Padang - Singgalang Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) 8 Suku, H. Sutan Syahrul Nurmai meminta agar peran ninik mamak diperkuat kembali. Pernyataan itu disampaikannya terkait ditangkapnya aksi tarian telanjang baru-baru ini di Padang. Selain itu, ia juga membantah KAN 8 Suku bakal melakukan sweeping terhadap kafe-kafe yang dijadikan tempat praktek mesum, namun para ninik mamak itu siap dampingi aparat. “Soal sweeping itu bukan tugas dan kewenangan KAN 8 Suku. Peran kita hanya untuk mendorong aparat melakukan penertiban. Kecuali kita diajak oleh aparat untuk mendampingi, baru kita akan ikut. Kalau kita sendiri tidak mungkinlah. Itu bukan kewenangan kami,” kata Syahrul Nurmai, Kamis (6/10) di kantor KAN 8 Suku didampingi Feriyanto Gani St. Rangkayo Nan Mudo serta sejumlah pengurus KAN 8 Suku. Menurutnya, apa yang terjadi di Fellas Cafe itu sangat memukul mental ninik mamak di Minangkabau. Di sini terlihat kurang maksimalnya peran ninik mamak akhir-akhir ini, sehingga kejadian memalukan itu terungkap. “Ini jelas tugas semua ninik mamak di Minangkabau. Ke depan kita perlu memperkuat peran ninik mamak ini di tengah masyarakat, sehingga kejadian itu menjadi yang terakhir di Ranah Minang ini,” katanya. Senada dengan itu, Feriyanto Gani pun menyatakan secara pribadi maupun masyarakat Pondok, dirinya tidak bisa menerima kejadian itu. Sebab hal itu sangat melanggar etika dan budaya masyarakat di Padang. “Kalau kita keluar daerah, rasanya malu menyebut kita orang Padang sejak kejadian itu. Tapi apa boleh buat. Sudah terjadi, semoga bisa kita ambil hikmahnya agar tidak terulang kembali,” katanya. Dalam kesempatan itu, ia menyatakan jika memang terbukti pemilik kafe itu yang menyediakan penari telanjang itu, ia akan jadi orang pertama yang akan mengusir pemilik kafe itu keluar dari Padang. “Kalau ternyata kafe yang menyediakan, saya akan usir orang itu dari Padang. Sebab usahanya tidak cocok ada di Padang jika tempatnya dijadikan ajang lokasi mesum,” katanya. Tapi kalau tidak terbukti bukan pihak kafe yang menyediakan perempuan, maka ia meminta semua pihak untuk memulihkan nama baiknya lagi. Sebab dengan pemberitaan yang menyudutkannya, jelas akan mengganggu usahanya yang lain. “Kita harus fair juga. Kalau bukan mereka yang menyediakan perempuan, kita harus kembalikan nama baiknya. Jangan sampai terganggu pula usaha orang karena itu. Kita tidak boleh pula membunuh karakter orang kalau memang ini adalah persaingan bisnis,” katanya. (302) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar