Mahasiswa Minang yang menuntut ilmu di Mesir memiliki asrama yang disebut dengan Rumah Gadang. Selain sebagai “basis” sosialisasi mahasiswa, Rumah Gadang juga sebagai tempat digerakkannya usaha makanan. Ada yang berdagang juga.
Kemelut politik dan demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Mesir beberapa waktu lalu, sedikitnya membawa “berkah” bagi publik, terutama masyarakat Sumatra Barat.
Selama ini, tak banyak informasi tentang kondisi dan aktivitas mahasiswa Sumatera Barat di Mesir yang diketahui masyakarat. Ternyata, banyak juga aktivitas mahasiswa asal Sumatera Barat di Mesir.
Mahasiswa asal Minang yang menimba ilmu di Mesir, kini tak perlu repot mencari tempat tinggal. Sejak 2008, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui APBD membangun asrama sebagai tempat tinggal.
Sesuai dengan keputusan Musyawarah Istimewa Anggota (MIA) pada 19 September 2008, mengenai penghuni dan anggota asrama Rumah Gadang adalah mahasisiwa baru asal Sumatera Barat yang datang pada tahun ajaran baru setiap tahunnya. Keanggotaan yang berjumlah 41 orang digabung dengan umdah (pembina asrama) atau Badan Pengelola Rumah Gadang (BPRG), yang berjumlah 7 orang.
Keputusan itu mempertimbangkan komposisi penghuni asrama, maka komposisi asrama diatur oleh BPRG dengan menempatkan 14 orang penghuni asrama pada masing-masing flat (include 2 orang pembina asrama).
Pembinaan asrama berfilosofikan pola pendidikan surau. Pola pendidikan surau merupakan sistem pendidikan yang memperhatikan seluruh aspek; spritual (ruhiyyah), akademisi (fikriyyah), budi pekerti (sulukiyyah) dan pandai basilek (jasadiyyah).
Strategi pembinaan
Alam takambang jadi guru, bakawan tanpa pandang bulu menjadi strategi yang diterapkan dalam pembinaan di asrama. Jauah bajalan banyak dicaliak, alam takambang jadi guru.
Apapun yang tampak dan didapati selama di rantau akan dijadikan guru dan pengalaman abadi, sebagai bekal dalam hidup di masa datang di tengah masyarakat.
Untuk mendapati pengalaman yang banyak, dalam kehidupan sehari-hari rang mudo harus memaksa diri untuk memperluas pergaulan dalam skala nasional maupun internasional. Dalam tataran pembinaan asrama, diharapkan pola pembinaan asrama dilakukan secara fleksibel mengikuti kebutuhan masa dan mempertimbangkan metode yang paling maslahat. Lebih jauh, senjata utama untuk menguasai dunia dalam kehidupan era kontemporer -selain menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi- adalah kekuatan silaturrahmi (networking).
Rihlah, Wahana Refreshing
Selain melaksanakan berbagai pelatihan/kursus dan seminar peningkatan potensi diri, tidak setidikit warga Minang yang memanfaatkan waktu libur mereka untukadventure menjelajahi setiap tapak tanah Mesir, menyibak rahasia di balik peradaban tua lembah Sungai Nil dan Daulah Islamiyyah yang lama menguasai Mesir.
Dengan panorama alam semenanjung perairan Meditrania dan Laut Merah, alam Mesir semakin menarik untuk dikunjungi oleh para pelajar asing. Magnetis gurun, juga menjadi daya tarik tersendiri.
Untuk mengakomodir keinginan masyarakat ini, setiap tahunnya KMM Mesir menggelar acara rihlah basamo menuju satu objek wisata di Mesir, seperti: Puncak Sinai, Pantai Alexandria, Terusan Suez di Port Said, Pantai Masra Matruh, Oase dan danau Qarun di Fayyum, oase dan gurun pasir yang indah di Siwa, Pyramid di Giza, Pyramid Sakkara dan obejek-objek lainnya.
Di kota Kairo saja, para pelajar asing bisa mengunjungi banyak masjid, perpustakaan dan bangunan lama, bekas kebesaran Islam masa lalu. Dengan adanya rihlah ini diharapkan semakin memperkaya wawasan mereka tentang budaya dan peradaban Mesir di masa lalu dan hari ini. Di samping rihlah sebagai wahana refreshing setelah menyelesaikan ujian term. Tak jarang dengan mengadakan rihlah basamo ini silaturrahim sesama warga KMM Mesir semakin kuat.
Asrama mahasiswa y6ang disebut Rumah Gadang yang berada di Flat 502 Building 8 Al Imarat Block First Settlemen New Cairo Helwan EGYPT. Nomor telepon: (+202) 22478245. Berjarak sekitar 15 Km dari kampus Universitas Al Azhar Kairo.
Laporan : ALNOF ANDRU
(Dari Mesir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar