PAINAN - SINGGALANG Rumah Dinas Ketua DPRD Pesisir Selatan, Mardinas N Syair di Jalan H. Agus Salim, Painan, digeledah jaksa, Senin (10/10) sekitar pukul 10.25 WIB. Mardinas yang berada di Jakarta protes atas tindakan itu.
Rumah itu mendadak ramai oleh wartawan dan anggota LSM. Dalam sekejap, informasi simpang-siur segera beredar di Painan. Mardinas mendapat informasi soal itu, terkejut.
Informasi yang diperoleh, rumah dinas Ketua DPRD tersebut didatangi jaksa. Namun kabar lain menyebutkan, rumah itu digeledah dua orang jaksa. Tapi, pintu depan rumah nampak tertutup rapat.
Keterangan yang diterima kemarin, kedua jaksa diterima Sekwan, Rahmat Realson dan stafnya. Sedangkan Ketua DPRD, Mardinas N Syair tidak berada di tempat, karena dinas luar.
Dua jam kemudian, dua jaksa masing-masing Himawan dan Zondrafia didampingi dua staf Kejaksaan Negeri Painan keluar dari rumah dinas tersebut dengan berpakaian bebas. Disinyalir, penggeledahan itu terkait dengan indikasi pengadaan barang dan jasa fiktif tahun anggaran 2009-2010.
Namun ketika dikonfirmasi kepada Humas Kejari Painan, Dahyar, membantah penggeledahan tersebut. “Tidak benar jaksa melakukan penggeledahan di rumah dinas ketua DPRD. Jaksa hanya silaturrahmi dengan ketua sekaligus meminta konfirmasi kepada Sekwan tentang data-data proyek pengadaan barang dan jasa tahun anggaran 2009-2010. Kini proyek dimaksud tengah diselidiki Kejaksaan,” ucapnya.
Namun menurut Dahyar, ketika jaksa datang, Ketua DPRD, Mardinas N Syair tidak berada di rumah dinasnya. Yang bersangkutan sedang dinas luar.
Dijelaskan, kalau penggeledahan harus melalui prosedur sesuai aturan hukum yang berlaku. “Jadi keadatangan jaksa, bukan untuk menggeledah, tetapi sebatas silaturrahmi dan konfirmasi data-data yang terkait dengan proyek pengadaan barang dan jasa tahun 2009-2010.”
Tak tahu
Klarifikasi tentang hal itu disampaikan Ketua DPRD Mardinas N Syair melalui pesan singkat (SMS) yang isinya, ia tidak tahu tentang penggeledahan oleh jaksa dan memang sebelumnya tidak ada pemberitahuan atau izin. Dia menyesalkan tindakan yang dilakukan jaksa, sebab ada indikasi kriminalisasi ketua DPRD yang diduga aktornya mitra kerja DPRD.
“Rumah saya digeledah? Itu tindakan yang tidak benar. Kalau silatuarhami, Idul Fitri sudah lama lewat dan saya sedang tidak di rumah,” kata dia.
Tak tahu siapa yang bermain. Tetapi yang jelas, ketika pembahasan anggaran pertarungan antara DPRD dengan mitra kerja sering terjadi, bahkan meruncing. Ia memang keras dalam membahas anggaran.
Sejak dua tahun belakangan, kehendak mitra kerja selalu diikuti DPRD. Terkait dengan dugaan penggeledahan, terlihat ada keganjilan. Yang diperiksa staf sekretariat DPRD, tetapi yang diekspos anggota DPRD. Kasus yang diperiksa dugaan pengadaan fiktif, tetapi yang diumbar perjalanan fiktif. Untuk itu dalam pekan ini pihaknya akan mengundang Kejaksaan untuk hearing.
Bupati Pessel Nasrul Abit yang sedang di Jakarta, juga terkejut atas peristiwa itu. “Tapi Kepala Pol PP tadi menelepon, memang ada jaksa yang ke rumah ketua, tak tahu mengapa,” kata dia. Ketika disebutkan, hubungan DPRD dan bupati meruncing kalau akan mambahas anggaran, ia menganggap pernyataan itu, sama-sekali tidak benar.
“Hubungan kami baik-baik saja,” kata Nasrul Abit.
(*)
Rumah itu mendadak ramai oleh wartawan dan anggota LSM. Dalam sekejap, informasi simpang-siur segera beredar di Painan. Mardinas mendapat informasi soal itu, terkejut.
Informasi yang diperoleh, rumah dinas Ketua DPRD tersebut didatangi jaksa. Namun kabar lain menyebutkan, rumah itu digeledah dua orang jaksa. Tapi, pintu depan rumah nampak tertutup rapat.
Keterangan yang diterima kemarin, kedua jaksa diterima Sekwan, Rahmat Realson dan stafnya. Sedangkan Ketua DPRD, Mardinas N Syair tidak berada di tempat, karena dinas luar.
Dua jam kemudian, dua jaksa masing-masing Himawan dan Zondrafia didampingi dua staf Kejaksaan Negeri Painan keluar dari rumah dinas tersebut dengan berpakaian bebas. Disinyalir, penggeledahan itu terkait dengan indikasi pengadaan barang dan jasa fiktif tahun anggaran 2009-2010.
Namun ketika dikonfirmasi kepada Humas Kejari Painan, Dahyar, membantah penggeledahan tersebut. “Tidak benar jaksa melakukan penggeledahan di rumah dinas ketua DPRD. Jaksa hanya silaturrahmi dengan ketua sekaligus meminta konfirmasi kepada Sekwan tentang data-data proyek pengadaan barang dan jasa tahun anggaran 2009-2010. Kini proyek dimaksud tengah diselidiki Kejaksaan,” ucapnya.
Namun menurut Dahyar, ketika jaksa datang, Ketua DPRD, Mardinas N Syair tidak berada di rumah dinasnya. Yang bersangkutan sedang dinas luar.
Dijelaskan, kalau penggeledahan harus melalui prosedur sesuai aturan hukum yang berlaku. “Jadi keadatangan jaksa, bukan untuk menggeledah, tetapi sebatas silaturrahmi dan konfirmasi data-data yang terkait dengan proyek pengadaan barang dan jasa tahun 2009-2010.”
Tak tahu
Klarifikasi tentang hal itu disampaikan Ketua DPRD Mardinas N Syair melalui pesan singkat (SMS) yang isinya, ia tidak tahu tentang penggeledahan oleh jaksa dan memang sebelumnya tidak ada pemberitahuan atau izin. Dia menyesalkan tindakan yang dilakukan jaksa, sebab ada indikasi kriminalisasi ketua DPRD yang diduga aktornya mitra kerja DPRD.
“Rumah saya digeledah? Itu tindakan yang tidak benar. Kalau silatuarhami, Idul Fitri sudah lama lewat dan saya sedang tidak di rumah,” kata dia.
Tak tahu siapa yang bermain. Tetapi yang jelas, ketika pembahasan anggaran pertarungan antara DPRD dengan mitra kerja sering terjadi, bahkan meruncing. Ia memang keras dalam membahas anggaran.
Sejak dua tahun belakangan, kehendak mitra kerja selalu diikuti DPRD. Terkait dengan dugaan penggeledahan, terlihat ada keganjilan. Yang diperiksa staf sekretariat DPRD, tetapi yang diekspos anggota DPRD. Kasus yang diperiksa dugaan pengadaan fiktif, tetapi yang diumbar perjalanan fiktif. Untuk itu dalam pekan ini pihaknya akan mengundang Kejaksaan untuk hearing.
Bupati Pessel Nasrul Abit yang sedang di Jakarta, juga terkejut atas peristiwa itu. “Tapi Kepala Pol PP tadi menelepon, memang ada jaksa yang ke rumah ketua, tak tahu mengapa,” kata dia. Ketika disebutkan, hubungan DPRD dan bupati meruncing kalau akan mambahas anggaran, ia menganggap pernyataan itu, sama-sekali tidak benar.
“Hubungan kami baik-baik saja,” kata Nasrul Abit.
(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar