VII Koto - Singgalang Wakil Bupati Padang Pariaman, H. Damsuar Datuak Bandaro Putiah Jumat (2/9) lalu menerima kedatangan sekitar 150 perantau asal Ampalu, Kenagarian Lareh Nan Panjang, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak. Perantau yang sebanyak itu tergabung dalam organisasi Ikatan Keluarga Ampalu dan Sekitarnya (IKAS) Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Momen lebaran tahun ini mereka manfaatkan untuk pulang basamo. Ikut mendampingi Wabup dalam penyambutan tersebut, sejumlah kepala SKPD, camat, walinagari serta tokoh masyarakat VII Koto Sungai Sariak itu sendiri.
Penyambutan perantau demikian cukup meriah, walau dalam guyuran hujan deras.
Para perantau yang baru saja pulang kampung disuguhi penampilan tari gelombang, dan suguhan siriah dalam carano yang diiringi oleh gendang tasa.
Pulang basamo perantau Ampalu ini merupakan kegiatan pertama kali dilakukan sepanjang sejarah adanya organisasi IKAS. Namun, diantara mereka yang pulang tersebut juga sudah sering pulang ke kampungnya dengan sendiri-sendiri, atau berkeluarga.
Menurut Walinagari Lareh Nan Panjang, Asrul Aswat Tuanku Mudo, sebenarnya pulang basamo ini pada 2005 silam sudah direncanakan, tetapi gagal terlaksana karena belum ada organisasi yang mengkoordinir. Untuk itu, dengan terlaksananya acara pulang basamo ini tentu diharapkan memberi semangat, dan motivasi baru bagi masyarakat di kampung. “Apalagi perantau yang pulang ini sudah meraih kesuksesan di kampung orang, tentu banyak berbagi pengalaman dengan masyarakat di kampung,” kata dia.
H. Syamsuir Syam Datuak Rky. Baso, Ketua IKAS Bandung mengemukakan bahwa pulang basamo ini merupakan salah satu wujud dari kegiatan IKAS dan sekaligus bentuk kecintaan, serta perhatian perantau pada kampung halaman. IKAS baru terbentuk pada 13 Mei 2011 yang lalu, dengan jumlah anggota lebih kurang 320 anggota.
Menurut pengurus DPW PKDP Provinsi Jawa Barat ini, acara pulang basamo mengingatkan bahwa perantau yang terkoordinir dengan baik merupakan potensi yang besar dalam pembangunan kampung halaman, khususnya pembangunan Padang Pariaman.
Untuk itu diharapkan kepada Pemkab untuk dapat mengelola dengan baik potensi perantau ini. “Banyak perantau kita yang sukses di rantau, tetapi kalau diperhatikan belum seberapa mem berikan sumbangsih, atau berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Padahal perantau itu sebenarnya sangat ingin sato sakaki untuk berpartisipasi dalam pembangunan di segala bidang, walaupun sudah ada yang berbuat di beberapa kampung,” ujarnya.
Selama ini yang menyebabkan belum tercurahnya partisipasi perantau untuk kampung halaman, adalah karena belum adanya wadah yang selalu menjembatani, serta memberikan informasi kepada perantau. Di akhir sambutannya, Syamsuir Syam menyampaikan beberapa bantuan dari IKAS, seperti stelan pakaian batik untuk pemain gandang tasa, bantuan untuk pembangunan masjid, dan sejumlah bantuan lainnya.
Wakil Bupati Damsuar menyampaikan, bahwa perantau merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan. Untuk menyikapi hal tersebut Pemkab Padang Pariaman telah membuat sebuah fungsi dalam SOTK, yaitu Subag Hubungan Rantau di Bagian Pemerintahan Nagari. Tentu dengan adanya tupoksi ini akan memperjelas program pemerintah dalam mengarahkan potensi perantau dalam pembangunan itu sendiri.
Damsuar juga menyampaikan beberapa informasi pembangunan kepada para perantau, seperti penyaluran bantuan rehab rekon gempa 30 September 2009 lalu kepada masyarakat yang sudah mencapai sekitar 80 persen, dan bagi yang belum mendapatkan bantuan, terus diupayakan oleh Pemkab, agar memperoleh bantuan dari pusat. Selanjutnya pembangunan infrastruktur yang rusak akibat gempa, seperti Puskesmas, RSUD dan Sekolah, yang sebagian besarnya sudah terbangun kembali dengan megahnya, dan bahkan lebih baik dan lebih bagus dari dahulu.
Pemerintah Padang Pariaman, kata Damsuar, pun sedang giat-giatnya melaksanakan beberapa pembangunan besar seperti jalan alternatif lebar 40 meter dari Duku, Palapa, IKK dan terus ke Sicincin. Pembangunan Kantor Bupati di Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung yang akan difungsikan di akhir tahun ini, pembangunan irigasi Anai II, yang memiliki kapasitas 6.000 hektare sawah yang akan dialirinya. Selanjutnya, penyelesaian pembangunan waterboom yang akan difungsikan pada akhir tahun ini.
Damsuar melihat partisipasi perantau untuk kampung halaman sebenarnya sudah ada, walaupun belum terdata dengan valid. Diperkirakan kiriman dana dari perantau ke kampung halaman di Padang Pariaman setiap bulan mencapai Rp4-6 milyar walaupun dana tersebut masih ditujukan untuk keluarga perantau dan pembangunan rumah ibadah. Tentu dengan besarnya partisipasi perantau ini, bila dikelola dengan lebih baik, dan akan dapat diarahkan untuk percepatan pelaksanaan pembanguan secara luas, seperti pembangunan infrastruktur, penanggulangan kemiskinan dan sektor pendidikan serta pengembangan ekonomi masyarakat. (dam) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar