Alek Sander Hek dan Marlison
PAINAN - SINGGALANG Paling tidak 2.150 jiwa di Silaut IV dan V, Pesisir Selatan sampai tadi malam masih terisolasi akibat banjir. Dikhawatirkan, mereka kehabisan persediaan makanan, air bersih dan kain kering.
“Kami butuh speed boad atau kalau bisa helikopter. Ribuan warga di Silaut memerlukan bantuan,” kata Asisten II Setdakab Pessel, Desri kepada Singgalang, Jumat (4/11) malam.
Bupati Nasrul Abit yang saat banjir berangkat ke Jakarta, pada Jumat (4/11) sudah berada di Pesisir Selatan. Ia bergegas menemui korban bersama Wagub Sumbar Muslim Kasim dan Ketua DPRD Yultekhnil.
Bantuan
Menurut Nasrul, rakyat memerlukan uluran tangan berbagai pihak, karena musibah banjir menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Pemkab juga membuka dompet kemanusiaan agar bantuan bisa disalurkan.
Warga membutuhkan pasokan makanan, kue kering, susu, kain kering, perlengkapan bayi, obat-obatan dan selimut. Bantuan diharapkan segera disalurkan. Apalagi besok Idul Adha.
Sebagaimana diberitakan kemarin, banjir besar mengepung Pesisir Selatan. Setidaknya 17 ribu rumah terendam, 52 ribu orang me- ngungsi, 700 meter jalan lintas barat hancur. Banjir disebabkan curah hujan yang tinggi.
Korban ditemukan
Banjir susulan siap mengancam warga di lokasi bencana. Kondisi cuaca masih berawan dan hujan. Kini warga harap-harap cemas dan terpaksa berjaga-jaga.
Satu dari enam korban yang hanyut (bukan tujuh seperti diberitakan kemarin) sudah ditemukan. Neisa,8, bertemu dalam keadaan tidak bernyawa, sekitar pukul 13.00 WIB kemarin. Sedangkan lima lagi masih belum tahu nasibnya.
Neisa yang merupakan warga Pasir Putih, Kenagarian Kambang Barat, Kecamatan Lengayang dilaporkan hanyut, saat banjir bandang meluluhlantakan perkampungan tersebut. Ia ditemukan tim Search and Rescue (SAR) sekitar enam mil dari lokasi kejadian. Korban saat temukan di laut, dalam kondisi mengapung dan sudah meninggal dunia.
Lima orang yang masih dinyatakan hilang tersebut masing-masing Syamtia,22, Ismaidarnis, 40, keduanya adalah warga Pasir Putih, Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang. Sedangkan sisanya Kidet,65, anak dari Rayos umur 9 bulan merupakan warga Kecamatan Linggo Sari Baganti. Pencaharian korban sudah dihentikan tim SAR tadi malam dan akan dilanjutkan kembali hari ini.
Mulai kembali ke rumah
Sementara itu 52 ribu warga Pessel di delapan kecamatan sebelumnya mengungsi, kini satu persatu sudah kembali ke rumahnya. Soalnya kondisi sudah berangsur normal. Laporan terakhir dari Kepala BPBD setempat di Kecamatan Lunag Silaut dolaporkan air belum surut benar. Sementara itu warga korban banjir yang rumahnya hancur dan rusak untuk sementara waktu masih tinggal di rumah sanak saudaranya.
Data yang dihimpun Singgalang jumlah rumah yang hanyut 72 unit. Sedangkan rusak berat dan ringan masih dalam tahap pendataan Pemkab setempat.
Pada Jumat kemarin Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abit bersama Wagub Sumbar Muslim Kasim dan Ketua DPRD Yulteknil berkunjung ke lokasi banjir. Pemrov membawa bantuan berupa beras 15 ton dan sejumlah kebutuhan korban lainnya.
Sedangkan Pemkab Pessel mencadangkan 50 ton beras untuk mengantisipasi kekurangan pasokan makanan bagi korban banjir.
“BNPB Pusat memberikan bantuan kepada kita Rp500 juta dan provinsi Rp50 juta untuk penanggukangan bencana ini,” kata Nasrul.
Sementara itu untuk Kecamatan Ranah Pesisir, Basa Ampek Balai Tapan dan Lunang Silaut, bantuan makanan sudah bisa dikirim melalui jalur darat. Yakni melalui jalur alternatif yang masuknya di Lakuak Kenagarian Amping Parak Kecamatan Sutera dan keluarnya di Pasar Gompong Kecamatan Lengayang. Hanya saja medan jalan ini lumayan berat. Karena sebagain jalan tanah dan memutar lebih kurang sepanjang 3 kilometer.
Kemudian dalam pendistribusian ke kantong-kantong pengungsian belum maksimal. Karena susah menjangkau dengan peralatan seadanya. Ditambah lagi jarak lokasi bencana yang berjauhan antara satu sama lain.
“Bantuan akan kita drop hingga tengah malam ke pusat-pusat bencana. Sehingga tidak ada lagi warga yang kekurangan sembako,” ungkap Bupati Pesisir Selatan H. Nasrul Abit.
Relokasi
Menyangkut adanya rencana relokasi terhadap daerah-daerah yang rawan bencana terutama di Pasir Putih, Lengayang, lanjut Nasrul nanti diserahkan pada camat dan masyarakatnya.
“Nanti saya aka rapat dengan seluruh camat yang daerahnya terkena bencana untuk membicarakan hal tersebut di Lengayang,” kata Nasrul tadi malam.
Adapun tawaran untuk relokasi tersebut berupa bantuan rumah dimana angkanya minimal Rp5 juta dan maksimal Rp15 juta perunit. Rencana relokasi tersebut agar mereka tidak kembali terkena bencana dikemudian hari. Soalnya pemukiman yang sedang mereka tempati sekarang sangat rawan terhadap bencana banjir dan gelombang pasang.(*) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar