gambir, Jakarta, Rabu (8/8/2012).
Kendati demikian, ia menilai kedua calon gubernur yang lolos putaran kedua ini memiliki program yang bagus dan mantap. Namun melihat program-program yang berjalan saat ini, ia merasa Jakarta butuh perubahan.
Ia juga mengapresiasi langkah KPU Provinsi DKI Jakarta yang melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Menurutnya, sosialisasi akan sangat berguna mengingat masa depan Jakarta ada di tangan generasi muda.
"Kalau yang muda banyak golput, nanti ke depannya mau jadi apa? Masa depan daerah ini ada di tangan yang muda-muda," jelas Abraham.
Tidak hanya itu, ia juga berpendapat bahwa isu Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA) yang belakangan kerap dihembuskan, tidak akan terlalu berpengaruh pada warga Jakarta. Ia berpendapat bahwa yang penting bagi warga Jakarta saat ini adalah pemimpin yang dapat membawa perubahan dan memimpin Jakarta dengan baik.
sumber
"Saya pilih nomor tiga karena mereka lebih mementingkan sektor pendidikan. Sebagai generasi muda, pendidikan menjadi masalah yang harus diprioritaskan," kata Abraham saat dijumpai di SMA Negeri 4, Gambir, Jakarta, Rabu (8/8/2012).
Kendati demikian, ia menilai kedua calon gubernur yang lolos putaran kedua ini memiliki program yang bagus dan mantap. Namun melihat program-program yang berjalan saat ini, ia merasa Jakarta butuh perubahan.
Ia juga mengapresiasi langkah KPU Provinsi DKI Jakarta yang melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Menurutnya, sosialisasi akan sangat berguna mengingat masa depan Jakarta ada di tangan generasi muda.
"Kalau yang muda banyak golput, nanti ke depannya mau jadi apa? Masa depan daerah ini ada di tangan yang muda-muda," jelas Abraham.
Tidak hanya itu, ia juga berpendapat bahwa isu Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA) yang belakangan kerap dihembuskan, tidak akan terlalu berpengaruh pada warga Jakarta. Ia berpendapat bahwa yang penting bagi warga Jakarta saat ini adalah pemimpin yang dapat membawa perubahan dan memimpin Jakarta dengan baik.
sumber
Postingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar