k48-11
Ratusan santri mendatangi Mapolsek Malangbong,Garut Jawa Barat, Selasa (19/7/2011).
GARUT, KOMPAS.com — Ratusan santri dan warga dari sejumlah desa di Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengepung kantor Polsek Malangbong, Selasa (19/7/2011) siang.
Ratusan santri datang dengan menggunakan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat serta kendaraan bak terbuka seperti truk. Tanpa dikomando, para santri dan warga langsung mengepung Mapolsek Malangbong sejak siang hingga sore.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, ratusan santri ini datang untuk menuntut pembebasan seorang kiai sekaligus pengurus salah satu pondok pesantren di Lewo, Malangbong, yang diduga ditangkap dan ditahan aparat Polsek Malangbong beberapa waktu lalu.
Halim (23), salah seorang santri, mengaku kedatangannya bersama ratusan santri lainnya ke Mapolsek Malangbong bertujuan menuntut polisi membebaskan seorang kiai yang diduga ditahan pihak Polsek. Namun ia enggan menyebutkan nama kiai yang dimaksud. Selain itu, kata dia, para santri juga menuntut agar pihak Polsek tidak semena-mena dan dapat mengayomi seluruh masyarakat Malangbong.
Hal serupa juga dikatakan Asep, santri lainnya. Menurutnya, kedatangan para santri ke Mapolsek Malangbong itu bertujuan untuk mengingatkan jajaran Polsek Malangbong bersikap adil. "Jangan anggap masyarakat itu bodoh. Kami sudah kesal dengan ulah para aparat di sini," katanya.
Meskipun ratusan santri dan warga sempat mengepung dan berkeliling di depan Kantor Polsek Malangbong, tak ada satu pun dari para santri yang melakukan orasi atau membagikan selebaran kepada masyarakat. Para santri dan warga hanya terlihat memarkir kendaraan mereka dan bergerombol di sekitar pasar Malangbong dan halaman Polsek. Setelah itu mereka melakukan konvoi dan kembali ke halaman Polsek Malangbong.
Namun, tudingan itu dibantah oleh Kapolsek Malangbong Komisaris Edison Harefa. Menurut dia, pihaknya sama sekali tidak pernah melakukan penahanan terhadap salah seorang ulama asal Malangbong. Selama ini, kata dia, pihaknya menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan, termasuk kalangan pesantren dan tokoh masyarakat yang ada di Kecamatan Malangbong.
"Ini hanya salah paham saja. Kami tidak ada masalah. Bahkan kiai yang disebut kami tahan itu bersahabat baik dengan kami. Miskomunikasi saja. Tak ada itu penahanan," kata Edison, saat ditemui di Mapolsek Malangbong, Selasa (19/7/2011).
Edison juga mengaku tidak mengetahui persis tuntutan para santri yang datang mendatangi kantornya. Pasalnya, kata dia, para santri sama sekali tak melakukan orasi ataupun menyampaikan aspirasinya kepada polisi. Dia mengatakan, pihaknya siap berkomunikasi secara intensif dengan para santri jika memang pihaknya melakukan kesalahan terhadap masyarakat.
Ratusan santri datang dengan menggunakan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat serta kendaraan bak terbuka seperti truk. Tanpa dikomando, para santri dan warga langsung mengepung Mapolsek Malangbong sejak siang hingga sore.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, ratusan santri ini datang untuk menuntut pembebasan seorang kiai sekaligus pengurus salah satu pondok pesantren di Lewo, Malangbong, yang diduga ditangkap dan ditahan aparat Polsek Malangbong beberapa waktu lalu.
Halim (23), salah seorang santri, mengaku kedatangannya bersama ratusan santri lainnya ke Mapolsek Malangbong bertujuan menuntut polisi membebaskan seorang kiai yang diduga ditahan pihak Polsek. Namun ia enggan menyebutkan nama kiai yang dimaksud. Selain itu, kata dia, para santri juga menuntut agar pihak Polsek tidak semena-mena dan dapat mengayomi seluruh masyarakat Malangbong.
Hal serupa juga dikatakan Asep, santri lainnya. Menurutnya, kedatangan para santri ke Mapolsek Malangbong itu bertujuan untuk mengingatkan jajaran Polsek Malangbong bersikap adil. "Jangan anggap masyarakat itu bodoh. Kami sudah kesal dengan ulah para aparat di sini," katanya.
Meskipun ratusan santri dan warga sempat mengepung dan berkeliling di depan Kantor Polsek Malangbong, tak ada satu pun dari para santri yang melakukan orasi atau membagikan selebaran kepada masyarakat. Para santri dan warga hanya terlihat memarkir kendaraan mereka dan bergerombol di sekitar pasar Malangbong dan halaman Polsek. Setelah itu mereka melakukan konvoi dan kembali ke halaman Polsek Malangbong.
Namun, tudingan itu dibantah oleh Kapolsek Malangbong Komisaris Edison Harefa. Menurut dia, pihaknya sama sekali tidak pernah melakukan penahanan terhadap salah seorang ulama asal Malangbong. Selama ini, kata dia, pihaknya menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan, termasuk kalangan pesantren dan tokoh masyarakat yang ada di Kecamatan Malangbong.
"Ini hanya salah paham saja. Kami tidak ada masalah. Bahkan kiai yang disebut kami tahan itu bersahabat baik dengan kami. Miskomunikasi saja. Tak ada itu penahanan," kata Edison, saat ditemui di Mapolsek Malangbong, Selasa (19/7/2011).
Edison juga mengaku tidak mengetahui persis tuntutan para santri yang datang mendatangi kantornya. Pasalnya, kata dia, para santri sama sekali tak melakukan orasi ataupun menyampaikan aspirasinya kepada polisi. Dia mengatakan, pihaknya siap berkomunikasi secara intensif dengan para santri jika memang pihaknya melakukan kesalahan terhadap masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar