CNNOksana Balinskaya, salah seorang perawat pribadi Moammar Khadafy.
TERKAIT:
MOGILNOYE, KOMPAS.com - Mata cokelat Oksana Balinskaya terpaku pada gambar-gambar Moammar Khadafy di layar televisi. Ia kini sudah berada di rumahnya di Ukraina, tempat ia dibesarkan.
Sementara Khadafy, yang gambar-gambarnya ia saksikan di televisi itu, telah tumbang. Ia kini seorang pemimpin dalam pelarian. Khadafy dikenal sebagai pemimpin kejam dari sebuah negara paria, seorang tukang jagal, seorang pria yang mengalami delusi, yang bercerai dari kenyataan.
Namun Balinskaya, 25 tahun, yang hampir dua tahun bekerja sebagai salah satu dari lima perawat asal Ukraina untuk Khadafy, selalu melihat sosok Khadafy dalam terang yang berbeda. Perempuan itu dulu memeriksa tekanan darah Khadafy, memonitor jantungnya, menusuk Khadafy dengan jarum untuk mengambil darahnya, memberinya vitamin dan pil untuk menyembuhkan penyakitnya, meskipun Khadafy tampaknya tidak memiliki banyak penyakit. Khadafy seorang pria sehat.
Ketika itu Balinskaya bahkan punya panggilan khusus untuk Khadafy, yaitu "Daddy". Semua perawat Ukraina memanggil dia begitu. Itu merupakan nama panggilan yang digunakan ketika berbicara tentang Khadafy di antara mereka sendiri, tanpa menarik perhatian. "Daddy beri kami pekerjaan, uang dan kehidupan yang baik," katanya seperti dikutip CNN, Minggu (4/9/2011).
Sekarang, jauh dari padang pasir Libya, Balinskaya duduk di meja dapur bersama suaminya yang asal Serbia, menatap televisi yang ditempatkan di atas kulkas. Gambar-bambar para pemberontak Libya berkelebat dalam siaran televisi itu. Perempuan itu akan merasa kasihan jika Khadafy sampai terbunuh atau tertangkap.
"Khadafy cukup perhatian pada kami," katanya. "Dia bertanya kepada kami apakah kami bahagia dan apakah kami punya segala sesuatu yang kami butuhkan."
Setiap September, pada peringatan Khadafy meraih kekuasaan, ia memberikan souvenir bagi para perawat Ukraina itu dan anggota lain di lingkaran dalam kekuasaannya. Balinskaya menerima sebuah medali dan jam tangan yang berukir foto Khadafy.
Balinskaya dulu bergantian dengan para perawat lain mengawal Khadafy dalam perjalanan ke luar negeri. Keberadaan mereka di sekitar Khadafy kadang-kadang memicu desas-desus di media tentang harem Khadafy. Namun semua yang dikatakan tentang Khadafy tampaknya bertentangan dengan apa yang Balinskaya tahu tentang pria itu, termasuk tuduhan oleh pengasuh anak keluarga Khadafy dan para staf rumah tangga bahwa mereka disiksa dan dilecehkan.
Khadafy, kata Balinskaya, selalu memperlakukannya dengan sangat baik. Tugasnya berakhir karena perang saudara pecah di Libya. Ia pun menyayangkan apa yang terjadi pada bangsa itu. "Jika bukan Khadafy, siapa lagi yang akan membangun negara itu?" katanya. "Dialah yang membangun Libya. Dia yang memindahkan rakyat Libya dari punggung unta ke dalam mobil."
Tak ada lipstik
Ketika Khadafy mengunjungi Ukraina pada Oktober 2009, Balinskaya sudah lulus dari sekolah perawat di Kiev dan telah bekerja di tempat asalnya di Mogilnoye selama tiga tahun. Namun hidup tidak mudah di Ukraina. Dia hanya mendapat 125 dollar AS (atau sejuta rupiah) sebulan. Perempuan itu tahu tentang peluang di Libya dan telah mengajukan aplikasi untuk bekerja di sana. Itu merupakan kesempatan untuk mengubah nasib. Gaji lebih tinggi di Libya dan dia akan menerima fasilitas rumah dan fasilitas lainnya.
Dia telah menunggu jawaban atas lamarannya sekitar sebulan ketika Khadafy tiba untuk kunjungan kenegaraannya ke Ukraina. Sebuah pertemuan diatur bagi Khadafy untuk berjumpa dengan enam calon perawat pribadinya. Balinskaya salah satu dari mereka. Dia hanya tahu sedikit tentang Khadafy dan merasa gugup pada pertemuan pertama mereka. Tiga dari enam perawat itu sudah bekerja di Libya dan tahu bahasa Arab. Balinskaya berpikir, dirinya tidak punya kesempatan.
Khadafy menyapa mereka tapi Balinskaya mengatakan tidak ada yang istimewa dalam proses seleksi itu. "Saya tidak tahu bagaimana ia membuat pilihan, mungkin dia psikolog yang baik," katanya. Balinskaya belakangan tahu bahwa Khadafy dapat memahami orang-orang dari jabatan tangan pertama, dari tatapan mata mereka.
Tak lama kemudian, Balinskaya berada dalam perjalanan ke Tripoli. Tugasnya semata-mata untuk mengobati Khadafy dan keluarga besarnya. Aturannya yang ketat; para perawat Ukraina yang cantik-cantik itu tidak boleh memakai riasan mencolok atau mengenakan pakaian terbuka.
"Penampilan kami sangat sederhana sehingga tidak menarik perhatian siapa pun," katanya. "Kami tidak pernah mengenakan lipstik ketika pergi ke rumahnya."
Balinskaya selalu dikelilingi orang-orang lain -istri Khadafy, anak-anak, cucu, para pejabat lingkaran dalam kekuasaannya. "Tak seorang pun dari kami yang pernah hanya berduaan dengan dia," katanya. "Bahkan tidak ada satu kamar di rumahnya di mana kami mungkin bisa ditinggal berduaan dengan dia."
Maka, dia terkejut dengan gosip bahwa Khadafy punya hubungan seksual dengan para perawat luar negerinya. Perawat kawakan Ukraina, Galina Kolonitskaya, 38 tahun, yang telah bekerja dengan Khadafy selama hampir satu dekade, digambarkan dalam kawat-kawat diplomatik AS yang diposting WikiLeaks sebagai "si pirang yang menggairahkan" yang "tahu rutinitas Khadafy." Dalam kawat-kawat itu dikatakan bahwa diktator Libya tersebut sangat bergantung pada Kolonitskaya.
"Galina perawat yang sama seperti kami semua," kata Balinskaya. "Dia tentu saja seorang wanita yang sangat menarik dan sangat baik hati. Dia banyak membantu saya. Saya tidak tahu siapa yang menciptakan citra tentang kami para perawat, serta tentang pengawal wanitanya," katanya. "Bagaimana bisa orang yang berpikiran waras menganggap bahwa kami bisa punya hubungan intim dengan Khadafy?"
Berharap kembali ke Libya
Balinskaya dan Kolonitskaya meninggalkan Libya pada Februari lalu ketika pemberontakan terhadap Khadafy bermula. Namun bukan hanya ancaman perang itu yang mendorong Balinskaya untuk pulang. Dia sedang hamil ketika itu dan perutnya mulai kelihatan membesar. Dia lalu kembali ke tempat asalnya di Mogilnoye, sebuah desa di selatan Kiev. Suaminya, Dejan, 38 tahun, seorang pengusaha Serbia, bergabung dengan dia di sana. Bulan lalu, ketika rezim Khadafy limbung, Balinskaya melahirkan seorang bayi laki-laki.
Para wartawan yang ingin mendengar kisah-kisah Kolonitskaya tentang Khadafy, berbaris di pintu apartemennya. Namun perawat itu menghindari publisitas. "Semua gosip tentang Kolonitskaya tidak benar," kata Balinskaya. "Dia benar-benar muak. Terlalu banyak perhatian padanya dan semua tanpa alasan."
Para perawat, kata Balinskaya, tidak punya hubungan pribadi dengan Khadafy. "Saya hanya bisa mengatakan hal-hal yang baik tentang dia," katanya, sambil berpikir tentang kehidupan yang nyaman dia di Libya dan bermimpi bagaimana hal itu terjadi lagi. "Saya sangat berharap, kami bisa kembali ke Libya," katanya, sambil membolak-balik album berisi foto-foto dirinya di Libya.
Hanya saja, sekarang Libya sudah berbeda. Libya tanpa Khadafy. Tanpa "Daddy".
Sementara Khadafy, yang gambar-gambarnya ia saksikan di televisi itu, telah tumbang. Ia kini seorang pemimpin dalam pelarian. Khadafy dikenal sebagai pemimpin kejam dari sebuah negara paria, seorang tukang jagal, seorang pria yang mengalami delusi, yang bercerai dari kenyataan.
Namun Balinskaya, 25 tahun, yang hampir dua tahun bekerja sebagai salah satu dari lima perawat asal Ukraina untuk Khadafy, selalu melihat sosok Khadafy dalam terang yang berbeda. Perempuan itu dulu memeriksa tekanan darah Khadafy, memonitor jantungnya, menusuk Khadafy dengan jarum untuk mengambil darahnya, memberinya vitamin dan pil untuk menyembuhkan penyakitnya, meskipun Khadafy tampaknya tidak memiliki banyak penyakit. Khadafy seorang pria sehat.
Ketika itu Balinskaya bahkan punya panggilan khusus untuk Khadafy, yaitu "Daddy". Semua perawat Ukraina memanggil dia begitu. Itu merupakan nama panggilan yang digunakan ketika berbicara tentang Khadafy di antara mereka sendiri, tanpa menarik perhatian. "Daddy beri kami pekerjaan, uang dan kehidupan yang baik," katanya seperti dikutip CNN, Minggu (4/9/2011).
Sekarang, jauh dari padang pasir Libya, Balinskaya duduk di meja dapur bersama suaminya yang asal Serbia, menatap televisi yang ditempatkan di atas kulkas. Gambar-bambar para pemberontak Libya berkelebat dalam siaran televisi itu. Perempuan itu akan merasa kasihan jika Khadafy sampai terbunuh atau tertangkap.
"Khadafy cukup perhatian pada kami," katanya. "Dia bertanya kepada kami apakah kami bahagia dan apakah kami punya segala sesuatu yang kami butuhkan."
Setiap September, pada peringatan Khadafy meraih kekuasaan, ia memberikan souvenir bagi para perawat Ukraina itu dan anggota lain di lingkaran dalam kekuasaannya. Balinskaya menerima sebuah medali dan jam tangan yang berukir foto Khadafy.
Balinskaya dulu bergantian dengan para perawat lain mengawal Khadafy dalam perjalanan ke luar negeri. Keberadaan mereka di sekitar Khadafy kadang-kadang memicu desas-desus di media tentang harem Khadafy. Namun semua yang dikatakan tentang Khadafy tampaknya bertentangan dengan apa yang Balinskaya tahu tentang pria itu, termasuk tuduhan oleh pengasuh anak keluarga Khadafy dan para staf rumah tangga bahwa mereka disiksa dan dilecehkan.
Khadafy, kata Balinskaya, selalu memperlakukannya dengan sangat baik. Tugasnya berakhir karena perang saudara pecah di Libya. Ia pun menyayangkan apa yang terjadi pada bangsa itu. "Jika bukan Khadafy, siapa lagi yang akan membangun negara itu?" katanya. "Dialah yang membangun Libya. Dia yang memindahkan rakyat Libya dari punggung unta ke dalam mobil."
Tak ada lipstik
Ketika Khadafy mengunjungi Ukraina pada Oktober 2009, Balinskaya sudah lulus dari sekolah perawat di Kiev dan telah bekerja di tempat asalnya di Mogilnoye selama tiga tahun. Namun hidup tidak mudah di Ukraina. Dia hanya mendapat 125 dollar AS (atau sejuta rupiah) sebulan. Perempuan itu tahu tentang peluang di Libya dan telah mengajukan aplikasi untuk bekerja di sana. Itu merupakan kesempatan untuk mengubah nasib. Gaji lebih tinggi di Libya dan dia akan menerima fasilitas rumah dan fasilitas lainnya.
Dia telah menunggu jawaban atas lamarannya sekitar sebulan ketika Khadafy tiba untuk kunjungan kenegaraannya ke Ukraina. Sebuah pertemuan diatur bagi Khadafy untuk berjumpa dengan enam calon perawat pribadinya. Balinskaya salah satu dari mereka. Dia hanya tahu sedikit tentang Khadafy dan merasa gugup pada pertemuan pertama mereka. Tiga dari enam perawat itu sudah bekerja di Libya dan tahu bahasa Arab. Balinskaya berpikir, dirinya tidak punya kesempatan.
Khadafy menyapa mereka tapi Balinskaya mengatakan tidak ada yang istimewa dalam proses seleksi itu. "Saya tidak tahu bagaimana ia membuat pilihan, mungkin dia psikolog yang baik," katanya. Balinskaya belakangan tahu bahwa Khadafy dapat memahami orang-orang dari jabatan tangan pertama, dari tatapan mata mereka.
Tak lama kemudian, Balinskaya berada dalam perjalanan ke Tripoli. Tugasnya semata-mata untuk mengobati Khadafy dan keluarga besarnya. Aturannya yang ketat; para perawat Ukraina yang cantik-cantik itu tidak boleh memakai riasan mencolok atau mengenakan pakaian terbuka.
"Penampilan kami sangat sederhana sehingga tidak menarik perhatian siapa pun," katanya. "Kami tidak pernah mengenakan lipstik ketika pergi ke rumahnya."
Balinskaya selalu dikelilingi orang-orang lain -istri Khadafy, anak-anak, cucu, para pejabat lingkaran dalam kekuasaannya. "Tak seorang pun dari kami yang pernah hanya berduaan dengan dia," katanya. "Bahkan tidak ada satu kamar di rumahnya di mana kami mungkin bisa ditinggal berduaan dengan dia."
Maka, dia terkejut dengan gosip bahwa Khadafy punya hubungan seksual dengan para perawat luar negerinya. Perawat kawakan Ukraina, Galina Kolonitskaya, 38 tahun, yang telah bekerja dengan Khadafy selama hampir satu dekade, digambarkan dalam kawat-kawat diplomatik AS yang diposting WikiLeaks sebagai "si pirang yang menggairahkan" yang "tahu rutinitas Khadafy." Dalam kawat-kawat itu dikatakan bahwa diktator Libya tersebut sangat bergantung pada Kolonitskaya.
"Galina perawat yang sama seperti kami semua," kata Balinskaya. "Dia tentu saja seorang wanita yang sangat menarik dan sangat baik hati. Dia banyak membantu saya. Saya tidak tahu siapa yang menciptakan citra tentang kami para perawat, serta tentang pengawal wanitanya," katanya. "Bagaimana bisa orang yang berpikiran waras menganggap bahwa kami bisa punya hubungan intim dengan Khadafy?"
Berharap kembali ke Libya
Balinskaya dan Kolonitskaya meninggalkan Libya pada Februari lalu ketika pemberontakan terhadap Khadafy bermula. Namun bukan hanya ancaman perang itu yang mendorong Balinskaya untuk pulang. Dia sedang hamil ketika itu dan perutnya mulai kelihatan membesar. Dia lalu kembali ke tempat asalnya di Mogilnoye, sebuah desa di selatan Kiev. Suaminya, Dejan, 38 tahun, seorang pengusaha Serbia, bergabung dengan dia di sana. Bulan lalu, ketika rezim Khadafy limbung, Balinskaya melahirkan seorang bayi laki-laki.
Para wartawan yang ingin mendengar kisah-kisah Kolonitskaya tentang Khadafy, berbaris di pintu apartemennya. Namun perawat itu menghindari publisitas. "Semua gosip tentang Kolonitskaya tidak benar," kata Balinskaya. "Dia benar-benar muak. Terlalu banyak perhatian padanya dan semua tanpa alasan."
Para perawat, kata Balinskaya, tidak punya hubungan pribadi dengan Khadafy. "Saya hanya bisa mengatakan hal-hal yang baik tentang dia," katanya, sambil berpikir tentang kehidupan yang nyaman dia di Libya dan bermimpi bagaimana hal itu terjadi lagi. "Saya sangat berharap, kami bisa kembali ke Libya," katanya, sambil membolak-balik album berisi foto-foto dirinya di Libya.
Hanya saja, sekarang Libya sudah berbeda. Libya tanpa Khadafy. Tanpa "Daddy".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar