KOMPAS/INGKI RINALDIAdzka Fikra Maqsudhi (4 bulan), anak kedua pasangan Afridawati (29) dan M. Fadli (39), ini dilahirkan dengan gangguan Osteogenesis Imperfecta yang menyebabkan tulang-tulangnya rapuh karena keropos, sehingga mudah patah. Hingga Jumat (7/10/2011) pagi ini, bayi laki-laki ini masih terbaring lemah di ruang perawatan RSUP Dr. M. Djamil, Kota Padang, Sumbar. Dia sangat membutuhkan bantuan para dokter dan uluran tangan Anda.
PADANG, KOMPAS.com- Bayi laki-laki bernama Adzka Fikra Maqsudhi yang berusia empat bulan dilahirkan dengan gangguan Osteogenesis Imperfecta yang menyebabkan tulang-tulangnya rapuh karena keropos, sehingga mudah patah.
Hingga Jumat (7/10/2011) pagi ini, anak kedua pasangan Afridawati (29) dan M. Fadli (39) itu masih terbaring lemah di ruang perawatan RSUP Dr. M. Djamil, Kota Padang, Sumbar.
Adzka yang dilahirkan dengan prosedur caesar di Kota Payakumbuh itu terlihat menangis dan meringis setiap merasakan sent uhan. Kerapuhan tulang itu telah membuat bayi mungil itu berulangkali mengalami patah tulang tanpa sengaja.
Dokter Eka Agustia Rini SpA (K) yang merawat bayi itu mengatakan, Adza dideteksi telah mengalami patah tulang di sekujur tubuhnya. " Ada bekas patah tulang di lebih 10 titik, sekarang sudah menyambung kembali, namun ada beberapa bagian tulang yang sambungannya bengkok," katanya.
Untuk pengobatan, Adzka memerlukan pengobatan rutin sekali dalam dua bulan. Metodenya dengan infus selama tiga hari bertur ut-turut dengan obat bernama Pamidronat yang didahului dengan prosedur eksaminasi lewat alat Dual Energy X-Ray Absorptiometry untuk mengevaluasi kepadatan tulang.
Namun menurut Eka, metode pengobatan itu saat ini hanya bisa dilakukan di RSCM Jakarta dengan biaya yang relatif tinggi jika mesti ditanggung pasangan Afridawati-M. Fadli. Suami saya bekerja sebagai pelayan di rumah makan, saya hanya ibu rumah tangga, kata Afridawati.
Hingga Jumat (7/10/2011) pagi ini, anak kedua pasangan Afridawati (29) dan M. Fadli (39) itu masih terbaring lemah di ruang perawatan RSUP Dr. M. Djamil, Kota Padang, Sumbar.
Adzka yang dilahirkan dengan prosedur caesar di Kota Payakumbuh itu terlihat menangis dan meringis setiap merasakan sent uhan. Kerapuhan tulang itu telah membuat bayi mungil itu berulangkali mengalami patah tulang tanpa sengaja.
Dokter Eka Agustia Rini SpA (K) yang merawat bayi itu mengatakan, Adza dideteksi telah mengalami patah tulang di sekujur tubuhnya. " Ada bekas patah tulang di lebih 10 titik, sekarang sudah menyambung kembali, namun ada beberapa bagian tulang yang sambungannya bengkok," katanya.
Untuk pengobatan, Adzka memerlukan pengobatan rutin sekali dalam dua bulan. Metodenya dengan infus selama tiga hari bertur ut-turut dengan obat bernama Pamidronat yang didahului dengan prosedur eksaminasi lewat alat Dual Energy X-Ray Absorptiometry untuk mengevaluasi kepadatan tulang.
Namun menurut Eka, metode pengobatan itu saat ini hanya bisa dilakukan di RSCM Jakarta dengan biaya yang relatif tinggi jika mesti ditanggung pasangan Afridawati-M. Fadli. Suami saya bekerja sebagai pelayan di rumah makan, saya hanya ibu rumah tangga, kata Afridawati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar