Jakarta - Prihatin atas banyaknya pencurian pulsa yang diduga dilakukan oleh provider telekomunikasi, gerakan mematikan HP selama dua jam hari ini akan dilakukan. Gerakan yang akan dimulai tepat pukul 10.00-12.00 WIB ini sebagai protes kepada BRTI, operator seluler, serta content provider yang dianggap bertanggung jawab atas tersedotnya pulsa para konsumen.
"Sabtu (15 Oktober 2011) pukul 10.00-12.00 WIB, 11.00-13.00 WITA, dan 12.00-14.00 WIT, 70 juta pengguna akan serentak mematikan ponselnya. Traffic voice, SMS, dan data akan anjlok selama 2 jam," kata koordinator aksi dari Konsumen Ponsel Indonesia dan Komunitas Voice of Humanism, Harja Saputra dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (15/10/2011).
Angka 70 juta lebih atau 30% konsumen ponsel ini menurut Harja bukan angka yang asal tebak. Harja mengklaim tahu
pergerakan penyebaran ajakan untuk mematikan HP sudah sangat mewabah. "Ada hitungan matematisnya dengan perhitungan probabilitas yang tidak mungkin dituliskan di sini karena banyak akun-akun FB Group, forum-forum, hashtag twitter, dan media-media lain yang harus disimpan sendiri," ungkapnya.
Dia memaparkan, gerakan ini bukan tanpa hambatan. Menurutnya pasti ada resistensi termasuk makian-makian di berbagai forum. "Makian di forum-forum itu sudah biasa. Karena pro-kontra itu pasti ada," ucap Harja.
Harja mengatakan, tujuan gerakan ini adalah bukan gerakan teror yang menebar ketakutan ke semua orang. Gerakan ini bukan gerakan brutal. Hanya ingin menunjukkan bahwa konsumen itu eksis.
"Bisa melawan dengan cara mereka. Bahkan mereka bisa diarahkan ke satu tujuan tertentu. Gerakan ini secara kasat mata saya optimis akan diikuti oleh minimal 70 juta konsumen ponsel Indonesia," paparnya.
Menurutnya, gerakan ini akan memberikan efek psikologis. Karena menurutnya, ini bisa memberikan pembelajaran bahwa konsumen adalah kumpulan massa yang bisa digerakkan. Jika penggeraknya destruktif maka akan melahirkan kerusakan.
"Untunya gerakan kami bukan destruktif tetapi gerakan damai. Tapi yakin akan memberikan efek positif dan efektif agar operator, CP, dan regulator berpikir 1000 kali," katanya.
(anw/anw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar