MATERIAL LONGSOR PASAR LERENG DIBERSIHKAN
BUKITTINGGI, Sejak terjadinya longsor di Pasar Lereng Bukittinggi pukul 23.15 WIB, Senin malam, petugas SKPD Pemko Bukittinggi dari Dinas pasar, BPBD dan Dinas PU serta masyarakat pedagang bahu membahu membersihkan material longsoran.
Namun karena Senin malam cuaca tidak bersahabat dan tidak adanya lampu penerangan, pengerjaan evakuasi longsor terpaksa dihentikan.
Selasa (23/11) pagi, petugas pemko kembali membersihkan material longsor Pasar Lereng dengan mengerahkan 4 alat berat dan satu mobil pemadam kabakaran.
Antusias masyarakat yang ingin menyaksikan kejadian longsor Pasar Lereng tidak terbendung sehingga memacetkan lalulintas di Pasar Bawah. Untuk mengurai kemacetan, petugas lantas Bukittinggi terpaksa manutup ruas Jalan Perintis Pasar Bawah dan mengalihkan kendaraan ke jalan Soekarno-Hatta.
Sekitar pukul 12.00 WIB siang, seluruh material longsor telah dapat dievakuasi petugas. Namun kedai yang tertimbun berjumlah 11 unit. Kerugian pasti belum bisa ditaksir, namun dari masing-masing kedai tidak kurang kerugian mereka Rp7 juta per kedai.
Meski kembali terjadi longsor, salah seorang pedagang, Yarnis, kepada Haluan mengatakan tidak akan pindah dari Pasar Lereng, sebab disitulah mata pencarian mereka.
“Jangan gara-gara longsor ini, pemko beralasan untuk memindahkan kami. Pokoknya apapun yang terjadi kami tidak mau pindah,” tegas Yarnis.
Kepala Dinas Pasar Supadria mengatakan, bahwa lokasi kedai yang tertimbun longsor tidak boleh ditempati sampai kawasan itu dinyatakan aman.
“Mana tahu, aka nada longsor susulan, karena dinding tebing Pasar Lereng sudah terlihat sangat labil. Jadi saya minta pedagang sekitar kawasan longsor ini tidak berjualan disitu,” imbau Supadria. Bagi mereka yang terkena musibah atau yang berada di kawasan sekitar longsor, diharapkan untuk pindah berdagang ke lokasi Pasa Kumango, yang tidak jauh dari Pasar Lereng.
Pakar geologi Sukriadi Bahar ketika dihubungi Haluan menjelaskan, sebenarnya sejak gempa 2009 lalu, kawasan Pasar lereng tidak boleh ditempati lagi, sampai pemko membangun penyangga lereng secara utuh.
“Memang ada pembangunan penyangga, tetapi hanya di sekitar longsor tahun 2009 lalu. Nah, tebing lain bagaimana? Inilah bukti kelabilan tanah itu. Terjadi longsor lagi,” terang Sukriadi.
Menurut Sukriadi Bahar, Pemko Bukittinggi harus tegas untuk mengosongkan Pasar Lereng dari pedagang, karena kondisi lereng di sana sangat tidak aman. Lokasi itu boleh ditempati kembali setelah secara totalitas dibangun penyangga lereng.
“Sebelum penyangga dibangun, kawasan Pasar Lereng harus dikosongkan, sebelum korban jiwa berjatuhan lebih banyak seperti longsor tahun 2009 lalu. Untung saja longsor terjadi tengah malam. Kalau siang entah berapa lagi korban nyawa melayang. Pemko harus tegas,” kata Sukriadi berulang-ulang. (h/jon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar