Elin Yunita Kristanti
VIVAnews - Geliat Gunung Marapi di Sumatera Barat mempengaruhi wilayah sekitarnya. Tak hanya menutupi tanaman di sekitarnya, lontaran debu vulkanik mengganggu pernafasan warga.
Marapi terus lontarkan debu vukanik pasca meletus sedang awal Agustus 2011.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar berjanji akan terus menyalurkan masker. Dalam waktu dekat akan dikirim 15 ribu masker ke kaki Marapi. Karena maskesnya masih terbatas, diprioritaskan dulu bagi daerah yang sudah terkena abu," kata Manajer Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Sumbar Ade Edward pada VIVAnews, Selasa, 11 Oktober 2011.
Menurut Ade, kawasan yang kerap terkena guguran debu vulkanik gunung setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut ini adalah Pariangan, Kabupaten Agam dan sejumlah daerah di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Pihaknya berjanji akan terus menambah jumlah masker bagi daerah-daerah lain yang berada di kaki gunung.
"Akan dipersiapkan terus masker untuk mencegah masyarakat terkena Ispa (infeksi saluran pernafasan)," tambah Ade.
Marapi terus lontarkan debu vukanik pasca meletus sedang awal Agustus 2011. Tercatat lebih dari 200 kali Marapi meletus ringan dan melontarkan debu vulkanik ke arah timur dan tenggara. Meskipun tekanan letusannya terbilang menurun dan tidak mengkhawatirkan, petugas pos pemantau Marapi di Bukittinggi meminta warga menggunakan masker saat beraktifitas. Sebab, gunung ini menyemburkan debu vulkanik.
"Debu vulkanik ini terbilang berbahaya dan bisa mengganggu kesehatan warga di sekitar kaki gunung," kata petugas pos pemantau Marapi Warseno.
Secara kuantitas, menurutnya, letusan Marapi terus meningkat, namun menurun secara kualitas. Sepanjang awal Oktober tahun ini, terjadi sekitar 100 letusan ringan yang tidak membahayakan. Letusan ringan ini kerap terjadi pada pagi dan sore hari.
Marapi meletus dengan kekuatan sedang terjadi pada 3 Agustus 2011 dan melontarkan debu vulkanik setinggi 1 kilometer dari puncak. Sejauh ini, aktivitas warga di kaki gunung masih berjalan normal.
Status gunung Marapi masih berada pada level II (waspada) sejak dinaikan pada awal Agustus. Warga dilarang untuk beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Marapi.
Laporan: Eri Naldi | Padang, umi
• VIVAnewsSecara kuantitas, menurutnya, letusan Marapi terus meningkat, namun menurun secara kualitas. Sepanjang awal Oktober tahun ini, terjadi sekitar 100 letusan ringan yang tidak membahayakan. Letusan ringan ini kerap terjadi pada pagi dan sore hari.
Marapi meletus dengan kekuatan sedang terjadi pada 3 Agustus 2011 dan melontarkan debu vulkanik setinggi 1 kilometer dari puncak. Sejauh ini, aktivitas warga di kaki gunung masih berjalan normal.
Status gunung Marapi masih berada pada level II (waspada) sejak dinaikan pada awal Agustus. Warga dilarang untuk beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Marapi.
Laporan: Eri Naldi | Padang, umi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar