LIMAPULUH KOTA,Hujan yang turun dengan intensitas cukup tinggi sejak seminggu belakangan di Kabupaten Limapuluh Kota menyebabkan terjadinya banjir.
Banjir diakibatkan meluapnya sejumlah sungai yang mengalir di beberapa nagari.Laporan yang datang dari Kecamatan Kapur IX, Selasa (15/11), banjir di perbatasan Lubuk Alai-Muaro Paiti yang melintasi jalan dan menerjang lahan perkebunan gambir dan karet warga setinggi satu meter, akibat meluapnya aliran Batang Kapur.
Walinagari Koto Bangun, Zarul Khasmi yang ditemui Haluan di Payakumbuh, kemarin menuturkan, dampak banjir menyebabkan jalan dan belasan hektare lahan kebun gambir dan karet warga tergenang air. Lalulintas mengalami kemacetan selama empat jam.
Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, sedangkan kerugian akibat terendamnya lahan perkebunan belasan hektare belum dapat dihitung. Peristiwa ini sudah dilaporkannya secara lisan kepada Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo, seusai pembukaan acara sosialisasi pengelolaan lubuk larangan.
Walinagari Tarantang Lubuk Limpato, Azirman Dt.Mangkuto, secara terpisah mengatakan, di Nagari Tarantang, dam bandar irigasi roboh sepanjang 15 meter masuk sungai, diterjang aliran Batang Harau yang meluap, Sabtu lalu dengan kerugian mencapai jutaan rupiah.
Supaya aliran air tidak mengganggu sawah warga setempat, maka perbaikan bandar irigasi dilakukan dengan gotong royong. Sedikitnya 120 orang warga mengikuti goro, untuk mengairi lahan sawah seluas 62 hektare.
Kabid Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Firmansyah, ketika dikonfirmasi di kantornya kemarin mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan terjadi bencana alam banjir di Limapuluh Kota. Laporan yang masuk ke BPBD merupakan bencana alam angin ribut yang terjadi di Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh.
Dalam peristiwa itu, bangunan SD 02 ditimpa pohon tumbang, yang menyebabkan atap bangunan rusak. Selain itu, terdapat dua rumah kayu dan satu gubuk rusak berat ditimpa pohon durian yang tumbang ditiup angin kencang. Kerugian dalam peristiwa itu ditaksir jutaan rupiah.
Diakuinya, Kabupaten Limapuluh Kota, rawan banjir ini terjadi setiap musim penghujan. Tapi akhir-akhir ini curah hujan cukup tinggi, menyebabkan sejumlah sungai meluap. Karena itu, lanjut Firmansyah, masyarakat diminta mewaspadai munculnya secara tiba-tiba bencana alam banjir, longsor dan angin ribut.
Masyarakat hendaknya menghindari berada dibawah tebing yang kemiringannya diatas 5 derajat. Selain itu, warga yang bermukim dipinggiran sungai yang rawan banjir, seperti di Pangkalan, Tarantang, Kubang Rasau dan sungai lainnya, supaya mewaspadai datangnya banjir.
Menurutnya, cuaca yang ekstrim berpotensi munculnya angin puting beliung, yang juga perlu diwaspadai, karena akan menimbulkan korban harta. “Bila terjadi bencana alam termasuk kebakaran, masyarakat jangan segan-segan menghubungi petugas BPBD dengan telepon 075290695, kontak person HP 087895246763 (Firmansyah), HP 081363435397 (Indra Samsuarlis), HP 08126798820 (Edi SH) serta HP 085263444690 (Musyirwan).
Selain Limapuluh Kota, banjir juga terjadi di Kota Payakumbuh, tepatnya di Kelurahan Muaro, Koto Nan Gadang, Kecamatan Payakumbuh Utara. Pantauan Haluan di lokasi, kemarin, banjir yang terjadi, Senin malam menggenangi beberapa hektar sawah warga.Kemudian air menggenangi jalan Sudirman mencapai setinggi 10 cm, dampaknya lalulintas di kawasan itu tersendat. Air banjir di persawahan dimanfaatkan masyarakat untuk memancing ikan. Berapa kerugian akibat banjir di Muaro belum diperoleh keterangan. (h/zkf)
(haluan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar