JAKARTA - SINGGALANG Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim menjanjikan perubahan di lingkungan Kemdiknas maupun pelaksanaan pendidikan di Indonesia.
Musliar Kasim dilantik jadi Wakil Menteri Pendidikan, Rabu (19/10) bersama wakil dan menteri lain hasil reshuffle kabinet di Istana Negara. Musliar mengemukakan, dua wakil menteri di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan membantu dalam upaya penyesuaian pendidikan dengan lapangan pekerjaan di Indonesia. Ke depannya, Kemdikbud juga akan memasukkan nilai budaya yang baik dalam bahan pelajaran di institusi pendidikan Indonesia. Hal itu, menurut Musliar, berguna untuk mencetak generasi yang cerdas dan mempunyai karakter kuat. Selama ini, Musliar menilai, institusi pendidikan hanya meng hasilkan pengangguran tingkat tinggi dan harus dilakukan kajian mengapa hal itu bisa terjadi. Ia berjanji, semua tamatan sekolah menengah dan perguruan tinggi nantinya akan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dunia kerja. “Kita akan kaji, dan kalau bisa mereka dapat menghasilkan pekerjaan sendiri. Karena saat ini masyarakat semakin risau dengan tingginya angka pengangguran,” kata Musliar yang diwartakan KCM. Guna mewujudkan hal itu, Kemdikbud akan mengembangkan pendidikan karakter dan pendidikan kewirausaan yang sebelumnya juga telah dirintis Kementerian Pendidikan Nasional. Akan tetapi, menyusul bertambahnya tugas Kemdiknas, maka perlu diperjelas road map yang akan digunakan untuk menghasilkan orang-orang yang cerdas dan berkarakter. “Sebenarnya pendidikan karakter dan kewirausahaan sudah dimulai di masing-masing direktorat, menengah, dan ting-gi. Tapi akan kita sinkronkan kembali sehingga visi Presiden dapat tercapai,” ujar Musliar. Tak hanya itu, kurikulum pendidikan nasional juga akan diperbaiki. “Menurut saya bukan jurusan, tetapi lebih kepada bobot mata pelajaran. Bagaimana memancing kreativitas mereka untuk mengimplementasikan bidang yang dikuasainya menjadi sesuatu yang bernilai secara ekonomi,” katanya. Lima pilar Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti akan menata dan membangun kebudayaan di Indonesia. Menurutnya, perlu penyusunan strategi pembangunan kebudayaan tersebut akan bertumpu pada lima pilar penting tentang kebudayaan. Pilar pertama, mengenai karakter dan jati diri bangsa. Pilar ini sebelumnya dilaksanakan Kementerian Pendidikan Nasional melalui program pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah dan kepada anak-anak usia dini. Pilar kedua, sejarah warisan dan karya budaya. Dalam ranah ini, Wiendu menjelaskan, ada dua arena penting yang akan tersentuh, hal-hal yang bersifat benda, seperti candi-candi, kawasan kota-kota lama, artefak, dan monumen. Termasuk juga struktur-struktur bentang budaya yang umumnya bersifat sumber daya alam namun memiliki nilai budaya yang penting, sehingga menjadi bagian yang perlu ditata ulang. “Arena kedua adalah warisan budaya tak benda, meliputi ideologi, psikologi, kuliner, cara berpakaian, dan lain sebagainya,” kata Wiendu. Pilar ketiga, lanjutnya, diplomasi budaya. Kekayaan budaya Indonesia yang luas dan luhur, menurutnya perlu lebih diangkat ke mata dunia sebagai citra positif yang akan membantu kiprah Indonesia di mata dunia. Pilar keempat, pembangunan sumber daya manusia dan kelembagaan budaya. Ia menjelaskan, nantinya akan ada beberapa arahan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai rencana disinergikannya institusi pendidikan seni dan kebudayaan. Pilar yang terakhir yaitu pembangunan sarana dan prasarana budaya. Seperti permuseuman, galeri, dan kantong-kantong budaya di lingkungan masyarakat yang selama ini kurang nampak secara formal tetapi penting sekali keberadaannya sebagai satu jaringan pemikiran dan karya yang perlu ditata dalam rangka pembangunan nasional kebudayaan. “Akan disusun cetak biru pembangunan nasional kebudayaan yang diupayakan selesai akhir tahun ini. Cetak biru itu akan berisi mengenai kebijakan pembangunan nasional kebudayaan, strategi pembangunan dan lain sebagainya,” papar Wiendu. Agenda utama Diwartakan Antara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyiapkan dua agenda utama kementerian baru terkait keorganisasian dan substansi sebagai konsekuensi yang segera diselesaikan terkait perubahan fungsi dari Kemdiknas menjadi Kemdikbud. Urusan keorganisasian akan ada dua direktorat jenderal yang menangani terkait dengan kebudayaan sebagai bagian dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan masuk di Kemdikbud menjadi Direktorat Jenderal Kebudayaan. “Dua ditjen kami gabungkan jadi satu ditjen,” kata Mohammad Nuh. Mendikbud menambahkan, dengan satu direktorat jenderal baru maka akan diselesaikan juga terkait dengan kepegawaian, tugas pokok serta fungsi, dan ukuran kinerjanya. Pejabat nganggur Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat, Rohmani menyambut baik digabungnya pendidikan nasional dan kebudayaan menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selama ini pembangunan kebudayaan bangsa tidak je las arahnya ke mana. Tetapi, terkait adanya dua wakil men teri di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rohmani mengatakan hal tersebut tidak efektif. Melihat postur birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tambun, Rohmani memprediksi akan ada dirjen yang menganggur. Atau bisa jadi wakil menteri yang akan menganggur. Karena akan terjadi tumpang tindih wewenang, kebijakan, dan rebutan pekerjaan. (*/006) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar