Dalam sebulan ini semangat ASEAN (Asociation of South East Nations) benar-benar terasa meledak-ledak dan bergemuruh. Pertama tatkala dilaksanakan KTT Asean di Bali. Pertemuan puncak para pemimpin Asean dilaksanakan di Nusa Dua Bali menghasilkan apa yang dikenal dengan Bali Concord III.
Bali Concord adalah semacam sebutan untuk satu kesepakatan bersama yang dibuat oleh para pemimpin ASEAN di Bali. Tiga kali pernah dilaksanakan KTT ASEAN di Bali. Pertama tahun 1976 menghasilkan Bali Concord I dan tahun 2003 menghasilkan Bali Concord II.
Gelaran KTT ASEAN 2011 di Nusa Dua menghasilkan Bali Declaration on ASEAN Community in a Global Gommunity of Nations. Semangat dari deklarasi yang kemudian disebut sebagai Bali Concord III tersebut adalah memastikan partisipasi dan kontribusi aktif ASEAN mengatasi berbagai permasalahan fundamental global dewasa ini.
Sepuluh orang pemimpin ASEAN secara serempak menandatangani masing-masing dokumen deklarasi yang memetakan jalan ke depan bagi interaksi komunitas ASEAN dengan komunitas global.
Ini sejalan dengan tradisi ASEAN selama ini yang selalu membuka diri terhadap dunia luar, seperti melalui mekanisme dialog ASEAN dengan mitra wicaranya, dan forum strategis seperti ARF.
Lalu semangat ASEAN juga dipaterikan dalam iven lain yang bersifat non-politik yakni adanya ASEAN Fair atau Pekan ASEAN di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Bali, ditunjukkan segenap hasil cipta budaya dan kreativitas anak-anak bangsa ke-10 negara ASEAN. Masyarakat ASEAN dan tamu-tamu mancanagera lainnya di luar ASEAN dipersilahkan melihat jenis-jenis kain tenun, atau perhiasan, atau kerajinan tangan. Ada juga pameran budaya, pertunjukan langsung musik dan seni lain.
ASEAN Fair yang bermotto Hello ASEAN, sebagai satu usaha lebih membumikan filosofi dan semangat ASEAN kepada masyarakat umum. Jadi langsung di antara masyarakat dan masyarakat.
Lalu kemarin malam juga sudah berakhir kegiatan dengan semangat yang sama oleh rakyat ASEAN yakni Pekan Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) di Jakarta dan Palembang.
Semalam di Pelembang, Wakil Presiden Boedinono menutup secara resmi pekan olahraga multi-iven tingkat negara-negara Asia Tenggara itu.
Kontingen Indonesia dengan segala kelebihan dan kekurangannya telah tampil membanggakan menjadi juara umum. Inilah gelar juara umum yang diraih Indonesia sejak lepas tahun 1997 lalu.
Pesta olahraga dua tahunan yang diikuti lebih dari 6.000 atlet dari 11 negara Asia Tenggara tersebut, Indonesia mengumpulkan 182 medali emas, 151 perak dan 143, jauh melampaui perolehan juara bertahan Thailand yang berada di peringkat kedua dengan 109 emas, 100 perak dan 120 perunggu.
Tetapi sesungguhnya secara keseluruhan para atlet, pelatih dan anggota kontingen sudah memberikan yang terbaik bagi masing-masing negaranya melalui pertarungan yang berlangsung secara jujur dan adil.
Maka kitapun patut memberi garis bawah bahwa pemenang sesungguhnya pada SEA Games 2011 adalah seluruh warga Asia Tenggara karena para atlet berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa telah terjalin persahabatan sejati di antara negara peserta.
Api di couldron yang menyala selama 12 hari semalam sudah padam, tapi api yang ada di dada rakyat ASEAN kita harap tidak akan padam dan api itu pula yang akan mengingatkan persahabatan kita sebagai masyarakat Asia Tenggara.
Seperti disinggung Presiden ketika membuka resmi SEA Games 12 hari lalu, kawasan Asia Tenggara kian menjadi kawasan yang dinamis dan penuh kemajuan. Karena itu hendaknya tiap kali ada perhelatan tingkat ASEAN hendaknya benar-benar meningkatkan kerjasama dan kemitraan, guna mewujudkan impian dan cita-cita kita semua, yaitu Asia Tenggara yang makin damai, makin adil, makin maju dan makin sejahtera. Cita-cita besar ini dapat kita wujudkan, jika sungguh terbangun kedekatan, kebersamaan dan kemitraan bangsa-bangsa di kawasan ini. KTT, ASEAN Fair dan perhelatan olah raga ini sesungguhnya merupakan bagian dan langkah nyata kita, untuk mengukuhkan kebersamaan kita di kawasan ini.
Kita yakin ASEAN akan menjadi wilayah dan pilar kemajuan yang penting di tingkat Asia, bahkah dunia. Tanda-tanda dan jalan ke arah itu sudah mulai nampak. Hendaknya pada hari-hari berikutnya jumlah ketegangan antar-negara dalam ASEAN akan semakin mengecil seiring dengan makin tumpuhnya semangat kerjasama antarbangsa Asia Tenggara.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar