Menjelang peringatan ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) 1 Desember, Markas Polsek Pirime di wilayah Puncak Jaya, Papua diberondong gerombolan bersenjata pada Selasa pagi (27/11), sekitar pukul 06.00 WIT.
Kapolsek Pirime Lany Jaya Ipda Rolfi Takubesi dan dua anggotanya, Brigadir Jefri Rumkorem dan Brigadir Daniel Makuker, ditemukan tewas mengenaskan. Bahkan jasad Kapolsek Pirime, Ipda Rolfi Takubesi (48) ditemukan terbakar dengan kondisi tangan terpotong-potong.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Timur Pradopo mengakui ada tiga anggotanya yang tewas di Pirime, Papua. Polri akan mengirim satu satuan setingkat kompi (SSK) untuk peningkatan keamanan “Ada penyerangan di Polsek Pirime di wilayah Puncak Jaya atau Jayawijaya. Perjalanan delapan jam dari Jayapura. Tiga anggota Polri meninggal, Kapolsek dengan anggotanya,” kata Timur ditemui di Istana Negara, Selasa (27/11).
Timur menerangkan, tiga anggotanya yang tewas itu masih dalam penelusuran untuk mengetahui penyebab kematian. “Semua tunggu hasil penyelidikan. Masih kami dalami,” kata Timur lagi.
“Sudah kami siapkan 1 SSK dari Brimob ke lokasi,” imbuh Timur.
Terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Papua AKB I Gede Sumerta Jaya di Jayapura, menjelaskan selain membakar kantor dan mengakibatkan tiga anggota polisi tewas, penyerangan juga mengakibatkaan tiga pucuk senjata api milik polisi raib. Diduga kuat senjata api dibawa lari kelompok yang melakukan serangan. “
“Ada juga tiga pucuk senjata api yang berhasil dibawa kabur, ntara lain satu pucuk revolver AR 1 dan 1 pucuk V5 Sabhara. Kerugian materil diperkirakan mencapai Rp500 juta,” jelas Sumerta. Selasa petang.
Tuding OPM
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan aksi penyerangan Markas Polsek Pirime tersebut bermotif perampasan senjata. Polisi menuding aksi penyerangan yang berujung tewasnya tiga polisi itu dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
“Kita tahu kalau orang-orang memerlukan senjata api untuk melakukan penyerangan dan aksi kekerasan lainnya,” kata Boy.
Boy mengatakan, aksi penyerangan kantor polisi di Papua sudah berulang kali terjadi. Penyerangan itu terjadi dengan mudah karena faktor geografis dan kurangnya personel yang berjaga. “Upaya ini umumnya dilakukan secara sporadis dan mereka melarikan diri di daerah-daerah yang sulit dijangkau,” kata dia.
“Ini di dataran tinggi yang tidak mudah untuk dilakukan pengejaran-pengejaran. Sementara personel kami jumlahnya minim, rata-rata masih di bawah 30 orang,” Boy menambahkan.
Dalam penyerangan yang menyebabkan tewasnya Kapolsek Pirime, Ipda Rolfi Takubesi (48), setidaknya ada satu anggota polisi yang berhasil menyelamatkan diri. Penyidik kepolisian akan mendalami kesaksian polisi yang berhasil kabur ini. “Dia kewalahan menghadapi penyerangan yang jumlahnya cukup besar, paling tidak di atas 10 orang,” jelasnya. Namun, Boy tidak menjelaskan identitas polisi yang berhasil menyelamatkan diri ini.
Berdasarkan keterangan sementara, kelompok penyerang ini langsung menghamburkan tembakan secara membabi buta. Polisi yang berada di Mapolsek Pirime memberikan tembakan balasan, namun tidak mampu mengimbangi kekuatan para penyerang. Tiga polisi tewas, para pelaku membakar jasadnya.
Sementara itu , TNI tidak mempersiapkan pengamanan khu sus atau pemetaan wilayah yang dianggap rawan menjelang HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember. “Tidak ada itu, masyarakat saat ini memiliki tingkat kesadaran bernegaranya semakin baik. Kalau ada kelompok-kelompok yang melakukan tindakan kriminal adalah tugas kepolisian. Kalau ada saudara-saudara kita yang berseberangan pandangan, adalah tugas kita semua komponen untuk menyadarkan mereka,” kata Kepala Penerangan Kodam VXII/Cenderawasih Letkol Jansen Simanjuntak di Jayapura, Selasa.
Menurutnya, TNI dalam hal ini Kodam XVII/Cenderawasih melaksanakan siap-siaga tiap saat tanpa melihat hari dan tanggalnya. Artinya tak ada hal yang khusus bagi TNI karena semua hari itu sama pentingnya dan Kodam siap selama 365 hari dalam setahun. “Keadaan yang berlaku adalah tertib sipil, Pemda dan Polri adalah yang terdepan. TNI membantu sesuai dengan kebutuhan dan aturan yang berlaku,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar