Kondisi Danau Maninjau memang sudah kritis.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Komisi VII DPR RI, Azwir Dainy Tara, kepada wartawan di Taman Muko-Muko, setelah meninjau kondisi danau, dengan menggunakan bis air Bujang Sambian, bersama rombongan, Minggu (1/4).
Menurutnya, ada 15 buah danau di Indonesia yang membutuhkan perhatian serius, karena kondisinya sudah begitu memburuk. Untuk itu diharapkan pemerintah melakukan upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut. Misalnya, dengan menanami kembali hutan dan lingkungan yang rusak di sekeliling danau.
Kerusakan lingkungan di sekitar danau, termasuk Danau Maninjau, disebabkan hutan di sekeliling danau dirusak. Kerusakan hutan adalah ulah manusia, yang kurang memperhatikan keselamatan lingkungan.
Ia menerima laporan dari pihak PLN, kalau permukaan air Danau Maninjau sudah turun pada tingkat yang mengkhawatirkan. Bahkan, saat ini permukaan air danau sudah turun sekitar 2 meter. Akibatnya, tidak semua turbin PLTA Maninjau bisa difungsikan. Kondisi demikian tidak bisa dibiarkan, karena akan berdampak buruk bagi daerah, dan juga nasional.
Untuk memperbaiki kondisi danau yang telah kritis tersebut, Azwir Dainy Tara mengaku akan memperjuangkan dana. Dana tersebut cukup besar, karena yang akan diperbaiki adalah kondisi 15 danau di Indonesia. Biayanya akan diperjuangkan pada APBN-P 2012.
Kepada Pemkab Agam, Azwir meminta untuk melakukan upaya yang bisa dilakukan daerah. Bila terbentur masalah biaya, silakan mengajukan permintaan, melalui proposal kepada pemerintah pusat. Komisi VII akan ikut memperjuangkannya.
Rombongan Komisi VII DPR-RI tersebut sengaja berkunjung ke Kabupaten Agam untuk menjemput aspirasi warga, khususnya dalam upaya memperbaiki kondisi perairan Danau Maninjau. Rombongan diterima Bupati Agam H. Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah di rumah dinasnya, bersama dengan pejabat teras Pemkab Agam.
Pada kesempatan itu, Indra Catri melaporkan kondisi Danau Maninjau, dengan segenap fungsi dan masalah yang timbul. Seperti masalah pencemaran perairan, kian menyusutnya debit air danau, berkurangnya wisatawan yang berkunjung ke objek wista Maninjau, dan masalah terkait dengan semakin kritisnya Danau Maninjau.
Azwir dan rombongan berkesempatan menanam bibit pohon penghijauan, secara simbolis, di Taman Muko-Muko. Penanaman pohon tersebut, menurut Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Agam, Ir. Yulnasri, MM, akan dilanjutkan pada perbukitan sekitar Danau Maninjau.
Pemuka masyarakat Tanjung Raya, Idham Rajo Bintang, yang ditemui di Taman Muko-Muko, mengaku sangat berharap perbaikan kondisi Danau Maninjau dan lingkungannya mendapat perhatian pemerintah ke depan. Karena Danau Maninjau merupakan “sawah-ladang” warga salingka danau. Bila kondisi danau semakin kritis, dikhawaatirkan warga akan kehilangan sawah-ladang mereka. Bila itu terjadi, warga akan semakin melarat.
Hal senada disampaikan Wali Nagari Koto Malintang, N. Dt. Palimo. Menurutnya, anak nagari Koto Malintang sangat berharap bantuan dari Komisi VII DPRD-RI memperjuangkan upaya perbaikan kondisi Danau Maninjau.
“Bila air danau kembali bersih, ikan warga dalam KJA bisa tumbuh dengan baik. Wisatawan pun akan kembali berkunjung ke Maninjau. PLTA Maninjau pun bisa menghasilkan enerji listrik secara optimal, dan kami tidak lagi menderita akibat seringnya listrik pudur,” ujarnya. (h/msm)
http://www.harianhaluan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar