Septri Lediana
Padang-Singgalang Meski produksi beras di Sumbar terus meningkat, tapi masih ada daerah di Sumbar yang tergolong daerah rawan pangan yakni Mentawai dan Lunang Silaut, Pesisir Selatan. Kedua daerah ini rawan pangan karena akses transportasi yang relatif sulit.
“Hampir semua daerah di Sumbar aman pangan. Produksi pangan kita lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Tapi daerah rawan pangan ada, karena akses transportasi yang sulit,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumbar, Syahrial Syam saat acara peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS), Senin (31/10).
BKP meyakinkan daerah-daerah rawan itu terus dipantau untuk memastikan jumlah pasokan pangannya. Terutama untuk Mentawai yang sering kekurangan beras dan juga memiliki jumlah masyarakat miskin yang banyak. Begitu pula dengan daerah-daerah terisolir lainnya. Pasokan Raskin ke daerah ini lebih diutamakan untuk memastikan pemenuhan kebutuhan.
Namun, Syahrial Syam menyebutkan ketahanan pangan tak bisa hanya dengan memastikan jumlah pangan terutama beras selalu mencukupi kebutuhan masyarakat. Ia memastikan lama kelamaan jumlah beras tak akan mencukupi kebutuhan. Jumlah penduduk yang semakin meningkat, permukiman yang bertambah secara otomatis akan menurunkan produksi beras. Belum lagi jika terjadi bencana. Contohnya banjir yang terjadi di Thailand mengakibatkan 35 persen impor beras untuk Indonesia tak tercukupi.
“Walaupun jumlah produksi beras Sumbar banyak, dibutuhkan juga untuk ikut memenuhi kebutuhan nasional. Apalagi jika ada masalah impor seperti ini,” katanya.
Saat ini jumlah produksi beras Sumbar terus meningkat. Pada 2009, 2.105.790 ton Gabah Kering Giling (GKG), 2010 sebanyak 2.323. 655 ton GKG dan 2011 sebanyak 2.460.850 ton GKG.
Ia menilai cara paling efektif untuk memastikan ketahanan pangan adalah membuat masyarkat beralih mengkonsumsi sumber karbohidrat selain beras seperti ubi, jagung dan sagu.
Saat ini BKP Sumbar mengklaim jumlah konsumsi beras di Sumbar menurun. Padahal jumlah masyarakat meningkat dan jumlah masyarakat miskin menurun. Konsumsi beras perkapita per orang 139 kg per tahun pada 2010. Sekarang sudah menjadi 123 kg per tahun.
Penghargaan Nasional
Dalam upaya sosialisasi menu pengganti beras, Sumbar meraih juara umum dalam perlombaan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS). Diwakili PKK Kota Solok, Sumbar berhasil mengalahkan 32 provinsi lain dan menang telak untuk ketiga kategori sekaligus, kategori lomba cipta menu beragam bergizi dan seimbang, kategori pangan hewan dan pangan lokal. Penghargaan diserahkan langsung oleh Istri Wakil Presiden, Ny. Herawati Boediono, Kamis (20/10) di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Saat perlombaan PKK Kota Solok menyajikan tiga jenis menu, menu untuk wanita hamil, untuk pria produktif dan menu untuk anak balita. Keseluruhannya dibuat memenuhi kategori penjurian.
Menu-menu yang berhasil membawa Sumbar pada kemenangan itu akan dibukukan dan disosialisasikan pada masyarakat. (*) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar