... Korban ditemukan di rumah pelacuran milik AG...
Tanjungpinang, Riau Kepulauan .Seorang puteri remaja asal Bogor berinisial TR, yang masih berusia 15 tahun, dijemput keluarganya di lokalisasi Batu 24, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu. TR adalah korban perdagangan perempuan yang dilakukan jaringan perdagangan manusia.
TR dijemput langsung kedua kakaknya dibantu petugas kepolisian Bintan, staf Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak, dan staf Rumah Singgah Engku Putri Kepulauan Riau.
"TR hanya tamat SMP sehingga mudah direkrut Iin, rekannya di Bogor, untuk menjadi wanita tuna susila di lokalisasi Batu 24. Korban sejak tiga bulan lalu melayani tamu di tempat pelacuran tersebut," kata Humas Rumah Singgah Engku Putri Kepri, Lalu Ahmad Radian.
Berdasarkan hasil wawancara petugas Rumah Singgah Engku Putri Kepri, korban dipelihara seorang pria berisial HN selama berada di lokalisasi. Ia mendapatkan fasilitas yang lengkap dari HN, dan setiap minggu mendapat uang sebesar Rp3 juta.
"Korban dikenalkan dengan HN setelah dua hari bekerja di lokalisasi," ujarnya.
HE, kakak korban yang bekerja di Bangkok dan AR yang tinggal di Bogor berangkat ke Tanjungpinang setelah mendapat informasi dari rekan-rekan TR di Bogor.
Selama beberapa hari di Tanjungpinang, HE dan IR baru mendapatkan bantuan dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Pemberdayaan Perempuan untuk menjemput adiknya.
"Korban ditemukan di rumah pelacuran milik AG," ungkapnya.
Menurut Lalu, TR bukan korban penipuan, melainkan dia ingin bekerja di lokalisasi tersebut. Korban dapat diselamatkan kedua kakaknya, karena usianya masih di bawah umur.
"TR dari kalangan broken home sehingga mudah dipengaruhi. TR memiliki enam saudara," ungkapnya.
Korban dan kedua kakaknya menginap semalam di Rumah Singgah Engku Putri Kepri. Mereka akan pulang ke kampungnya besok.***3***(ant)
TR dijemput langsung kedua kakaknya dibantu petugas kepolisian Bintan, staf Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak, dan staf Rumah Singgah Engku Putri Kepulauan Riau.
"TR hanya tamat SMP sehingga mudah direkrut Iin, rekannya di Bogor, untuk menjadi wanita tuna susila di lokalisasi Batu 24. Korban sejak tiga bulan lalu melayani tamu di tempat pelacuran tersebut," kata Humas Rumah Singgah Engku Putri Kepri, Lalu Ahmad Radian.
Berdasarkan hasil wawancara petugas Rumah Singgah Engku Putri Kepri, korban dipelihara seorang pria berisial HN selama berada di lokalisasi. Ia mendapatkan fasilitas yang lengkap dari HN, dan setiap minggu mendapat uang sebesar Rp3 juta.
"Korban dikenalkan dengan HN setelah dua hari bekerja di lokalisasi," ujarnya.
HE, kakak korban yang bekerja di Bangkok dan AR yang tinggal di Bogor berangkat ke Tanjungpinang setelah mendapat informasi dari rekan-rekan TR di Bogor.
Selama beberapa hari di Tanjungpinang, HE dan IR baru mendapatkan bantuan dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Pemberdayaan Perempuan untuk menjemput adiknya.
"Korban ditemukan di rumah pelacuran milik AG," ungkapnya.
Menurut Lalu, TR bukan korban penipuan, melainkan dia ingin bekerja di lokalisasi tersebut. Korban dapat diselamatkan kedua kakaknya, karena usianya masih di bawah umur.
"TR dari kalangan broken home sehingga mudah dipengaruhi. TR memiliki enam saudara," ungkapnya.
Korban dan kedua kakaknya menginap semalam di Rumah Singgah Engku Putri Kepri. Mereka akan pulang ke kampungnya besok.***3***(ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar