Kairo - Begitu mendengar irama angklung mengiringi lagu poco-poco, para muda mudi Aljazair pun bergoyang mengikuti musik khas Jawa Barat itu.
Suasana tambah semarak ketika ibu-ibu dan staf KBRI Aljer muncul di panggung untuk turut goyang poco-poco mengiringi irama musik yang oleh Badan PBB, UNESCO, ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia tersebut.
Kehangatan musik angklung dan goyang poco-poco itu tergambar dalam penampilan Saung Angklung Udjo di pusat perbelanjaan kesohor di ibu kota Aljier, "Bab Ezzouar Mall", kata siaran pers KBRI Aljer yang diterima ANTARA Kairo, Senin.
Penampilan Saung Angklung Udjo di Bab Ezzouar Mall pada Jumat (28/10) itu terselenggara atas kerja sama KBRI Aljer dengan pihak pengelola mal terbesar di negara Arab di Afrika Utara teresbut.
"Kunjungan Saung Angklung Udjo ke Aljazair benar-benar membawa kesan tersendiri", ujar Taufik Hidayat, koordinator Tim Saung Angklung Udjo tersebut.
Taufik menjelaskan, penampilan Saung Angklung Udjo di Aljazair dalam rangka mewakili Indonesia dalam Pameran Warisan Budaya Dunia Non-Benda dari Negara-Negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang berlangsung di Tlemcen pada 22 - 26 Oktober 2011.
Tlemcen, kota wisata di bagian barat Aljazair itu terpilih sebagai Ibukota Kebudayaan Islam 2011 dalam Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan OKI di Baku, Azerbaijan pada 2009.
Disebutkan, dalam pertunjukan itu, pemain Saung Angklung Udjo juga mengiringi sejumlah lagu khas Timur Tengah untuk menunjukkan kehebatan alat musik tradisional Indonesia.
Pengujung Bab Ezzouar Mall di hari Jumat yang merupakan liburan akhir pekan di negara itu dibuat terkagum-kagum ketika Saung Angklung Udjo memainkan alunan "Ya Rayeh," sebuah lagu rakyat yang sangat populer di kalangan masyarakat Aljazair, katanya.
Pagelaran seni budaya Indonesia di Mal Bab Ezzouar itu ditutup dengan sebuah lagu khas Mesir, "Ya Habibi".
Usai pertunjukan, para penonton berebut untuk meminta foto bersama dengan para personel Saung Angklung Udjo dan peralatan musik angklung mereka, hingga akhirnya pihak keamanan pun terpaksa turun tangan menertibkan suasana, katanya.
"Luar biasa sekali kesenian tradisional Indonesia ini, dan saya sangat terharu menyaksikan saudara-saudara saya yang datang jauh dari Indonesia untuk menghibur kami di sini", tutur seorang pengunjung seperti dikutip siaran pers. (M043/A035)
Suasana tambah semarak ketika ibu-ibu dan staf KBRI Aljer muncul di panggung untuk turut goyang poco-poco mengiringi irama musik yang oleh Badan PBB, UNESCO, ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia tersebut.
Kehangatan musik angklung dan goyang poco-poco itu tergambar dalam penampilan Saung Angklung Udjo di pusat perbelanjaan kesohor di ibu kota Aljier, "Bab Ezzouar Mall", kata siaran pers KBRI Aljer yang diterima ANTARA Kairo, Senin.
Penampilan Saung Angklung Udjo di Bab Ezzouar Mall pada Jumat (28/10) itu terselenggara atas kerja sama KBRI Aljer dengan pihak pengelola mal terbesar di negara Arab di Afrika Utara teresbut.
"Kunjungan Saung Angklung Udjo ke Aljazair benar-benar membawa kesan tersendiri", ujar Taufik Hidayat, koordinator Tim Saung Angklung Udjo tersebut.
Taufik menjelaskan, penampilan Saung Angklung Udjo di Aljazair dalam rangka mewakili Indonesia dalam Pameran Warisan Budaya Dunia Non-Benda dari Negara-Negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang berlangsung di Tlemcen pada 22 - 26 Oktober 2011.
Tlemcen, kota wisata di bagian barat Aljazair itu terpilih sebagai Ibukota Kebudayaan Islam 2011 dalam Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan OKI di Baku, Azerbaijan pada 2009.
Disebutkan, dalam pertunjukan itu, pemain Saung Angklung Udjo juga mengiringi sejumlah lagu khas Timur Tengah untuk menunjukkan kehebatan alat musik tradisional Indonesia.
Pengujung Bab Ezzouar Mall di hari Jumat yang merupakan liburan akhir pekan di negara itu dibuat terkagum-kagum ketika Saung Angklung Udjo memainkan alunan "Ya Rayeh," sebuah lagu rakyat yang sangat populer di kalangan masyarakat Aljazair, katanya.
Pagelaran seni budaya Indonesia di Mal Bab Ezzouar itu ditutup dengan sebuah lagu khas Mesir, "Ya Habibi".
Usai pertunjukan, para penonton berebut untuk meminta foto bersama dengan para personel Saung Angklung Udjo dan peralatan musik angklung mereka, hingga akhirnya pihak keamanan pun terpaksa turun tangan menertibkan suasana, katanya.
"Luar biasa sekali kesenian tradisional Indonesia ini, dan saya sangat terharu menyaksikan saudara-saudara saya yang datang jauh dari Indonesia untuk menghibur kami di sini", tutur seorang pengunjung seperti dikutip siaran pers. (M043/A035)
Editor: B Kunto Wibisono
ANT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar